AI&Me, Babak Baru Pelibatan Gen Z dalam Keselamatan Jalan di Solo
- Kota Solo memperkenalkan program AI&Me: Memberdayakan Pemuda untuk Kota yang Layak Huni, menandai partisipasi Indonesia dalam inisiatif global yang mengutamakan keterlibatan generasi muda dalam upaya peningkatan keselamatan jalan perkotaan.

Chrisna Chanis Cara
Author

SOLO, TRENASIA.ID—Kota Solo memperkenalkan program AI&Me: Memberdayakan Pemuda untuk Kota yang Layak Huni, menandai partisipasi Indonesia dalam inisiatif global yang mengutamakan keterlibatan generasi muda dalam upaya peningkatan keselamatan jalan perkotaan.
Peluncuran program ini dilatarbelakangi kondisi keselamatan jalan yang makin memprihatinkan. Data BPS tahun 2025, lebih dari separuh penduduk Indonesia adalah anak-anak dan pemuda usia 0-34 tahun.
Ironisnya, kelompok usia ini juga menjadi mayoritas korban kecelakaan lalu lintas, menurut laporan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. Kondisi di Solo sendiri cukup serius. BPS Kota Solo mencatat terjadi lebih dari 1.200 kecelakaan pada 2023 yang merenggut 59 nyawa dan menyebabkan 1.404 orang mengalami luka ringan.
“Tabrakan lalu lintas tetap menjadi penyebab utama kematian bagi anak-anak dan dewasa muda di seluruh dunia, termasuk di Solo,” ungkap Direktur Transportologi, Sukma Larastiti, dalam Workshop Stakeholder Upaya Peningkatan Keselamatan Jalan di Kota Solo, di Hotel Alila, Kamis, 11 Desember 2025.
Program AI&Me dirancang sebagai strategi advokasi keselamatan jalan dengan menyediakan rekomendasi peningkatan keamanan jalan di kawasan sekolah, sekaligus mendukung Rencana Aksi Keselamatan Jalan sesuai Perpres Nomor 1 Tahun 2022 tentang Rencana Umum Nasional untuk Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Komitmen Lewat MoU
Peluncuran program ditandai penandatanganan MoU antara Wakil Wali Kota (Wawali) Solo, Astrid Widayani dan Direktur Transportologi, Sukma Larastiti, sebagai komitmen bersama mewujudkan jalan yang lebih aman bagi generasi muda.
Acara turut dihadiri pejabat Pemkot Solo, DPRD Solo, Satlantas Solo, ahli keselamatan jalan internasional dan perwakilan komunitas terkait. “Program AI&Me memberdayakan pemuda untuk mengidentifikasi masalah keselamatan jalan di komunitas mereka, memastikan suara mereka secara aktif berkontribusi pada solusi,” imbuh Sukma.
Program AI&Me sebelumnya terbukti efektif di Vietnam (2022-2024) dan kini dikembangkan di Indonesia atas dukungan International Road Assessment Programme (iRAP), AIP Foundation, dan Youth for Road Safety (YOURS) dalam rangka AI&Me: Pemberdayaan Anak Muda untuk Kota yang Layak Huni, dengan pendanaan dari Fondation Botnar dan FIA Foundation.

Program ini mengandalkan tiga pilar teknologi: Penyaringan Mahadata untuk mengidentifikasi sekolah berisiko tinggi, Aplikasi Pelibatan Pemuda (YEA) yang memfasilitasi siswa melaporkan persoalan keamanan, dan Star Rating for School (SR4S) untuk memvalidasi temuan serta mengarahkan perbaikan infrastruktur.
Di Solo, program akan menyasar minimal tiga sekolah berisiko tinggi dengan melibatkan sekitar 300 siswa. Melalui aplikasi YEA, para siswa akan mencatat berbagai permasalahan keselamatan jalan di area sekolah.
Data ini, dikombinasikan dengan hasil penilaian SR4S, akan menjadi dasar rekomendasi berbasis bukti bagi investasi infrastruktur pemerintah. Program berjalan hingga 2027 dengan agenda pelatihan intensif, kampanye pelibatan masyarakat, advokasi infrastruktur, dan workshop penutup untuk mengeksplorasi kemungkinan perluasan.
Baca Juga: Menapak Trotoar di Solo, Antara Pejalan Kaki dan Kedai Kopi
Perwakilan iRAP yang juga Koordinator Star Rating for Schools, Minh Vo, mengatakan kehadiran program AI&me dapat menjadi babak baru pengembangan keselamatan jalan di Solo. “Kami mengapresiasi kemitraan dengan Kota Solo dalam pelibatan anak muda sebagai penentu kebijakan. Solo kota pertama di Indonesia yang menerapkan inovasi ini,” ujar Minh.
Sementara itu, Wawali Solo, Astrid Widayani, mengatakan isu keselamatan jalan, khususnya bagi anak-anak usia sekolah, adalah isu global yang membutuhkan perhatian serius.
Pihaknya mengapresiasi langkah Transportologi yang menghadirkan pendekatan berbasis data melalui YEA dan SR4S. “Upaya ini sejalan dengan komitmen Kota Solo untuk terus meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui sistem transportasi yang aman, nyaman, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Adapun ruang lingkup kerja sama ke depan meliputi pelaksanaan kegiatan peningkatan keselamatan jalan, pengelolaan pengetahuan terkait keselamatan jalan serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang terlibat dalam upaya keselamatan jalan.
“Kami berharap ke depan kolaborasi ini dapat menghasilkan rekomendasi yang konkret dan terukur, mendorong sekolah-sekolah di Solo memiliki standar keselamatan yang semakin baik, serta memperkuat budaya keselamatan melalui edukasi berkelanjutan. Jika tercapai, hal ini dapat menjadi model kerja sama multisektor yang dapat direplikasi daerah lain,” ujar Wawali.

Chrisna Chanis Cara
Editor