Harga Emas Dunia Cetak Rekor Baru, Potensi Naik 57% Setahun
- Harga emas global melesat ke level US$4.171 per ons, naik 57% setahun terakhir. Societe Generale memproyeksikan harga emas bisa menembus US$5.000 per ons pada 2026, didorong lonjakan permintaan ETF dan pembelian bank sentral.

Ananda Astri Dianka
Author


Pramuniaga menunjukkan emas batangan di Cikini Gold Center, Jakarta, Rabu (8/4/2020). Harga emas 24 karat keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun Rp 17.000 per gram pada Rabu (8/4) berada di posisi Rp 946.000 per 1 Gram, setelah tembus rekor tertinggi sepanjang sejarah pada harga Rp 963.000 per 1 Gram pada Selasa (7/4). Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
(Istimewa)JAKARTA, TRENASIA.ID – Harga emas dunia kembali mencetak rekor baru setelah menembus level US$4.100 per ons, melanjutkan tren reli yang dimulai pekan lalu. Berdasarkan data Investing, harga emas spot pada Selasa siang 14 Oktober 2025 pukul 12.00 WIB mencapai US$4.171 per ons, naik 1,47% dari penutupan sebelumnya, atau melesat 14,47% dalam sebulan dan 57% secara tahunan.
Mengutip laporan Kitco News, analis Societe Generale (SocGen) memperkirakan harga emas berpotensi mencapai US$5.000 per ons pada akhir 2026, seiring derasnya arus dana ke reksadana exchange-traded fund (ETF) emas dan pembelian masif oleh bank-bank sentral di seluruh dunia.
“Pekan lalu, harga emas mencapai US$4.042 per ons, hanya US$276 di bawah proyeksi bullish kami untuk kuartal IV-2026 di US$4.318 per ons yang kami rilis sebulan lalu,” tulis tim analis SocGen dalam risetnya.
Grafik: Pergerakan Harga Emas Spot
Sumber: Investing
SocGen mencatat, arus masuk ke ETF emas global melonjak 100 ton hanya dalam sebulan terakhir, di tengah meningkatnya ketidakpastian politik dan ekonomi global pasca kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS 2024. Gejolak perdagangan antara AS dan Tiongkok, termasuk rencana kenaikan tarif hingga 100% dan larangan ekspor mineral langka, turut memperkuat permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven.
Meskipun indeks ketidakpastian perdagangan Tiongkok sempat menurun pada September, kepemilikan ETF emas di negara itu naik dari 189 ton menjadi 193 ton. Sementara itu, indeks ketidakpastian ekonomi AS melonjak ke level 354, atau tiga kali lipat dari rata-rata sebelum pemilu, memicu arus besar investor global ke instrumen lindung nilai seperti emas.
Dengan permintaan yang terus menguat, SocGen mempertahankan proyeksi konservatifnya: harga emas diperkirakan mencapai US$4.217 per ons pada akhir 2025, dan US$5.000 per ons pada 2026. Bank asal Prancis itu menilai potensi kenaikan jauh lebih besar dibanding risiko penurunan, seraya menegaskan bahwa “semua yang berkilau kali ini adalah ketakutan.”
Harga Emas Dalam Negeri
Di pasar domestik, harga emas juga menunjukkan tren kenaikan tajam. Berdasarkan data Bareksa Emas (14/10/2025):
- Emas fisik digital Treasury tercatat Rp2.277.221 per gram (diskon dari harga normal Rp2.288.664 per gram)
- Emas Pegadaian di Rp2.318.000 per gram
- Emas Indogold di Rp2.292.072 per gram
Kenaikan harga emas domestik ini mencapai 66–69% dalam setahun terakhir. Sementara itu, emas batangan Antam diperdagangkan di Rp2.360.000 per gram, naik 58% secara tahunan. Dengan asumsi nilai tukar pasar spot Rp16.568 per dolar AS (pukul 12.16 WIB, 14/10), harga emas dalam negeri diperkirakan bisa mencapai Rp2,78 juta hingga Rp2,8 juta per gram pada 2026, atau berpotensi naik 21–22% dari level saat ini.

Ananda Astri Dianka
Editor
