Investasi Tembus Rp942 Triliun, Lapangan Kerja Bertambah Sejuta Lebih
- Realisasi investasi Indonesia di Semester I-2025 capai Rp942,9 triliun dan serap 1,2 juta tenaga kerja. Investasi luar Jawa unggul tipis dan Singapura tetap juara sebagai investor asing utama.

Debrinata Rizky
Author


JAKARTA – Pemerintah mengumumkan bahwa total investasi yang masuk ke Indonesia sepanjang semester I-2025 mencapai Rp942,9 triliun. Angka ini tumbuh 13,6% dibanding periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY) dan telah memenuhi 49,5% dari target tahunan sebesar Rp1.905,6 triliun.
Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala BKPM, Rosan P. Roeslani, menyebutkan investasi ini turut menyerap tenaga kerja sebanyak 1.259.868 orang. "Investasi bukan hanya soal modal masuk, tapi juga menciptakan lapangan kerja dan pemerataan ekonomi yang makin terasa di luar Pulau Jawa," kata Rosan dalam konferensi pers “Capaian Kinerja Investasi dan Hilirisasi Semester I-2025” di Jakarta, Selasa, 29 Juli 2025.
Jika ditelisik lebih dalam, distribusi investasi memang menunjukkan arah pemerataan yang menjanjikan. Investasi di luar Pulau Jawa sedikit lebih tinggi dibanding Jawa, dengan kontribusi sebesar Rp476 triliun atau 50,5%. Ini menandakan perubahan peta pertumbuhan ekonomi yang selama ini terkonsentrasi di kawasan barat Indonesia.
Tak hanya pemerataan wilayah, keseimbangan juga tercermin dari jenis penanam modal. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menyumbang Rp510,3 triliun atau sekitar 54% dari total investasi, sedangkan Penanaman Modal Asing (PMA) mengisi sisanya sebesar Rp432,6 triliun. Artinya, pelaku usaha dalam negeri tak kalah agresif dari investor luar.
Sektor-sektor yang menjadi favorit investor pun menunjukkan arah prioritas ekonomi nasional. Industri logam dasar dan transportasi menjadi sektor penyerap modal terbesar dengan nilai Rp134,4 triliun. Di belakangnya, sektor transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi menyumbang Rp110,7 triliun, disusul sektor pertambangan sebesar Rp102,2 triliun.
Sementara itu, geliat ekonomi di provinsi-provinsi tertentu tampak mencolok. Jawa Barat dan DKI Jakarta mencatat angka investasi yang hampir berimbang: masing-masing Rp141 triliun dan Rp140,8 triliun. Di luar Jawa, Sulawesi Tengah mengejutkan banyak pihak dengan kontribusi investasi sebesar Rp64,2 triliun, menandakan meningkatnya daya tarik kawasan timur Indonesia.
Di sisi lain, Singapura kembali menegaskan posisinya sebagai mitra investasi terbesar Indonesia. Negara kecil namun penuh modal ini menggelontorkan investasi senilai US$8,8 miliar. Diikuti oleh Hong Kong (US$4,6 miliar), Tiongkok (US$3,6 miliar), Malaysia (US$1,7 miliar), dan Jepang (US$1,6 miliar). Negara-negara ini memanfaatkan peluang yang terbuka lebar dari kebijakan hilirisasi Indonesia.
Pada kuartal kedua 2025 saja, investasi yang masuk mencapai Rp477,7 triliun, naik 11,5% secara tahunan. Lagi-lagi, porsi PMDN lebih besar dibanding PMA. PMDN berkontribusi sebesar Rp275,5 triliun atau 57,7%, sementara PMA tercatat sebesar Rp202,2 triliun 42,3%.
Dari sisi wilayah, distribusi investasi antara pulau Jawa dan luar Jawa cukup merata. Investasi di luar Jawa sedikit lebih tinggi dengan kontribusi Rp240,2 triliun 50,3%, dibandingkan wilayah Jawa sebesar Rp237,5 triliun 49,7%.

Debrinata Rizky
Editor
