Work From Home Berlanjut, Okupansi Ruang Perkantoran Tahun 2021 Bakal Menurun
JAKARTA – Tingkat keterisian atau okupansi ruang perkantoran di Jakarta pada 2021 akan mengalami tekanan. Penyebabnya yakni suplai yang berlebihan pada 2020 dan kebijakan work from home selama pandemi COVID-19. Lembaga riset dan konsultasi Properti Colliers International menyatakan sektor perkantoran akan lebih baik pada 2021 dari sisi penyerapan. Namun, tingkat hunian masih rendah karena belum […]

Laila Ramdhini
Author


Treasury Tower di Kawasan SCBD Jakarta Selatan / Rumahdijual.com
(Istimewa)JAKARTA – Tingkat keterisian atau okupansi ruang perkantoran di Jakarta pada 2021 akan mengalami tekanan. Penyebabnya yakni suplai yang berlebihan pada 2020 dan kebijakan work from home selama pandemi COVID-19.
Lembaga riset dan konsultasi Properti Colliers International menyatakan sektor perkantoran akan lebih baik pada 2021 dari sisi penyerapan. Namun, tingkat hunian masih rendah karena belum ada keseimbangan antara supply dan demand.
“Butuh waktu lama untuk mencapai titik ekulibrium. Tingkat serapan dan rerata tingkat hunian baru mulai membaik tahun 2023 atau 2024,” ujar Senior Associate Director Research Colliers Indonesia Ferry Salanto, Rabu, 6 Januari 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Di area pusat bisnis atau central business distric (CBD) Jakarta, pada kuartal I-2020 ada empat gedung baru yang beroperasi secara bersamaan. Gedung ini menambah pasokan baru 212.247 m2. Sehingga total pasok kumulatif menjadi 6,87 juta m2 dengan pertumbuhan 3,2% (yoy).
Di luar CBD, terdapat tiga gedung beroperasi dengan membawa tambahan 85.000 m2 pada kuartal IV-2020. Sehingga total pasok kumulatif mencapai 3,58 juta m2 atau tumbuh 2,4% (yoy).
Sementara, tingkat hunian di area CBD mengalami penurunan sejak kuartal III-2020. Hal yang sama juga terjadi di area non-CBD yang tingkat huniannya terus menurun.
Pada 2021, di Jakarta akan ada tambahan pasokan ruang perkantoran baru hingga mencapai 930.000 m2. Sebesar 60% dari suplai tersebut berada di area CBD.
Perkantoran Surabaya
Kekosongan ruang perkantoran juga bakal terjadi di kota lain yakni Surabaya. Komitmen untuk menempati gedung pada 2021 hingga 2022 masih akan rendah karena pembatasan aktivitas fisik.
Namun demikian, Colliers memprediksi tingkat penyerapan ruang perkantoran Surabaya lebih tinggi pada 2021. Hal ini karena banyaknya perkantoran yang dipasarkan dengan skema jual atau strata title.
Sementara, untuk perkantoran sewa, akan banyak permintaan ruang yang relatif kecil.
Pada semester II-2020, terdapat empat gedung perkantoran baru yang beroperasi di Surabaya yakni Praxis, Spazio Tower, Telkom Smart Office, dan Royal Office Tower.
Keempat gedung itu menambah 70.000 m2 dan membawa total pasokan kumulatif menjadi 496.000 m2 pada 2020. Pasokan ini tumbuh hampir 17% secara pasokan. Sementara itu, tingkat hunian pada paruh kedua 2020 itu turun 6,5% menjadi 61%.
“Co-working space mulai bergeliat berekspansi dan mengisi ruang perkantoran di Surabaya,” kata Ferry.
Berdasarkan riset Colliers, di Surabaya akan ada empat gedung perkantoran baru yang selesai pada 2021. Gedung baru ini akan menambah pasokan seluas 160.000 m2.
