Duh, Produk LED Impor Masih Dominasi Pasar Indonesia Hingga 70%
Produk lampu jenis Light-Emitting Diode (LED) impor masih mendominasi di Indonesia, porsinya mencapai 70%.

Aprilia Ciptaning
Author


Nampak pengunjung tengah menikmati minuman dan makanan atau sekedar berswafoto dengan latar suasana hutan jati di Citra Gelato Panongan Kabupaten Tangerang, Minggu 20 Juni 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
(Istimewa)JAKARTA – Produk lampu jenis Light-Emitting Diode (LED) impor masih mendominasi di Indonesia, porsinya mencapai 70%.
Sementara itu, pemanfaatan lampu LED pada rumah tangga saat ini baru sebesar 52%. Sisanya ditempati oleh lampu Compact Fluorescent Lamp (CFL) sebesar 41%, dan lampu pijar 7%.
Kepala Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (P3TKEBTKE) Badan Litbang Kementerian ESDM Haryanto mendorong, penggunaan lampu ini perlu ditingkatkan lagi.
“Peningkatan penggunaan lampu LED produksi lokal tidak hanya menghemat energi dan menurunkan emisi, tetapi juga turut mendukung industri dalam negeri agar bertahan menghadapi dampak pandemi,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Selasa, 22 Juni 2021.
- Banjir Insentif Pajak Berlanjut, Simak yang Diperpanjang Hingga Akhir Tahun Ini
- Terpukul Pandemi, KAI Telan Kerugian Rp303,4 Miliar di Kuartal I/2021
- Kredit Pintar Sediakan Akses Internet untuk Panti Asuhan Muslim Nusantara
Haryanto melaporkan, penjualan lampu LED per tahun berada di angka 22 juta pada 2012. Kemudian pada 2019, meningkat menjadi 60 juta unit. Adapun pada 2030, permintaan lampu LED diproyeksikan naik ke level 165 juta unit.
Menurutnya, industri lampu LED lokal memiliki kemampuan daya saing tinggi, tak kalah dengan produk impor.
Berdasarkan survei, produk LED lokal telah memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI), dengan rata-rata faktor daya di atas 90% dan efikasi tinggi.
Efikasi sendiri merupakan nilai besaran efisiensi pengalihan energi listrik ke cahaya, untuk membandingkan keluaran cahaya dengan konsumsi energi. Efikasi ini diukur dalam lumen per watt (lm/W).
Nah, lampu LED dinilai menggunakan energi yang lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah cahaya yang sama dengan lampu konvensional. Artinya, ini lebih efisien karena penggunaan lampu LED dapat menghemat energi minimal 14% jika dibandingkan penggunaan CFL.
Kementerian ESDM pun mengaku akan terus mendorong industri lampu dalam negeri untuk mengurangi dominasi impor lampu LED.
“Saat ini, beberapa industri lampu LED dalam negeri sudah bisa memproduksi lampu LED berkualitas tinggi dan berkapasitas besar, bahkan ada yang telah diekspor ke berbagai negara,” ujar Haryanto. (RCS)
