Tren Leisure

Apa yang Terjadi Jika Terkena Gas Air Mata?

  • Gas air mata dapat menimbulkan gejala yang lebih serius pada orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Screenshot-2024-08-17-080816.png
Ilustrasi Brimob. (Tribrata)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Penggunaan gas air mata oleh polisi dalam aksi demonstrasi kembali menjadi sorotan publik.

Massa menyerbu beberapa titik lokasi sebagai bentuk protes atas kematian Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online (ojol) yang tewas dilindas rantis Brimob di Jalan Penjernihan, Jakarta Pusat, Kamis, 28 Agustus 2025.

Seperti di Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat, 29 Agustus 2025, anggota Brimob menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa pengunjuk rasa yang terdiri dari para pengemudi ojol dan beberapa warga sekitar.

Gas air mata dapat menimbulkan gejala yang lebih serius pada orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Sebagian besar orang akan pulih dengan cepat dari efek gas air mata. Meski begitu, mereka tetap disarankan untuk mendapatkan saran medis jika terpapar zat ini.

Apa Itu Gas Air Mata?

Dilansir dari Medical News Today, meskipun namanya “gas air mata,” zat ini sebenarnya bukan gas. Gas air mata terdiri dari bahan kimia padat atau cair, biasanya berbentuk semprotan atau bubuk. Zat-zat ini bereaksi dengan kelembapan, sehingga menimbulkan rasa sakit dan iritasi.

Itulah sebabnya gas air mata terutama memengaruhi area tubuh yang lembap, seperti mata, mulut, tenggorokan, dan paru-paru.

Gas air mata dapat mengandung berbagai jenis bahan kimia, antara lain:

- chloroacetophenone (CN)

- chlorobenzylidenemalononitrile (CS)

- chloropicrin (PS)

- bromobenzylcyanide (CA)

- dibenzoxazepine (CR)

- kombinasi dari berbagai bahan kimia

Jenis gas air mata lain juga dikenal dengan nama seperti mace, semprotan lada, semprotan capsicum, dan agen pengendalian kerusuhan. Tingkat kekuatan gas air mata bervariasi, dan paparan pada konsentrasi tinggi atau dalam jangka waktu lama dapat memperburuk gejala.

Awalnya, gas air mata dikembangkan sebagai senjata kimia untuk keperluan militer, yang kini dilarang penggunaannya dalam perang. Namun, zat ini sering digunakan oleh polisi atau militer untuk membubarkan kerumunan atau menghentikan pergerakan orang saat demonstrasi.

Terdapat pedoman ketat dalam penggunaan gas air mata di ruang publik, termasuk menembakkannya dari jarak jauh, hanya digunakan di luar ruangan, dan menggunakan campuran bahan kimia dengan kekuatan serendah mungkin.

Efek Jangka Pendek

Efek langsung gas air mata pada mata meliputi:

- Air mata berlebihan, rasa panas, dan kemerahan pada mata

- Penglihatan kabur

- Rasa terbakar dan iritasi di mulut dan hidung

- Kesulitan menelan

- Mual dan muntah

- Sulit bernapas

- Batuk

- Mengi

- Iritasi kulit

- Ruam

Seseorang juga mungkin merasakan sesak di dada atau sensasi seperti tersedak. Efek gas air mata biasanya hilang dalam 15-20 menit.

Selain dampak dari paparan gas air mata itu sendiri, selongsong atau tabung yang digunakan untuk menyemprotkan zat ini juga dapat menimbulkan cedera. Tabung tersebut bisa panas dan menyebabkan luka bakar, serta benturan tabung dapat merusak wajah, mata, atau kepala.

Efek Jangka Panjang dan Risiko Kematian

Jika seseorang meninggalkan area yang terpapar gas air mata dan gejalanya segera membaik, risiko cedera jangka panjang relatif rendah. Namun, para ilmuwan masih belum memiliki informasi yang cukup tentang efek jangka panjang gas air mata pada tubuh.

