Tren Ekbis

Ribuan Warga Masuk Daftar Tunggu Flat Koperasi di Jakarta

  • Konsep hunian flat berbasis koperasi ala Menteng mulai jadi magnet baru bagi warga ibu kota. Foto bangunan yang sederhana tanpa garasi, namun dikelilingi ruang hijau, ramai beredar di media sosial dan memicu rasa penasaran warganet.
686ceaa4e6ee5.png
Rumah flat Menteng (Dok. Rujak Center for Urban Studies)

JAKARTA, TRENASIA.ID - Konsep hunian flat berbasis koperasi ala Menteng mulai jadi magnet baru bagi warga ibu kota. Foto bangunan yang sederhana tanpa garasi, namun dikelilingi ruang hijau, ramai beredar di media sosial dan memicu rasa penasaran warganet.

Konsep yang dianggap tak biasa di Jakarta tinggal di pusat kota tanpa mobil, mengandalkan transportasi publik, dan biaya hidup yang lebih hemat membuat hunian Flat Menteng viral sebagai simbol gaya hidup urban baru yang sehat sekaligus ramah kantong.

Penggagas konsep hunian koperasi, Marco Kusumawijaya kian mendapat sambutan hangat dari warga Jakarta. Antusiasme ini terlihat dari jumlah pendaftar yang mencapai 1.727 orang hanya dalam beberapa waktu sejak penawaran dibuka. Bahkan, Marco menyebut bahwa proses pendaftaran sementara ini terpaksa ditutup karena banyaknya calon anggota yang masuk. 

“Kami melakukan seleksi berlapis, karena tidak semua pendaftar bisa otomatis diterima. Tapi antusiasme ini menunjukkan kebutuhan nyata akan hunian alternatif di Jakarta,” ungkapnya saat ditemui di sela diskusi tentang properti bersama Pinhome di Jakarta, Kamis, 21 Agustus 2025.

Tak hanya dari calon penghuni, dukungan juga datang dari para pemilik lahan. Saat ini sudah ada sebanyak tiga pemilik tanah di pusat kota yang menyatakan minat. Dua di antaranya sudah meluncurkan konsep pengembangan flat koperasi dan ditutup karena penuh, sementara satu lagi siap diluncurkan pada awal September mendatang.

Marco menambahkan, ada pula sejumlah bank yang mulai menawarkan tanah agunan macet mereka untuk dikembangkan dalam model koperasi perumahan ini. Hal itu menandakan bahwa konsep ini tidak hanya diminati individu, tapi juga institusi.

Fenomena Baru di Tengah Krisis Hunian

Lonjakan peminat flat koperasi tak lepas dari realitas harga rumah tapak di Jakarta yang semakin melambung. Model koperasi dianggap lebih inklusif karena memungkinkan warga untuk memiliki hunian di lokasi strategis dengan biaya lebih terjangkau.

Selain itu, konsep tanpa lahan parkir yang diusung justru menjadi nilai tambah bagi sebagian calon penghuni, terutama generasi muda urban yang mulai meninggalkan ketergantungan pada kendaraan pribadi.

Dengan dukungan dari calon penghuni, pemilik lahan, hingga lembaga keuangan, hunian flat koperasi berpotensi berkembang lebih luas di Jakarta. Jika tren ini berlanjut, model koperasi perumahan bisa menjadi salah satu jawaban atas krisis keterjangkauan hunian di ibu kota.

Dalam kesempatan yang sama, CEO dan Founder Pinhome, Dayu Dara Permata, mengatakan lonjakan permintaan sewa di lokasi-lokasi premium ini adalah cerminan dari banyaknya profesional dan keluarga yang menginginkan kualitas hidup yang ditawarkan, namun terhalang oleh harga beli.

Tingginya minat sewa ini adalah sinyal pasar yang sangat jelas. Ini menunjukkan bahwa jika ada solusi hunian jangka panjang yang terjangkau seperti model koperasi dengan skema sewa selama 60 tahun maka permintaan yang terpendam ini dapat diubah menjadi sebuah komunitas hunian yang nyata dan berkembang.