KKP Dorong Industri Rantai Dingin Topang Hilirisasi dan Ketahanan Pangan
- Beberapa komoditas yang didorong untuk hilirisasi adalah komoditas budidaya. Di antaranya ikan tilapia, rumput laut, lobster, rajungan, kepiting hingga tuna

Debrinata Rizky
Author


JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan, terus mendorong pengembangan industri rantai dingin atau Cold Chain di Indonesia, salah satunya melalui hilirisasi di sektor perikanan.
Direktur Pemasaran Ditjen PDSPKP Kementerian Kelautan dan Perikanan Erwin Dwiyana mengatakan, dengan mendorong hilirisasi di sektor perikanan harapannya mampu membentuk lapangan pekerjaan dan mengubahnya menjadi nilai tambah dari sebuah industri di Indonesia.
"Saat ini kami mendorong komunitas perikanan agar bisa memiliki nilai tambah tidak hanya di sisi hulu tapi juga sampai ke hilir. Bahkan nilai tambah bukan hanya dari sisi produk tapi untuk ekonomi masyarakat sekitar," ujarnya di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta Pusat pada Rabu, 7 Mei 2025.
- Menelisik Kinerja Keuangan PAM JAYA di Ambang IPO
- BRBT dan ANTM Paling Cuan, LQ45 Ditutup Naik ke 777,05 Poin
- Terkerek 28,03 Poin, IHGS Ditutup di 6.926,23
Erwin menjelaskan, beberapa komoditas yang didorong untuk hilirisasi adalah komoditas budidaya. Di antaranya ikan tilapia, rumput laut, lobster, rajungan, kepiting hingga tuna. Alasannya karena komoditas budidaya itu dapat terus dikembangkan tanpa mengorbankan alam atau habitat alami di laut. Caranya dengan menambah lahan maupun modal para pengusaha itu sendiri.
Erwin menyebut, semakin berkembangnya komoditas budidaya ikan harapannya juga bisa memenuhi pasar ekspor hingga konsumsi di dalam negeri salah satunya dalam memperkuat program Presiden Prabowo, yakni di bidang makan bergizi gratis hingga swasembada pangan.
Sekadar informasi, hilirisasi perikanan adalah proses peningkatan nilai tambah hasil perikanan melalui pengolahan, pengemasan, distribusi, hingga pemasaran, sehingga produk perikanan tidak hanya dijual dalam bentuk mentah, tetapi sudah dalam bentuk olahan atau siap konsumsi.
Tujuan hilirisasi perikanan meliputi meningkatkan nilai ekonomi produk perikanan. Menciptakan lapangan kerja baru di sektor pengolahan dan distribusi. Meningkatkan daya saing ekspor produk perikanan Indonesia di pasar global. Mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah atau produk primer.
Tantangan Industri Cold Chain
Kepala Bidang Logistik Cold Chain Perkumpulan Pelaku Logistik Indonesia, Tejo Mulyono, mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan menghadapi tantangan besar dalam pengembangan industri rantai dingin. Selain itu, upaya untuk mengintegrasikan ekosistem logistik pendingin agar mampu mendistribusikan produk ke seluruh wilayah Indonesia dengan keadaan layak terus didorong.
"Para pelaku bisnis yang ukuran kecil seperti warung, UMKM, industri kecil dan menengah untuk kuliner, kemudian waralaba, jaringan restoran, itu semua bisa mengirimkan produk-produknya ke seluruh Indonesia. Dan itu kami akan coba bekerja sama dengan semua stakeholder," ujarnya di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta Pusat pada Rabu, 7 Mei 2025.
Tejo mengatakan dari sisi regulasi industri rantai dingin memerlukan penyederhanaan regulasi yang tujuannya untuk mempercepat dan mengakselerasi perkembangan industri pangan di Indonesia.
Tantangan selanjutnya yang dihadapi industri cold chain adalah dari sisi infrastruktur, alat penunjang seperti gudang-gudang pendingin turut menjadi masalah selama ini. Disusul dengan sumber daya listrik hingga sumber daya manusia (SDM).
"Karena cold chain itu adalah artinya kita harus bisa menjaga keutuhan, kesegaran pangan dari hulu sampai hilir, sampai end user, sampai di depan kita makan," lanjutnya.

Amirudin Zuhri
Editor
