Deposito Jadi Favorit Anak Muda, Ini Kelebihan dan Risikonya
- Deposito tetap diminati sebagai instrumen investasi aman dengan imbal hasil pasti. Simak kelebihan, risiko, dan karakteristik deposito bagi pemula.

Muhammad Imam Hatami
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Saat meningkatnya minat masyarakat terhadap investasi dan pengelolaan keuangan, deposito perbankan masih menjadi salah satu instrumen favorit, terutama bagi pemula dan nasabah yang mengutamakan keamanan dana.
Meski kerap dianggap konvensional, deposito tetap relevan sebagai pilihan simpanan dengan risiko rendah dan imbal hasil yang relatif stabil, khususnya di tengah volatilitas pasar keuangan global.
Deposito merupakan produk simpanan bank yang menawarkan bunga lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa. Instrumen ini cocok bagi individu maupun pelaku usaha yang memiliki dana menganggur dan ingin memperoleh pendapatan bunga dengan tingkat risiko minimal.
Berbeda dengan instrumen pasar modal seperti saham atau reksa dana, deposito tidak terpengaruh langsung oleh fluktuasi harga pasar. Nilai pokok simpanan tetap utuh hingga jatuh tempo, selama tidak dicairkan lebih awal.
Dilansir TrenAsia dari berbagai sumber, Selasa, 23 Desember 2025, berikut sederet kelebihan Deposito,
Terikat Tenor, Tidak Fleksibel seperti Tabungan
Salah satu karakter utama deposito adalah adanya jangka waktu atau tenor tertentu. Umumnya, bank menawarkan tenor mulai dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, hingga 12 bulan.
Dana yang ditempatkan dalam deposito tidak dapat ditarik sewaktu-waktu tanpa konsekuensi. Jika nasabah mencairkan sebelum jatuh tempo, bank biasanya mengenakan penalti atau tidak membayarkan bunga secara penuh. Karena itu, deposito sebaiknya menggunakan dana yang memang tidak dibutuhkan dalam waktu dekat.
Baca juga : Mengenal Hankyu Hanshin, Raksasa Properti Jepang Mitra Strategis APLN
Kepastian Imbal Hasil Jadi Daya Tarik
Menurut laman Blu by BCA Digital, keunggulan utama deposito terletak pada kepastian imbal hasil. Tingkat bunga sudah ditentukan sejak awal penempatan dana, sehingga nasabah dapat menghitung potensi keuntungan dengan lebih akurat.
Karakter ini membuat deposito kerap digunakan sebagai instrumen menjaga nilai uang, terutama untuk tujuan keuangan jangka pendek hingga menengah, seperti dana pendidikan, rencana liburan, atau cadangan bisnis.
Setoran Awal dan Jenis Deposito
Berbeda dengan tabungan, deposito umumnya mensyaratkan setoran minimum yang lebih besar. Besarannya bervariasi, tergantung kebijakan masing-masing bank, mulai dari jutaan hingga puluhan juta rupiah.
Dari sisi produk, terdapat beberapa jenis deposito yang umum ditawarkan, antara lain deposito berjangka dengan bunga tetap, deposito on call untuk dana besar dengan tenor sangat singkat, serta sertifikat deposito yang dapat dipindahtangankan dan kerap digunakan oleh pelaku usaha atau institusi.
Keamanan Dana Terjamin LPS
Dari sisi keamanan, deposito termasuk instrumen yang relatif aman karena simpanan nasabah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Namun, jaminan ini berlaku selama suku bunga deposito tidak melebihi tingkat penjaminan yang ditetapkan LPS dan nilai simpanan tidak melampaui batas yang ditentukan.
Faktor ini menjadikan deposito sebagai pilihan yang menarik bagi investor konservatif yang ingin meminimalkan risiko kehilangan modal.
Baca juga : APLN Lepas Deli Park Mall Medan, Strategi Efisiensi dan Dividen
Risiko Likuiditas dan Pajak Bunga
Meski aman, deposito tetap memiliki risiko, terutama dari sisi likuiditas. Dana yang terikat tenor tidak fleksibel untuk kebutuhan mendadak. Oleh karena itu, perencanaan sangat diperlukan agar deposito tidak mengganggu arus kas pribadi atau usaha.
Selain itu, bunga deposito dikenakan pajak, sehingga hasil bersih yang diterima nasabah lebih kecil dari bunga nominal yang ditawarkan. Perbandingan suku bunga antar bank dan perhitungan pajak menjadi hal penting sebelum memutuskan penempatan dana.
Cocok untuk Tujuan Stabil, Bukan Keuntungan Tinggi
Menurut CIMB Niaga, deposito lebih cocok bagi nasabah yang mengutamakan stabilitas dan keamanan dibandingkan potensi keuntungan tinggi. Instrumen ini tidak dirancang untuk mengejar imbal hasil agresif, melainkan sebagai penopang portofolio yang seimbang.
Dengan memilih tenor yang sesuai, memahami risiko likuiditas, serta memperhitungkan bunga dan pajak, deposito tetap menjadi pilihan rasional bagi pemula yang ingin mulai mengelola keuangan secara disiplin dan terukur.
Kesimpulannya, deposito bukan sekadar produk simpanan pasif, melainkan instrumen perencanaan keuangan yang efektif jika digunakan dengan strategi yang tepat. Di tengah ketidakpastian ekonomi, kepastian imbal hasil dan keamanan dana menjadikan deposito tetap relevan sebagai fondasi keuangan yang stabil.

Muhammad Imam Hatami
Editor
