Industri

Bos MIND ID Ungkap 5 Megaproyek Andalan BUMN Tambang

  • Direktur Utama MIND ID Orias Petruk Moedak mengungkapkan setidaknya ada lima fokus utama yang menjadi perhatian MIND ID mulai tahun ini.

<p>Kantor Siguragura Inalum. / Perseroan</p>

Kantor Siguragura Inalum. / Perseroan

(Istimewa)

JAKARTA – Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) industri pertambangan (MIND ID) tengah menggarap sejumlah proyek besar.

Direktur Utama MIND ID Orias Petruk Moedak mengungkapkan setidaknya ada lima fokus utama yang menjadi perhatian MIND ID. Proyek tersebut antara lain.

1. Indonesia Battery Corporation (IBC)

Terbaru,  PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) yang merupakan holding BUMN baterai, telah meneken kontrak dengan konsorsium baterai LG dari Korea Selatan untuk membangun industri baterai listrik terintegrasi di Indonesia.

IBC terdiri atas Inalum, PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Keempat BUMN ini memiliki mandat khusus untuk mengelola ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik (electric vehicle/EV battery) yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.

Kerja sama proyek investasi raksasa dan strategis di bidang industri sel baterai kendaraan listrik ini akan terintegrasi dengan pertambangan, peleburan (smelter), pemurnian (refining) serta industri precursor dan katoda. Adapun nilai rencana investasinya mencapai US$9,8 miliar setara Rp142 triliun.

2. Gasifikasi Batu Bara

Dalam proyek ini, dua perusahaan pelat merah yang terlibat yakni PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Pertamina (Persero) menggandeng perusahaan Amerika Serikat Air Product.

Mereka berencana akan menggarap produk batu bara berkadar rendah atau dimethyl ether (DME) sebesar 1,4 juta ton yang ditargetkan beroperasi pada 2024.

Orias mengatakan saat ini tengah dilakukan Desain Teknis Rinci Akhir (Front End Engineering Design/ FEED) berganda (multiple FEED) secara paralel. Selain itu, urusan perizinan dan penataan lahan pabrik juga sedang dikaji.

Namun, ia tidak membeberkan rencana detail dan investasi proyek ini. Menurutnya, gasifikasi batu bara tetap menjadi proyek strategis perusahaan, tetapi investasinya tidak di tahun ini.

3. Smelter Tembaga

Proyek ini berlokasi di Gresik, Jawa Timur, bekerja sama dengan  PT Freeport Indonesia. Orias menjelaskan, untuk membangun smelter tersebut, Inalum sebagai holding BUMN tambang sudah mendapatkan utang dari sejumlah bank senilai US$2,8 miliar setara Rp41,7 triliun.

Namun, dengan adanya COVID-19, proyek yang dijadwalkan beroperasi pada 2023 ini harus mundur pada 2024. dilakukan penjadwalan kembali.

“Kami meminta kelonggaran untuk menunda proyek smelter ini, karena nantinya akan berdampak pada ekspor tembaga dan juga penerimaan negara,” ujarnya beberapa waktu lalu.

4. Pemurnian Nikel

Proyek pemurnian nikel ini digarap oleh PT Aneka Tambang Tbk atau Antam. Saat ini, proyek tersebut sudah berhasil menggandeng perusahaan asal Singapura, Alchemist Metal Industry Pte, Ltd dan PT Gunbuster Nickel Industry. Nantinya, pemurnian nikel akan dilaksanakan di Konawe Utara dan Morowali Utara, Sulawesi Tenggara.

5. Smelter Grade Alumina

Smelter ini diklaim mampu menghasilkan kapasitas produksi hingga satu juta ton alumina. Adapun target operasionalnya direncanakan selesai dua tahun mendatang. Orias mengaku, anggaran yang disiapkan untuk proyek ini mencapai US$700-800 juta atau senilai Rp11,5 triliun (asumsi kurs Rp14.400 per dolar Amerika Serikat).

Saat ini, tahapan pembangunan telah masuk dalam proses konstruksi engineering, procurement, and construction (EPC). (LRD)