Libur Panjang Akhir Oktober 2020 Dorong Uang Beredar di Jadi Rp6.780,8 Triliun
JAKARTA – Peredaran uang di masyarakat pada Oktober 2020 mengalami peningkatan menjadi Rp6.780,8 triliun. Uang beredar dalam arti luas (M2) ini naik 12,5% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan September 2020 sebesar Rp6.742,9 triliun. Direktur Eksekutif Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko mengungkapkan, salah satu faktor pendorong disebabkan oleh kenaikan ekspansi keuangan pemerintah. Hal ini tercermin dari pertumbuhan tagihan […]

Aprilia Ciptaning
Author


Karyawan menghitung mata uang Rupiah di salah satu tempat penukaran uang atau Money Changer di kawasan Melawai, Jakarta, Senin, 9 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
(Istimewa)JAKARTA – Peredaran uang di masyarakat pada Oktober 2020 mengalami peningkatan menjadi Rp6.780,8 triliun.
Uang beredar dalam arti luas (M2) ini naik 12,5% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan September 2020 sebesar Rp6.742,9 triliun.
Direktur Eksekutif Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko mengungkapkan, salah satu faktor pendorong disebabkan oleh kenaikan ekspansi keuangan pemerintah.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Hal ini tercermin dari pertumbuhan tagihan bersih kepada pemerintah pusat, dari 76,7% yoy pada September 2020, menjadi 81,6% yoy pada periode laporan.
Sementara itu, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 13,9%, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan 16,7% yoy pada September 2020.
Selain itu, faktor pendorong lain yang disebut Onny adalah komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang kuasi. Pada Oktober tahun ini, pertumbuhan M1 tercatat sebesar 18,5% yoy, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya, yakni 18,0% yoy.
“Peredaran uang kartal di masyarakat tercatat tinggi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin, 30 November 2020.
Di luar perbankan dan BI, uang kartal yang beredar mencapai Rp707,2 triliun atau tumbuh 15,8% yoy. Menurut Onny, hal ini terjadi seiring dengan peningkatan kebutuhan uang tunai saat libur panjang akhir Oktober lalu.
Di samping itu, peningkatan juga dialami oleh uang kuasi, dari 10,6% yoy menjadi 10,7% yoy pada Oktober 2020.
Meskipun demikian, kata Onny, surat berharga selain saham masih mengalami kontraksi sebesar minus 12,1% yoy. Angka tersebut sedikit membaik ketimbang kontraksi September 2020 sebesar minus 13,9% yoy.