Paparan gas air mata dalam ruangan atau dalam jumlah besar dapat menimbulkan dampak kesehatan serius, antara lain:

- Glaukoma

- Kebutaan

- Luka bakar kimia

- Gagal pernapasan

Sebuah studi pada 2017 yang menganalisis data selama 25 tahun meneliti efek gas air mata pada tubuh. Bahan kimia dan selongsong yang digunakan untuk melepaskannya terbukti dapat menyebabkan cedera parah, cacat permanen, dan kematian.

Dalam studi tersebut, terdapat dua kasus kematian dari 5.910 orang. Kasus pertama terjadi akibat pelepasan gas air mata di dalam rumah, yang menyebabkan gagal napas. Kasus kedua melibatkan benturan selongsong gas air mata yang menimbulkan cedera kepala fatal.

Studi ini juga mencatat 58 orang mengalami cacat permanen akibat paparan gas air mata. Cacat tersebut meliputi:

- Masalah pernapasan

- Gangguan kesehatan mental

- Kebutaan

- Cedera otak

- Kehilangan fungsi anggota tubuh

- Amputasi anggota tubuh

- Masalah kulit

Orang yang memiliki masalah pernapasan berisiko mengalami gejala serius setelah terpapar gas air mata. Kondisi ini termasuk asma dan penyakit paru obstruktif kronis. Paparan gas air mata juga dapat menimbulkan risiko berhentinya pernapasan pada sebagian orang.

Risiko cedera akibat gas air mata lebih tinggi di dalam ruangan dibandingkan di luar ruangan, karena gas yang terperangkap dapat meningkatkan tingkat paparan seseorang terhadap bahan kimia tersebut.

Pelepasan beberapa selongsong gas air mata sekaligus dapat meningkatkan konsentrasi gas di udara, sehingga gejala yang timbul bisa lebih parah.

Penanganan

Langkah pertama adalah menjauh dari area yang terpapar gas air mata. Jika berada di dalam ruangan, segera keluar, cari udara segar, dan usahakan berada di tempat yang lebih tinggi agar terhindar dari konsentrasi gas. Jika gas air mata berada di luar ruangan, sebaiknya masuk ke dalam bangunan dengan jendela dan pintu tertutup.

Orang yang terpapar sebaiknya menutupi mulut dan hidung dengan kain bersih atau bagian dalam jaket. Masker debu dan kacamata pelindung juga dapat memberikan perlindungan tambahan.

Pakaian yang terkontaminasi harus segera dilepas, hindari menariknya lewat kepala. Pakaian ini bisa dimasukkan ke dalam kantong plastik dan dibuang dengan cara yang aman oleh pihak profesional.

Cuci muka dan tubuh dengan sabun lembut dan air untuk menghilangkan bahan kimia. Gunakan banyak air agar zat kimia cepat terlarut. Jangan lupa juga mencuci kacamata atau perhiasan sebelum digunakan kembali.

Orang yang mengalami luka bakar kimia harus segera mendapatkan perawatan medis. Penanganan standar meliputi membilas semua sisa bahan kimia dari kulit, mendinginkan dengan air, dan menutup dengan perban.

Jika mata terasa panas atau berair, bilas mata dengan air bersih selama 10-15 menit. Lepaskan lensa kontak jika digunakan. Tujuannya adalah menghilangkan seluruh sisa bahan kimia agar mata tidak rusak lebih parah.

Orang yang mengalami kesulitan bernapas setelah terpapar gas air mata mungkin memerlukan oksigen. Obat asma dapat melebarkan saluran pernapasan dan membantu proses bernapas.

Dilansir dari Healthline, sebagian besar orang yang terpapar gas air mata tidak mengalami efek jangka panjang, tetapi dalam beberapa kasus, paparan ini dapat menimbulkan komplikasi serius atau bahkan kematian.

Jika Anda terpapar gas air mata, sebaiknya segera mencari pertolongan medis agar kondisi Anda dapat dipantau oleh tenaga kesehatan.