IHSG Tertekan, Cek Peluang Saham JPFA, CPIN, ULTJ, BSDE, TAPG
- IHSG diprediksi rawan koreksi lanjutan dengan support 7.980. Namun, saham JPFA, CPIN, ULTJ, BSDE, dan TAPG dinilai berpotensi outperform di tengah gejolak pasar.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Pesta pora di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tampaknya harus berakhir untuk sementara. Setelah sempat reli kencang, pada perdagangan kemarin, Kamis, 25 September 2025, IHSG ditutup anjlok -1,06% ke level 8.040,67. Aksi ambil untung (profit taking) dan berlanjutnya pelemahan Rupiah menjadi 'biang kerok' utama.
Di tengah koreksi ini, Phintraco Sekuritas memberikan peringatan bahwa IHSG berpotensi melanjutkan pelemahannya hari ini, Jumat, 26 September 2025. Sinyal-sinyal teknikal menunjukkan adanya tekanan jual yang masih cukup dominan di pasar.
Namun, di balik 'awan kelabu' ini, para analis justru melihat adanya 'pelangi' atau peluang di sejumlah saham pilihan. Lantas, seberapa dalam potensi koreksi IHSG dan saham apa saja yang dinilai masih menarik? Mari kita bedah tuntas.
1. Badai Profit Taking dan Sentimen Negatif
Koreksi tajam yang terjadi kemarin tidak hanya dipicu oleh satu faktor. Phintraco Sekuritas menyoroti adanya kombinasi sentimen negatif yang menghantam pasar. Aksi profit taking menjadi yang utama, setelah IHSG reli dalam beberapa waktu terakhir.
Selain itu, berlanjutnya pelemahan nilai tukar Rupiah juga ikut menjadi pemberat. Sentimen ini diperparah oleh ketidakpastian mengenai arah penurunan suku bunga The Fed selanjutnya, yang membuat investor global cenderung lebih berhati-hati.
“Aksi profit taking dan berlanjutnya pelemahan rupiah menjadi sentimen negatif. Ketidakpastian penurunan suku bunga The Fed selanjutnya semakin menambah faktor negatif,” tulis riset Phintraco Sekuritas, Jumat, 26 September 2025.
2. Pelangi dari Proyeksi Ekonomi Indonesia
Namun, di tengah sentimen negatif jangka pendek ini, ada 'pelangi' atau kabar baik dari sisi fundamental jangka panjang. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) secara resmi menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2025 dan 2026.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kini dinaikkan menjadi 4,9% untuk tahun 2025 dan 5,2% untuk tahun 2026. Angka ini lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya, menunjukkan adanya kepercayaan dari lembaga internasional terhadap ketahanan ekonomi domestik.
Meskipun begitu, OECD juga memperkirakan inflasi akan sedikit meningkat pada 2026, yang terutama disebabkan oleh efek depresiasi Rupiah.
3. Sinyal Teknikal: Waspadai Level Support 7.980
Dari sisi teknikal, Phintraco Sekuritas melihat adanya sinyal-sinyal pelemahan. Indikator Stochastic RSI telah membentuk death cross di area overbought, sementara histogram MACD juga mulai melemah. Ini adalah sinyal bahwa tekanan jual masih dominan.
Lebih dari itu, IHSG juga telah menembus ke bawah level MA5, yang menjadi konfirmasi dari potensi koreksi lanjutan. Investor perlu sangat waspada terhadap pergerakan indeks dalam beberapa hari ke depan.
"Dengan demikian, IHSG hari ini diprediksi melanjutkan koreksi menguji level support di 7.980-8.000," tambah riset tersebut. Level inilah yang akan menjadi benteng pertahanan krusial bagi IHSG.
4. Contekan Saham Pilihan di Tengah Koreksi
Meskipun pasar sedang terkoreksi, Phintraco Sekuritas melihat adanya peluang di sejumlah saham yang dinilai memiliki fundamental kuat dan prospek yang menarik. Ini adalah saat yang tepat bagi para investor untuk menjadi lebih selektif.
Duo emiten poultry, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), menjadi pilihan utama. Selain itu, ada juga saham dari sektor konsumer yang defensif, yaitu PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Tbk (ULTJ).
Melengkapi daftar ini, ada saham properti PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan emiten sawit PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG). Kelima saham ini dinilai memiliki potensi untuk berkinerja lebih baik (outperform) di tengah kondisi pasar yang sedang bergejolak.

Alvin Bagaskara
Editor
