Mengalir Kian Deras, Modal Asing Masuk RI Rp7,01 Triliun
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat total aliran modal asing atau net inflow yang masuk ke Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp7,01 triliun hingga minggu pertama Juni 2020. Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, aliran modal asing ini tercatat paling tinggi dari beberapa minggu terakhir. “Pada minggu kedua Mei sebesar Rp2,97 triliun. Minggu ketiga Mei sebesar […]

Aprilia Ciptaning
Author


Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore, 24 Juli 2020, ditutup melemah seiring kekhawatiran ancaman resesi ekonomi Indonesia. / Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
(Istimewa)JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat total aliran modal asing atau net inflow yang masuk ke Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp7,01 triliun hingga minggu pertama Juni 2020.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, aliran modal asing ini tercatat paling tinggi dari beberapa minggu terakhir.
“Pada minggu kedua Mei sebesar Rp2,97 triliun. Minggu ketiga Mei sebesar Rp6,15 triliun, dan minggu keempat Mei sebesar Rp2,54 triliun,” ungkapnya di Jakarta, Jumat, 5 Juni 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Menurutnya, hal ini dikarenakan oleh membaiknya kepercayaan investor asing terhadap kondisi perekonomian Indonesia.
Selain itu, Perry juga menyampaikan angka inflasi yang rendah pada pekan pertama Juni 2020. Berdasarkan hasil survei pemantauan harga yang dilakukan oleh BI, inflasi tercatat pada angka 0,4%, dan 1,81% year-on-year (yoy).
Inflasi yang rendah tersebut, ungkapnya, disebabkan oleh berbagai faktor, seperti permintaan masyarakat yang turun akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), serta aktivitas ekonomi dan pendapatan masyarakat yang turun akibat pandemi COVID-19.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Mei 2020 yang bertepatan dengan Ramadan tahun ini sebesar 0,07%, angka yang tercatat sangat rendah jika dibandingkan Ramadan tahun sebelumnya.
Begitu pula dengan inflasi pada Idulfitri tahun ini sebesar 0,07%, lebih rendah dibandingkan tahun lalu sebesar 0,05%.
Selanjutnya, faktor lain juga disebabkan oleh ketersediaan pasokan dan distribusi barang, serta koordinasi yang erat antara Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) dan level daerah (TPID).
Ke depannya, Perry mengungkapkan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam menjalankan kebijakan fiskal, moneter, maupun sektor keuangan dalam rangka menciptakan stabilitas dan optimisme pasar. (SKO)
