Kredit BNI Masih Tumbuh Double Digit di Tengah Ketidakpastian, Korporasi Jadi Pendorong
- Hingga akhir Maret 2025, total kredit yang disalurkan BNI mencapai Rp765,47 triliun. Segmen korporasi menjadi pendorong utama dengan pertumbuhan 16% yoy, mencapai Rp433,4 triliun.

Idham Nur Indrajaya
Author


JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mengawali tahun 2025 dengan kinerja keuangan yang solid. Pada kuartal I-2025, perseroan mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 10,1% dan pertumbuhan tabungan sebesar 10,2% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Direktur Finance & Strategy BNI, Hussein Paolo Kartadjoemena, mengatakan bahwa meski menghadapi dinamika global yang penuh tantangan, BNI tetap mampu menjaga pertumbuhan bisnis secara sehat dan prudent.
"Pencapaian ini mencerminkan pertumbuhan kredit yang berkualitas dan keberhasilan transformasi digital yang mendorong peningkatan dana tabungan," ujar Paolo melalui pernyataan tertulis kepada awak media, Senin, 28 April 2025.
Penyaluran Kredit Capai Rp765,47 Triliun
Hingga akhir Maret 2025, total kredit yang disalurkan BNI mencapai Rp765,47 triliun. Segmen korporasi menjadi pendorong utama dengan pertumbuhan 16% yoy, mencapai Rp433,4 triliun.
Rinciannya, pembiayaan ke sektor swasta dan institusi melonjak 17% menjadi Rp317,1 triliun, sementara pembiayaan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) naik 13,3% menjadi Rp116,3 triliun.
Segmen konsumer juga menunjukkan performa kuat dengan pertumbuhan 13% yoy menjadi Rp144,9 triliun. Kontributor utama pertumbuhan ini adalah personal loan yang naik 13,7% dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang tumbuh 12,5%.
Adapun pada segmen menengah, kredit komersial tumbuh 2,6% yoy. Untuk segmen kecil, pembiayaan non-Kredit Usaha Rakyat (non-KUR) meningkat sebesar 6,1% yoy.
Komposisi kredit BNI didominasi oleh segmen korporasi, yang menyumbang 56,6% dari total pembiayaan. Disusul oleh segmen konsumer sebesar 18,9%, kredit menengah 12,6%, dan segmen kecil 9,6%. Selain itu, kontribusi pembiayaan dari anak usaha BNI juga meningkat dari 1,6% menjadi 2,2%.
BNI menegaskan bahwa pertumbuhan kredit pada kuartal pertama 2025 ini sudah sesuai dengan target tahunan yang telah ditetapkan.
Kualitas Aset Semakin Baik
Dari sisi kualitas aset, BNI mencatatkan rasio non-performing loan (NPL) tetap terjaga di level 2%. Selain itu, rasio loan at risk berhasil turun signifikan menjadi 10,9%, dibandingkan 13,3% pada periode yang sama tahun lalu.
Perbaikan kualitas kredit ini juga berdampak pada efisiensi beban pencadangan atau credit cost, yang turun dari 1% menjadi 0,9%, selaras dengan aspirasi manajemen untuk meningkatkan profitabilitas sepanjang tahun ini.
Seiring dengan pertumbuhan kredit, dana pihak ketiga (DPK) BNI juga mengalami peningkatan sebesar 5% yoy menjadi Rp819,6 triliun. Pertumbuhan DPK terutama didukung oleh peningkatan dana murah (Current Account Saving Account/CASA) sebesar 6,3% yoy.
Produk tabungan menjadi motor utama dengan pertumbuhan 10,2% yoy mencapai Rp257,8 triliun, sementara giro tumbuh 3,4% yoy menjadi Rp320 triliun.
Transformasi digital BNI, melalui peluncuran aplikasi wondr by BNI dan platform BNIdirect, turut berkontribusi pada peningkatan CASA. Hasilnya, rasio dana murah terhadap total DPK mencapai 70,5%, level tertinggi dalam empat kuartal terakhir.
"Keberhasilan transformasi digital ini membuat pertumbuhan CASA semakin kuat dan berkelanjutan," jelas Paolo.
Didukung oleh pertumbuhan kredit dan DPK yang sehat, BNI mencatatkan kenaikan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) sebesar 4,7% yoy menjadi Rp9,8 triliun.
Secara keseluruhan, pendapatan operasional BNI naik 2,8% menjadi Rp15,25 triliun. Sementara itu, laba bersih tercatat tumbuh menjadi Rp5,4 triliun pada kuartal I-2025.

Ananda Astridianka
Editor
