Satu Tahun Prabowo, Pupuk Indonesia Catat Distribusi Pupuk Naik 23 Persen
- Pupuk Indonesia menyambut baik kebijakan Perpres 6/2025 dan Permentan 15/2025 yang mempersingkat rantai distribusi pupuk. Penyaluran pupuk subsidi 2025 meningkat 23% dibanding dua tahun sebelumnya.

Ananda Astri Dianka
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID — Memasuki satu tahun masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, PT Pupuk Indonesia (Persero) terus memperkuat perannya dalam mendukung visi Asta Cita pemerintah menuju kedaulatan dan swasembada pangan. Berkat kebijakan strategis pemerintahan Prabowo–Gibran, berbagai terobosan penting dalam tata kelola pupuk berhasil diwujudkan, sehingga memperkuat aspek ketersediaan, keterjangkauan, dan efisiensi distribusi pupuk bagi petani di seluruh Indonesia.
“Atas dukungan penuh dari Bapak Presiden serta seluruh jajaran pemerintahan, tahun ini kita menyaksikan berbagai langkah strategis yang menjadi tonggak baru bagi sektor pupuk nasional. Dalam satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, tata kelola pupuk subsidi mengalami perubahan yang nyata,” ujar Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi.
Salah satu langkah penting pemerintah adalah reformasi tata kelola pupuk subsidi melalui penerapan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 6 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Pupuk Bersubsidi dan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 15 Tahun 2025. Melalui dua regulasi tersebut, pemerintah memangkas 145 aturan terkait pupuk subsidi, sehingga rantai distribusi menjadi lebih pendek, efisien, dan transparan.
Regulasi baru ini juga memperluas titik serah pupuk subsidi menjadi empat, yaitu pengecer, koperasi, gabungan kelompok tani (gapoktan), dan kelompok pembudidaya ikan (pokdakan). Kebijakan tersebut menunjukkan komitmen kuat pemerintahan Prabowo–Gibran untuk menempatkan efisiensi, akuntabilitas, dan kesejahteraan petani sebagai prioritas utama dalam kebijakan pangan nasional.
“Pupuk Indonesia mengapresiasi penuh dukungan dan kebijakan pemerintah yang telah menghadirkan tata kelola distribusi pupuk yang lebih akuntabel, efisien, dan berkeadilan bagi petani. Kami berkomitmen mengimplementasikan seluruh kebijakan tersebut secara konsisten dan bertanggung jawab untuk memastikan ketersediaan pupuk serta mendukung terwujudnya kedaulatan dan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan,” tutur Rahmad.
Dukungan kebijakan pemerintah dan langkah adaptif Pupuk Indonesia telah memberi dampak nyata pada percepatan distribusi pupuk subsidi. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, penyaluran pupuk subsidi dimulai tepat waktu pada 1 Januari 2025, memastikan petani memperoleh pupuk saat dibutuhkan. Hingga 19 Oktober 2025, Pupuk Indonesia telah menyalurkan 6.143.650 ton pupuk subsidi atau sekitar 64% dari total alokasi nasional sebesar 9,55 juta ton.
Capaian ini meningkat 10% dibanding periode sama tahun 2024 dan 23% dibanding tahun 2023, menunjukkan perbaikan signifikan dalam efektivitas penyaluran.
Kelancaran distribusi pupuk dan berbagai kebijakan pangan lainnya juga berkontribusi pada peningkatan produktivitas pertanian nasional. Hal ini sejalan dengan pernyataan Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, yang menyebut tahun 2025 sebagai tonggak sejarah baru bagi Indonesia. Produksi beras dan cadangan pangan nasional mencapai rekor tertinggi dalam sejarah, menandai keberhasilan Indonesia tidak hanya mencapai swasembada pangan, tetapi juga memulai ekspor beras ke berbagai negara.
Ke depan, Pupuk Indonesia akan terus memperkuat dukungan terhadap program pemerintah dalam mewujudkan visi swasembada pangan berkelanjutan, tidak hanya melalui penyaluran pupuk tepat sasaran, tetapi juga dengan memastikan ketersediaan stok hingga tingkat pengecer, terutama pada musim tanam.
“Pupuk Indonesia berkomitmen memperkuat kontribusi terhadap ketahanan pangan nasional melalui penyediaan pupuk berkualitas dan sistem distribusi yang efisien, sebagai wujud nyata dukungan kami terhadap kedaulatan pangan Indonesia,” tutup Rahmad.
Apakah kamu ingin saya bantu buatkan judul dan subjudul (head + subhead) untuk rilis ini agar siap tayang di media (misalnya untuk versi portal berita seperti TrenAsia)?

Ananda Astri Dianka
Editor
