Tak Mau Perang, Amerika Pilih Berlakukan Sanksi Lebih Keras ke Iran
Washington DC – Dunia sedang berada dalam kekhawatiran jika eskalasi konflik Amerika Serikat (AS) dan Iran menuju perang terbuka. Itu karena setelah serangan pesawat tak berawak AS menewaskan komandan Iran Qassem Soleimani, memicu …

Acep Saepudin
Author


Dream.co.id
(Istimewa)Washington DC – Dunia sedang berada dalam kekhawatiran jika eskalasi konflik Amerika Serikat (AS) dan Iran menuju perang terbuka. Itu karena setelah serangan pesawat tak berawak AS menewaskan komandan Iran Qassem Soleimani, memicu serangan balasan Iran yang kemudian terbukti pada Rabu (8/1).
Meski tidak ada yang terluka dalam serangan tersebut, pemerintah AS pada Jumat (10/1) memutuskan untuk memberlakukan lebih banyak sanksi terhadap Iran. Pemerintahan Trump berjanji untuk memperketat sekrup ekonomi Iran. Hal ini akan dilakukan jika negara para mullah tersebut nekat melanjutkan tindakan “teroris” atau menggunakan bom nuklir.
Setelah serangan, sejumlah pihak sempat khawatir eskalasi akan semakin tidak terkendali karena Amerika akan membalas menggempur Iran. Namun Presiden Amerika Donald Trump memilih untuk mundur dari opsi perang dan akan menerapkan sanksi lebih keras ke Teheran.
“Kenyataan bahwa kita memiliki peralatan dan militer yang hebat tidak berarti kita harus menggunakannya. Kami tidak ingin menggunakannya, “kata Trump sebagaimana dilaporkan Reuters Kamis 8 Januari 2020.
Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo menyebutkan langkah-langkah sanksi ini menargetkan delapan pejabat senior Iran. Kesemua pejabat itu adalah yang ia tuding bertanggung jawab atas kekerasan pemerintah Iran di luar negeri. Juga terkait penumpasan terhadap pengunjuk rasa di dalam rumah.
“Kami menargetkan pimpinan puncak aparat keamanan dalam Republik Islam itu. Sasaran sanksi ini termasuk sekretaris Dewan Nasional Tertinggi dan komandan pasukan Basij,” kata Pompeo dikutip dari Reuters (10/1).
Dari pihak Iran, seorang komandan Pengawal Revolusi elit Iran yang merupakan salah satu dari mereka dikenai sanksi, menepis langkah AS yang baru sebagai “simbolis.”
“Memberlakukan sanksi adalah simbol bagi Amerika dan bagi saya karena tindakan ini tidak akan memiliki dampak ekonomi. Juga tidak akan mengimbangi serangan rudal (Iran). Ini juga tidak akan memberikan rasa hormat kepada Washington,” twit Mohsen Rezaie, komandan Pengawal Revolusi elit Iran.
Iran Bantah Kecelakaan Pesawat Ukraina Karena Rudal
Kepala otoritas penerbangan sipil Iran Ali Abedzadeh membantah pernyataan Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat, yang menyebutkan bahwa pesawat Ukraine International Airlines jatuh akibat tertembak rudal.
“Satu hal yang pasti, pesawat tidak terkena rudal,” kata Abedzadeh, dikutip dari AFP, Jumat (10/1/2020).
Lebih lanjut dia menyayangkan adanya pernyataan soal penyebab jatuh akibat tembakan rudal sebelum keluarnya hasil pemeriksaan kotak hitam.
“Informasi dalam kotak hitam sangat penting bagi organisasi penerbangan dalam membuat pernyataan,” kata Abedzadeh. Menurutnya, kotak hitam masih utuh dan sedang diperiksa.
Laporan yang dirilis otoritas penerbangan Iran mengungkapkan bahwa pesawat itu sempat berputar balik ke arah bandara sebelum jatuh. Pilot dilaporkan tidak mengirimkan pesan radio terkait kemungkinan kerusakan pesawat.
Investigasi yang dilakukan otoritas Iran tak mengungkapkan lebih lanjut kecelakaan mendadak yang menimpa pesawat nahas tersebut.
Terkait video amatir rekaman kecelakaan pesawat, Abedzadeh mengaku telah melihat beberapa video. “Kami mengonfirmasi pesawat itu terbakar selama 60 hingga 70 detik. Bahwa itu ditabrak oleh sesuatu, tidak dapat dibenarkan secara ilmiah,” ungkapnya.
Berdasarkan sumber intelijen, media AS menyebut itu jatuh karena tembakan rudal militer Iran. Tuduhan itu muncul ketika ketegangan antara Teheran dan Washington kembali memanas. Terutama setelah serangan drone AS menewaskan jenderal Iran, Qasem Soleimani, di Irak.
Pemerintah Kanda pun mengamini hal ini dan menyebutkan negaranya memiliki data dari berbagai sumber intelijen. Data tersebut menunjukkan pesawat B737-800 NG itu jatuh akibat tertembak rudal Iran.
