Setelah Keluar dari FCA, Kenapa COIN Terbang dan CDIA Melempem?
- Nasib dua saham IPO fenomenal kini beda 180 derajat. COIN lanjut pesta, CDIA malah boncos. Apa sebenarnya yang terjadi di antara keduanya?

Alvin Bagaskara
Author

JAKARTA, TRENASIA.ID – Dua saham IPO fenomenal yang melantai bersamaan pada 9 Juli, COIN dan CDIA, kini menunjukkan nasib yang sangat berbeda. Keduanya sama-sama sempat 'disekolahkan' di Papan Pemantauan Khusus (FCA), namun reaksi harga setelah bebas ternyata 180 derajat.
Pada perdagangan hari ini, Rabu, 6 Agustus 2025, saham PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) kembali 'mengamuk' dan ditutup Auto Reject Atas (ARA). Sebaliknya, saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) justru harus rela parkir di bawah zona merah tipis.
Lantas, kenapa nasib keduanya begitu berbeda, dan bagaimana prospeknya menurut analis? Mari kita bedah tuntas perbandingan dua saham yang IPO bersamaan kemarin dalam lima poin penting berikut.
1. Bebas dari FCA Kembali ARA
Saham COIN seolah tak terbendung. Sejak keluar dari Papan Pemantauan Khusus pada 4 Agustus, harganya terus melesat. Pada perdagangan hari ini, sahamnya bahkan kembali terkunci di batas atas atau Auto Reject Atas (ARA) di level harga Rp1.510.
Pencapaian ini membuat total keuntungan saham COIN sejak IPO kini mencapai 1.410%. Dari harga penawaran perdana hanya Rp100, saham ini telah memberikan imbal hasil fantastis yang luar biasa bagi para investor awalnya.
2. CDIA Justru Terkena Tekanan Jual
Nasib berbeda dialami oleh CDIA. Sehari setelah bebas dari FCA pada 5 Agustus, saham ini sempat menanjak ke level Rp2.000-an, namun berbalik melemah meski masih untung ratusan persen dari harga IPO Rp190. Kini, harganya mencoba stabil di level Rp1.790-an namun aktivitas perdagangannya masih diwarnai volatilitas sangat tinggi.
Hingga siang ini, sahamnya telah ditransaksikan sebanyak 2,29 juta lot dengan nilai fantastis mencapai Rp416,6 miliar. Tingginya volume ini menunjukkan bahwa minat pasar terhadap saham ini masih sangat besar, baik dari sisi pembeli maupun penjual.
3. Di Balik Pelemahan CDIA
Tekanan jual yang terjadi saat ini merupakan kelanjutan dari kemarin. Data broker summary pada Selasa, 5 Agustus 2025, menunjukkan adanya pertarungan sengit antara kubu pembeli yang didominasi ritel dan penjual institusional.
Di sisi penjual, Semesta Indovest Sekuritas (MG) menjadi yang terbesar dengan melepas 713,3 ribu lot senilai Rp138,3 miliar. Aksi jual masif dari satu broker ini menjadi sumber tekanan utama bagi harga saham emiten afiliasi konglomerat Prajogo Pangestu ini.
Namun, tekanan jual tersebut dilawan oleh aksi borong dari Stockbit Sekuritas Digital (XL). Broker yang identik dengan investor ritel ini menjadi pembeli teratas, mengakumulasi 450 ribu lot senilai Rp86,7 miliar.
4. Bagaimana Teknikal Saham CDIA?
Meskipun harganya sedang terkoreksi, analis Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan, menilai prospek teknikal saham CDIA sebenarnya masih positif. Ia melihat potensi penguatan harga masih bisa berlanjut jika didukung oleh momentum teknikal.
Ekky mengungkapkan bahwa ia bahkan melihat target harga CDIA bisa mencapai Rp2.000 hingga Rp2.350. Namun, ia juga memberikan peringatan penting mengenai level-level krusial yang wajib dipantau oleh para trader dan investor.
5. Level Kunci yang Wajib Diperhatikan
Bagi para pemegang saham CDIA, Ekky menyarankan untuk memperhatikan level support kuat. Menurutnya, area Rp1.600-Rp1.650 adalah benteng pertahanan terakhir yang harus dijaga oleh saham ini agar tidak melanjutkan penurunannya.
Jika harga saham CDIA tidak mampu bertahan di atas level support tersebut, ada potensi terjadinya koreksi yang lebih dalam. Target penurunan berikutnya, menurut Ekky, bisa menuju ke sekitar level harga Rp1.300.

Alvin Bagaskara
Editor