Nasional & Dunia

BI Ketok Kebijakan Insentif Makroprudensial ke Sektor Perbankan

  • Bank Indonesia (BI) kembali memperkuat stimulus kebijakan makroprudensial. Hal ini dipercaya dapat mendorong pertumbuhan penyaluran kredit serta pembiayaan perbankan.
Ilustrasi Gedung BI - Panji 4.jpg
Nampak depan Gedung Bank Indonesia di Jl Thamrin Jakarta. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) kembali memperkuat stimulus kebijakan makroprudensial. Hal ini dipercaya dapat mendorong pertumbuhan penyaluran kredit serta pembiayaan perbankan.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, peningkatan stimulus ini dilaksanakan melalui implementasi kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) bagi bank umum konvensional (BUK) dan bank umum syariah (BUS).

"Kebijakan ini akan berlaku pada 1 Oktober 2023," ujarnya dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG), Selasa, 25 Juli 2023.

Insentif makroprudensial sendiri merupakan insentif yang diberikan oleh bank sentral berupa pelonggaran atas kewajiban pemenuhan giro Rupiah yang diberikan kepada bank yang menyalurkan kredit/pembiayaan kepada sektor prioritas, UMKM dan/atau memenuhi target RPIM, serta sektor hijau.

Secara rinci, insentif untuk penyaluran kredit/pembiayaan kepada sektor tertentu yang ditetapkan oleh BI, paling besar 2%, meningkat dari sebelumnya 1,5%. Kemudian insentif kepada bank penyalur kredit/pembiayaan inklusif naik dari 1% menjadi 1,5% yang mencakup kredit UMKM 1% dan KUR 0,5%.

Selanjutnya, insentif terhadap penyaluran kredit/pembiayaan hijau paling besar hingga 0,5%, meningkat dari sebelumnya 0,3%

Sementara itu, pertumbuhan penyaluran kredit perbankan pada Juni 2023 disebut melambat menjadi 7,76% year-on-year (yoy) pada Juni 2023. Adapun sektor yang menopangnya yakni sektor jasa dunia usaha, jasa sosial, dan pertambangan. Sedangkan kredit UMKM berhasil tumbuh menjdi 7,34% yoy.

“Kami berkomitmen untuk terus mendorong penyaluran kredit/pembiayaan dari sisi penawaran perbankan dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” pungkasnya.