Tren Ekbis

5 Survival Guide Hadapi Era Subsidi Berkurang: Dompet Aman, Hidup Tetap Jalan

  • Tidak bisa lagi mengandalkan subsidi, saatnya belajar survival ala generasi digital: efisien, kreatif, dan adaptif.
Ilustrasi tabungan hasil menabung.
Ilustrasi tabungan hasil menabung. (marketwatch)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Era baru ekonomi Indonesia sedang berlangsung. Setelah reshuffle kabinet dan pergantian Menteri Keuangan, masyarakat bertanya apakah ada wacana pengurangan subsidi mulai dari energi, pangan, hingga transportasi. Pemerintah beralasan subsidi yang terlalu besar membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Namun, dampaknya langsung terasa di dompet masyarakat, terutama generasi muda. Harga bensin, listrik, hingga kebutuhan pokok berpotensi naik. Biaya hidup di kota besar makin menekan, sementara pemasukan tak selalu bertambah.

Kondisi ini memaksa anak muda untuk cerdas berstrategi. Tidak bisa lagi mengandalkan subsidi, saatnya belajar survival ala generasi digital: efisien, kreatif, dan adaptif. Berikut 5 survival guide agar dompet tetap aman meski subsidi makin terbatas.

1. Hitung Ulang Anggaran Harian

Kalau dulu uang jajan Rp50.000 bisa cukup untuk transportasi dan makan siang, sekarang harus lebih selektif. Mulailah bikin catatan pengeluaran harian, pisahkan kebutuhan pokok misal transportasi, makan, tagihan dari gaya hidup seperti nongkrong, belanja online. Gunakan aplikasi keuangan agar lebih disiplin.

2. Transportasi Cerdas

Bensin naik? Jangan panik. Manfaatkan transportasi publik yang lebih murah dan terintegrasi. Kalau terpaksa naik kendaraan pribadi, coba sistem carpooling dengan teman kantor atau kampus. Selain hemat, jejak karbon juga berkurang.

3. Belajar Masak Simpel

Harga makan di luar makin mahal karena subsidi pangan berkurang. Solusi: belajar masak cepat dan praktis. Bekal dari rumah bisa hemat hingga 40% pengeluaran bulanan. Ditambah, kamu bisa lebih sehat karena mengontrol bahan yang dipakai.

4. Cari Side Hustle Digital

Subsidi berkurang bukan berarti peluang berkurang. Justru saat biaya hidup naik, side hustle jadi penyelamat. Manfaatkan skill digital: desain, copywriting, content creation, hingga jualan online. Uang tambahan bisa menutup kenaikan biaya hidup yang tidak terhindarkan.

5. Investasi & Darurat Fund

Kebijakan fiskal bisa berubah kapan saja, tapi kalau punya dana darurat minimal 3–6 bulan pengeluaran, hidup akan lebih tenang. Mulailah sisihkan 10% dari penghasilan untuk tabungan atau investasi rendah risiko. Generasi muda harus berpikir panjang, bukan sekadar bertahan dari bulan ke bulan.

Berakhirnya era subsidi besar-besaran menuntut masyarakat, khususnya anak muda, untuk adaptif. Pemerintah mungkin akan lebih fokus pada pembangunan infrastruktur dan belanja jangka panjang, sementara rakyat harus lebih kreatif menjaga keseimbangan finansial.

Bagi generasi yang melek digital, tantangan ini bisa jadi momentum untuk lebih mandiri. Dengan strategi tepat, subsidi berkurang bukan berarti hidup harus makin sulit—asal dompet dikelola dengan bijak.