Tren Ekbis

Selain Baju Adat? Ini Gaya Kenegaraan Jokowi yang Tak Lagi Diikuti Prabowo

  • Ada "tradisi" yang berbeda dalam peralihan kekuasaan dari Presiden ke-7 RI, Joko Widodo atau Jokowi, ke Presiden ke-8 RI, Prabowo Subianto, dibandingkan transisi dari Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ke Jokowi
prabowo.jpg
Prabowo (Sekretariat Kabinet)

JAKARTA, TRENESIA.ID – Transisi kepemimpinan dari Presiden Joko Widodo ke Prabowo Subianto bukan cuma soal kebijakan tapi juga soal simbol visual.

Ada "tradisi" yang berbeda dalam peralihan kekuasaan dari Presiden ke-7 RI, Joko Widodo atau Jokowi, ke Presiden ke-8 RI, Prabowo Subianto, dibandingkan transisi dari Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ke Jokowi

Tradisi kenegaraan yang dibawa Jokowi kini sudah tak terlihat lagi di era Prabowo. Simak beberapa tradisi visual yang Jokowi usung, namun hilang di pemerintahan Prabowo:

1. Baju Adat dalam Pidato Kedewanan

Di pemerintahan Jokowi Rutin mengenakan pakaian adat tiap menyampaikan Nota Keuangan dan Pidato Kenegaraan. Adapun hingga masa akhir jabatannya tahun 2024 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenakan baju adat Betawi saat menghadiri agenda besar sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI - DPD RI,

Sebagai catatan, tradisi mengenakan pakaian adat ini dimulai Jokowi sejak tahun 2017 lalu. Pada Sidang Tahunan MPR tahun 2017 lalu itu, Jokowi kali pertama mengenakan baju adat Bugis.

Di era Prabowo estetika budaya dan bergeser ke setelan jas formal plus peci menandai nuansa baru yang lebih serius dan universal.

Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) dari Fraksi PKB Jazilul Fawaid mengungkapkan alasannya."Ini kan acara kenegaraan, kita menggunakan busana yang selama ini memang lazim dipakai dalam busana kenegaraan. Ini kan kita bersama DPD, DPR RI ini wajar kita semua pakai jas sesuai dengan budaya nasional," kata Gus Jazil, sapaan akrabnya di Gedung DPR/MPR, Jumat 15 Agustus 2025.

2. Gaya Diplomatik: Menyapa Tamu, Menyebut Satu-Satu

Saat pelantikan, Prabowo menyapa tamu negara satu per satu dan mengundang mereka ke kediamannya sebuah gesture diplomatik yang tidak umum di era sebelumnya.

Ini mencerminkan arah baru lebih personal, lebih berorientasi relasi bilateral daripada simbol formalitas massal.

3. Upacara Transisi Presiden: Dari Jalan Darat ke Jalur Khusus

Pada transisi dari Jokowi ke Prabowo, tampak adanya penyambutan upacara kehormatan yang lebih tertutup tak seperti sebelumnya, saat masyarakat bisa menyaksikan pemimpin melintas di jalan protokol ibukota.

Keputusan melepas simbol visual budaya dan meredupkan tanggal proklamasi penuh acara rakyat menunjukkan bahwa pemerintahan baru ini memilih estetika efisiensi ketimbang performativitas budaya.