Bongkar Mesin Uang ARKO: Emiten PLTA yang Diam-diam Cetak Cuan Kencang
- Bisnis listrik air ini kian deras. Mengandalkan dua PLTA di Jawa Barat dan Sulawesi, ARKO mencetak kenaikan pendapatan 42% dan laba 20% pada semester I-2025.

Alvin Bagaskara
Author

JAKARTA, TRENASIA.ID – Di tengah ramainya emiten Energi Baru Terbarukan (EBT), PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) tampil dengan fokus yang sangat tajam. Perusahaan ini adalah pemain murni di sektor Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), sebuah model bisnis yang menawarkan stabilitas dan pertumbuhan jangka panjang.
Kinerja keuangan terbaru pada semester I-2025 membuktikan soliditas model bisnis ini. ARKO berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 42% dan lonjakan laba bersih hingga 20%, menunjukkan mesin bisnisnya berjalan dengan sangat efisien.
Lantas, sedalam apa sebenarnya mesin uang PLTA milik ARKO ini, dan seberapa kuat fondasi keuangannya untuk tancap gas di masa depan? Mari kita bedah tuntas lima pilar utama yang menjadi kekuatan emiten EBT ini.
- Baca Juga: HGII, Emiten EBT yang Didukung Raksasa Jepang: Begini Model Bisnisnya
1. Pilar Bisnis: Fokus Penuh pada Tenaga Air dengan Klien Pasti
Tidak seperti emiten energi lain yang portofolionya beragam, ARKO adalah spesialis PLTA. Saat ini, 'mesin uang' utamanya berasal dari dua pembangkit yang telah beroperasi penuh, yaitu PLTM Cikopo-2 di Jawa Barat dengan kapasitas ±7,4 Megawatt (MW) dan PLTM Tomasa di Sulawesi Tengah berkapasitas ±10 MW.
Model bisnisnya pun sangat sederhana dan kuat. Seluruh listrik yang dihasilkan dari kedua PLTA tersebut dijual langsung kepada satu klien tunggal yang sangat kredibel, yaitu PT PLN (Persero), melalui kontrak jual beli listrik jangka panjang (Power Purchase Agreement).
Ketergantungan pada satu klien ini, dalam kasus ARKO, justru menjadi kekuatan. Ini memberikan kepastian dan visibilitas pendapatan yang sangat jelas untuk bertahun-tahun ke depan, sebuah hal yang sangat disukai oleh para investor jangka panjang.
2. Rapor Keuangan: Pendapatan dan Laba Tumbuh Dua Digit
Fokus yang tajam ini membuahkan hasil manis. Pada semester I-2025, ARKO berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp142,53 miliar, naik signifikan 42% dari periode yang sama tahun lalu, menunjukkan pertumbuhan yang sangat kencang.
Pertumbuhan pendapatan ini juga berhasil diterjemahkan menjadi laba. Laba bersih perusahaan tercatat tumbuh solid sebesar 20% menjadi Rp36,87 miliar. Kinerja ini menunjukkan bahwa mesin PLTA milik ARKO tidak hanya stabil, tetapi juga sangat profitabel.
3. Fondasi Keuangan: Aset Kuat, Tapi Beban Bunga Jadi PR
Kekuatan ARKO juga tercermin pada neraca keuangannya. Total aset perusahaan kini mencapai Rp1,49 triliun, dengan salah satu komponen terbesarnya adalah aset keuangan proyek konsesi senilai Rp49,24 miliar yang menjadi sumber pendapatan stabil.
Meskipun begitu, ada satu PR atau pekerjaan rumah yang perlu dicermati, yaitu beban keuangan yang masih tinggi. Utang obligasi dan pinjaman bank membuat beban bunga perusahaan naik menjadi Rp34,26 miliar, yang menjadi salah satu penggerus laba.
Namun, dengan rasio utang 67% dari total aset, posisi liabilitas perusahaan masih tergolong wajar untuk industri padat modal seperti pembangkit listrik. Investor kini menantikan bagaimana manajemen akan mengelola beban bunga ini ke depan.
4. Siapa di Balik Layar? Kolaborasi Kuat Para Pemegang Saham
Di balik layar, ARKO ditopang oleh struktur pemegang saham yang sangat solid. Kendali perusahaan berada di tangan dua entitas utama, yaitu PT Arkora Energi Indonesia yang menggenggam 36,37% saham, dan PT Rahmat Utama Hydro sebesar 25,00%.
Sisa saham sebesar 38,63% dimiliki oleh masyarakat, menunjukkan partisipasi publik yang cukup signifikan. Kolaborasi antara para pemegang saham pengendali yang memang fokus di bisnis EBT ini memberikan arah strategis yang jelas bagi pertumbuhan perusahaan di masa depan.
5. Prospek ke Depan: Incaran Dana Sultan Danantara?
Prospek cerah ARKO juga ditopang oleh sentimen eksternal yang kuat. Sebelumnya, analis MNC Sekuritas, Rahma, dalam risetnya mengatakan ARKO sebagai salah satu emiten yang berpotensi mendapat sentimen positif dari rencana investasi besar oleh BPI Danantara.
Pandangan ini didukung oleh langkah ekspansi strategis yang tengah dijalankan perusahaan. Dalam aksi korporasi terbarunya, ARKO baru saja mendirikan dua anak perusahaan baru, PT Pembangunan Hydro Indonesia (PHI) dan PT Arkora Merah Putih (AMP).
Pendirian dua entitas baru ini adalah sinyal kesiapan perusahaan untuk menggarap proyek-proyek baru di masa depan. Manajemen ARKO juga menyatakan bahwa sepanjang tahun ini, perusahaan berencana untuk terus meningkatkan kapasitas pembangkit listriknya.

Alvin Bagaskara
Editor