Industri

Analis: MDKA dan SIDO Jadi Pendatang Baru Paling Prospektif di IDX SMC Liquid

  • JAKARTA – Agustus 2020 lalu, 7 saham yang berada dalam indeks IDX SMC Liquid tersingkir dari gelanggang persaingan saham-saham lapis kedua. Ketujuh saham ini kemudian digantikan oleh sembilan saham lain yang cukup prospektif untuk disebut sebagai emiten-emiten dengan fundamental baik. Ketujuh saham yang keluar itu antara lain, PT Bank Permata Tbk (BNLI), PT Indika Energy […]

<p>Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 31 Agustus 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 31 Agustus 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

(Istimewa)

JAKARTA – Agustus 2020 lalu, 7 saham yang berada dalam indeks IDX SMC Liquid tersingkir dari gelanggang persaingan saham-saham lapis kedua. Ketujuh saham ini kemudian digantikan oleh sembilan saham lain yang cukup prospektif untuk disebut sebagai emiten-emiten dengan fundamental baik.

Ketujuh saham yang keluar itu antara lain, PT Bank Permata Tbk (BNLI), PT Indika Energy Tbk (INDY), dan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). Kemudian PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), dan PT Sarana Merana Nusantara Tbk (TWOR). Terakhir PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD).

Mereka yang keluar digantikan oleh PT Alam Sutera Raelty Tbk (ASRI), PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), PT Elnusa Tbk (ELSA), dan PT Indocement Tungal Prakarsa Tbk (INTP). Kemudian PT Kino Indonesia Tbk (KINO), PT Malindo Feedmil Tbk (MAIN), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Serta PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dan PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE).

Sekarang, meskipun banyak saham-saham dari indeks IDX SMC Liquid yang cukup terguncang dengan adanya pandemi Covid-19. Tapi ternyata ada beberapa saham pula yang rupanya meningkat cukup tajam.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Ivestindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai, votalitas saham IDX SMX Liquid ini amat wajar mengingat kondisi saat ini memang masih penuh ketidakpastian. Namun dia menyebut, dari total 54 saham yang berada di jajaran SMX Liquid, masih ada beberapa emiten yang punya performa cukup gemilang.

MDKA

Saham emiten pertambangan MDKA menjadi yang paling direkomendasikan Nico sejauh ini. Dia melihat bahwa perusahaan tambang ini memiliki fundamental yang cukup kuat dan votalitas yang masih cukup terukur.

“Ini yang menjadi perhatian pasar. Sekalipun dia taruh dana di MDKA dan nilai sahamnya turun, dia tidak takut karena secara fundamental bagus,” kata Nico kepada Trenasia.com, Selasa 6 Oktober 2020.

Dalam sebulan terakhir atau sejak 7 September 2020 hingga saat ini, pergerakan saham MDKA memang tidak bisa dikatakan cukup seksi. Namun, terlihat votalitas saham tambang milik Sandiaga Uno masih terjaga di angka Rp1,700 per lembar.

Berdasarkan laporan keuangan perusaahan pada semester I-2020, MDKA berhasil membukukan laba bersih Rp408,61 miliar. Angka ini melonjak jauh dari perolehan laba di periode yang sama tahun sebelumnya, Rp53,39 miliar.

Dari sisi ekuitas, perseroan masih memiliki kas yang cukup besar yaitu Rp19,31 triliun. Sedangkan liablitasnya hanya berada pada level Rp8,06 triliun.

SIDO

Selain MDKA, Nico juga rupanya merekomendasikan saham SIDO. Emiten ini dinilai tengah mendapat berkah di tengah situasi pandemi Covid-19. Maklum, memang selama pandemi ini banyak saham-saham farmasi yang mendulang cuan.

“Dia sedang diuntungkan dengan situasi ‘kan ya. Memang tidak begitu naik, tapi votalitasnya terukur dan fundamentalnya juga kuat,” kata Nico.

Dinukil dari Bloomberg, pergerakan saham SIDO dalam sebulan terakhir memang tidak seperti saham-saham farmasi lainnya yang melesat lebih dari 50%. Tetapi, pergerakan saham produsen jamu Sido Muncul ini tampak stabil di kisaran Rp700 – Rp800 per lembar.

Dalam laporan keuangan perseroan per 30 Juni 2020, SIDO juga tercatat membukukan pertumbuhan laba menjadi Rp413,79 miliar. Angka ini naik 9,58% dibandingkan perolehan laba bersih semester I-2019 yang hanya Rp374,16 miliar.

Dari sisi likuiditas, SIDO juga tercatat masih memiliki ekuitas yang cukup kuat yakni Rp3,07 triliun. Sementara liabilitas perseroan hanya berada di angka Rp366,52 miliar.

Terlepas itu, Nico mengingatkan bahwa saat ini banyak pula saham-saham di lapis pertama yang juga harganya sudah terdiskon. Saham-saham dari sektor perbankan, farmasi, infrastruktur, dan consumer goods bisa menjadi pilihan.

“Dan kalau kita mau main jangka pendek kita bisa punya bisa liat dengan votalitas yang menarik dan fundamental yang baik,” pungkas dia.