Perbankan

Melawan Arus! Saham Bank Permata Melejit 100% Saat Saham Bank Lain Tertekan

  • Jika dibandingkan dengan saham bank besar lainnya (kelompok KBMI-IV: BBCA, BBRI, BMRI, BBNI), BNLI unggul jauh dalam periode yang sama. Bank-bank BCA, BRI, Mandiri, dan BNI justru cenderung stagnan atau turun dari awal 2024.
Bank Permata.png
Ilustrasi PT Bank Permata Tbk. (permatabank.com)

JAKARTA - PT Bank Permata Tbk (BNLI) mencuri perhatian pelaku pasar. Sejak awal 2025, harga saham BNLI terbang tinggi – misalnya hingga 10 April 2025 ditutup sekitar Rp2.380, naik +157,14% year-to-date (ytd). Bahkan dalam setahun terakhir (per Mei 2025) BNLI tercatat melonjak lebih dari 140%.

Tren 2024

Sepanjang 2024 harga saham BNLI bergerak relatif moderat. Pada akhir Desember 2024 ditutup sekitar Rp945 per lembar. Pencapaian kinerja Perseroan yang positif sepanjang 2024, seperti laba bersih Rp3,6 triliun (naik 38% yoy) dan biaya operasional terkendali dengan cost to income ratio (CIR) 50%,  turut menopang harga saham BNLI di level tertinggi 2024. 

Tren Januari–April 2025

Memasuki 2025, saham BNLI benar-benar terangkat. Pada penutupan 31 Jan 2025, harga sudah menembus Rp1.325 (per lembar) – naik signifikan dari akhir 2024. Selanjutnya:

  • Februari 2025: Ditutup sekitar Rp2.180 (28 Feb). Kenaikan sejak awal tahun mendekati +70%.
  • Maret 2025: Mencapai puncak ~Rp2.530 (akhir Maret), sebagian berkat optimisme pasar.
  • April 2025: Sedikit koreksi, di kisaran Rp2.100–2.300. Penutupan 30 Apr di level ~Rp2.240.

Pada pekan perdagangan 1–5 Mei 2025, saham BNLI masih bergerak tinggi, meski sedikit terkoreksi menuju akhir pekan. Misalnya, pada 2 Mei 2025 diperdagangkan di Rp2.310, lalu tutup 5 Mei di Rp2.220. Tren harian awal Mei ini menegaskan momentum kuat pada saham BNLI.

Perbandingan dengan Saham KBMI-IV 

Jika dibandingkan dengan saham bank besar lainnya (kelompok KBMI-IV: BBCA, BBRI, BMRI, BBNI), BNLI unggul jauh dalam periode yang sama. Bank-bank BCA, BRI, Mandiri, dan BNI justru cenderung stagnan atau turun dari awal 2024. 

Misalnya, BBCA turun dari sekitar Rp9.675 (Des 2024) ke Rp8.825 (Akhir Apr 2025) (−8,7%), BMRI turun dari Rp5.700 ke Rp4.890 (−14,2%), BBNI dari Rp4.350 ke Rp4.180 (−3,9%), dan BBRI dari Rp4.080 ke Rp3.850 (−5,6%). Sebaliknya, BNLI melonjak dari Rp945 menjadi Rp2.240 (+137%) dalam periode yang sama. 

Tabel berikut merangkum perbandingan harga penutupan (30/12/2024 vs 30/04/2025) untuk kelima saham bank:

EmitenHarga Tutup 30 Des 2024Harga Tutup 30 Apr 2025Perubahan (%) (tahun)
BNLI (Permata)Rp945Rp2.240+137%
BBCA (BCA)Rp9.675Rp8.825–8.7%
BBRI (BRI)Rp4.080Rp3.850–5.6%
BMRI (Mandiri)Rp5.700Rp4.890–14.2%
BBNI (BNI)Rp4.350Rp4.180–3.9%

Baca Juga: BRI Jaga Kualitas Kredit UMKM di Tengah Ancaman Lesunya Konsumsi, Ini Strateginya

Kinerja Positif Perseroan

Pada 2024 Perseroan meraih laba bersih Rp3,6 triliun (naik 38% yoy), mendorong ekuitas naik (menjadi Rp42,6 triliun). Marjin bunga bersih (NIM) tercatat sekitar 4,3%, dan PPOP (Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan) Rp6,1 triliun (+3,7% yoy). 

Pemangkasan biaya dan efisiensi digital yang terus berlanjut membantu menurunkan CIR menjadi 50%. Seluruhnya, kinerja keuangan Permata terus menguat secara prudential. Selain itu, BNLI juga membagikan dividen tunai Rp30 per saham (total Rp1,085 triliun) untuk tahun buku 2024, yang menarik minat investor.

Kinerja Fundamental Terkini 

Bank Permata menunjukkan kondisi fundamental yang sehat. Kasarnya:

  • Laba & Profitabilitas: Laba bersih 2024 Rp3,6 triliun (38% yoy), dengan rasio biaya pendapatan (CIR) 50%. Return on Equity (ROE) meningkat sejalan laba.
  • Pendapatan & NIM: Pendapatan bunga bersih 2024 sekitar Rp8,8 triliun (naik 2–3% YoY), menghasilkan NIM 4,3%. Peningkatan volume kredit juga menopang pendapatan bunga.
  • Ekspansi Kredit & LDR: Total penyaluran kredit naik 8,9% YoY menjadi Rp154,9 triliun, sehingga Loan-to-Deposit Ratio mencapai 82,7% (naik dari 74,8% di 2023). Hal ini menunjukkan penyaluran kredit yang agresif.
  • Dana Pihak Ketiga (DPK): DPK terjaga Rp185,5 triliun (turun tipis 1,5% YoY). Strukturnya didominasi tabungan dan giro, sesuai fokus retail banking. Rasio Likuiditas (LCR 210%) masih kuat. CAR tinggi di 27% menegaskan permodalan Bank Permata tetap kokoh.
  • Ekspansi & Digitalisasi: Permata terus berekspansi digital. Selain PermataMobile X, bank ini terlibat kemitraan fintech dan terus meningkatkan infrastruktur TI. Misalnya, layanan digital payment terus diperluas. Momentum ini didukung kepemilikan Bangkok Bank yang agresif menanamkan modal, menjadikan Permata “bank lokal dengan jaringan global”.

 

Keseluruhannya, Bank Permata mampu menumbuhkan kredit dan pendapatan sambil menjaga efisiensi, mendukung kenaikan valuasi sahamnya. Hasil Q1/2025 juga solid (laporan laba bersih Q1 sekitar Rp789 miliar). Dalam konteks inilah pasar bereaksi sangat positif terhadap saham BNLI, yang mencerminkan kepercayaan investor akan prospek jangka menengah bank ini.