Simbol Perlawanan Gaya Gen Z: Dari One Piece hingga Topeng Guy Fawkes
- Simbol perlawanan kini tampil lebih visual dan relevan bagi Gen Z dan milenial. Dari bendera One Piece hingga kutipan sastra, inilah cara baru anak muda menyuarakan protes dan solidaritas.

Debrinata Rizky
Author


JAKARTA, TRENESIA.ID - Aksi massa dan gerakan solidaritas publik di Indonesia kini mengalami transformasi. Tak lagi sekadar spanduk dan orasi, generasi muda menghadirkan simbol-simbol perlawanan yang lebih visual, unik, dan dekat dengan keseharian mereka. Salah satu yang paling mencolok? Bendera bajak laut ala One Piece.
Simbol-simbol ini bukan sekadar hiasan. Mereka membawa pesan perlawanan yang kuat, namun dikemas dengan bahasa yang lebih mudah dipahami dan relevan bagi Gen Z maupun milenial. Berikut deretan simbol perlawanan paling menonjol yang pernah muncul dalam berbagai aksi masyarakat di Indonesia:
1. Bendera One Piece (Jolly Roger)
Tak hanya penggemar anime, banyak peserta aksi turut mengibarkan bendera bajak laut Straw Hat dari serial One Piece. Jolly Roger ini dimaknai sebagai simbol perlawanan terhadap ketidakadilan dan otoritas yang korup, mencerminkan perjuangan kru Luffy melawan rezim World Government. Bendera ini kerap terlihat dalam aksi bela Palestina dan berbagai protes sosial.
2. Topeng Guy Fawkes
Ikonik sejak kemunculannya dalam film V for Vendetta, topeng putih dengan senyum licik ini menjadi simbol perlawanan global terhadap kekuasaan yang represif. Di Indonesia, topeng ini muncul dalam demonstrasi digital, aksi bela demokrasi, hingga kampanye anti-korupsi, melambangkan pembangkangan terhadap sensor dan dominasi informasi.
3. Kaos Hitam dan Hashtag (#)
Aksi-aksi besar seperti #ReformasiDikorupsi dan #GejayanMemanggil memperlihatkan kekuatan simbol visual lewat kaos hitam yang dikenakan peserta. Ditambah dengan penggunaan tagar di media sosial, simbol ini menjadi bentuk solidaritas yang menyebar secara viral dan memperkuat tekanan publik.
4. Meme dan Karakter Pop Culture
Dari Naruto, SpongeBob, Gundam, hingga karakter Ghibli, berbagai meme dan ilustrasi pop culture menghiasi poster-poster demonstrasi. Bahasa visual ini dinilai efektif karena jenaka, menyentil, dan langsung mengena bagi generasi muda yang tumbuh bersama budaya digital.
5. Kutipan Sastra di Poster Aksi
Kalimat-kalimat tajam dari tokoh sastra seperti Pramoedya Ananta Toer atau WS Rendra kerap muncul di poster. Kutipan seperti, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis…” menjadi simbol protes intelektual yang tetap membumi dan menyentuh.
6. Musik Tradisi dan Tarian di Tengah Aksi
Tak sedikit aksi damai yang diselingi pertunjukan budaya, mulai dari tari Saman hingga tabuhan alat musik tradisional. Ini menunjukkan bahwa akar perlawanan juga berasal dari budaya lokal yang kaya akan nilai kolektif dan solidaritas.
7. Payung dan Jaket sebagai Tameng Sipil
Terinspirasi dari Umbrella Movement di Hong Kong, para demonstran muda membawa payung sebagai perlindungan terhadap cuaca ekstrem atau gas air mata. Fungsional, namun juga menjadi simbol perlawanan sipil yang damai namun tegas.
Simbol-simbol ini bukan sekadar ekspresi gaya, melainkan bentuk komunikasi visual yang mencerminkan nilai, keresahan, dan semangat kolektif lintas generasi. Bagi generasi baru, perlawanan tak harus bising, yang penting tetap berani dan bermakna.

Ananda Astri Dianka
Editor
