Perbankan

Kinerja Positif Permata Bank Kuartal I 2025: Tumbuh Sehat, Efisien, dan Siap Ekspansi

  • Bank juga menunjukkan efisiensi operasional yang lebih baik dengan rasio Cost to Income (CIR) menurun menjadi 48,6%, dibandingkan dengan 50,2% pada akhir Maret 2024. Ini mencerminkan keberhasilan strategi digitalisasi dan efisiensi biaya.
Bank Permata.png
Ilustrasi PT Bank Permata Tbk. (permatabank.com)

JAKARTA - PT Bank Permata Tbk (Permata Bank/BNLI) mencatatkan kinerja positif di kuartal pertama tahun 2025. Bank berhasil membukukan pertumbuhan kredit sebesar 6% secara tahunan (year-on-year/yoy), didukung oleh peningkatan kualitas aset yang signifikan. Rasio kredit bermasalah (NPL Gross) tercatat membaik di level 2,0%, menegaskan strategi manajemen risiko yang disiplin di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Pertumbuhan kredit yang sehat turut mendorong peningkatan Pendapatan Operasional Sebelum Provisi (PPOP) sebesar 9,2% yoy. Hal ini sejalan dengan kebijakan konservatif Bank dalam penyaluran kredit dan pengelolaan neraca keuangan.

Direktur Utama Permata Bank, Meliza M. Rusli, menyampaikan optimismenya terhadap arah strategis Bank ke depan.

“Kinerja yang baik di awal tahun ini menunjukkan keyakinan kami bahwa strategi jangka panjang yang Permata Bank terapkan berada di jalur yang tepat. Fokus kami tidak hanya pada pertumbuhan, tetapi juga pada menciptakan nilai bermakna yang berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya melalui pernyataan tertulis yang diterima TrenAsia, Rabu, 23 April 2025.

“Kami akan terus memperkuat layanan dan digitalisasi, mendorong inklusi keuangan, serta meningkatkan produktivitas dan positivitas dalam organisasi, agar Permata Bank dapat terus relevan dan kompetitif di tengah perubahan yang begitu cepat,” tambah Meliza.

Struktur Neraca Semakin Solid, Likuiditas Terjaga

Permata Bank mencatat Loan-to-Deposit Ratio (LDR) sebesar 83,2% per akhir Maret 2025, naik dari 82,0% pada periode yang sama tahun lalu. Total aset Bank juga tumbuh 4,5% yoy menjadi Rp264,3 triliun.

Simpanan nasabah meningkat sebesar 4,8% yoy menjadi Rp187,4 triliun, didorong oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga murah atau CASA sebesar 6,5%. Porsi CASA dalam total dana pihak ketiga juga meningkat menjadi 58,6% dari sebelumnya 57,7%.

Bank juga menunjukkan efisiensi operasional yang lebih baik dengan rasio Cost to Income (CIR) menurun menjadi 48,6%, dibandingkan dengan 50,2% pada akhir Maret 2024. Ini mencerminkan peningkatan efisiensi biaya.

Baca Juga: Investor Asing Lepas Saham Himbara hingga Rp200 M, Kapan Aksi Jual Ramai-ramai Ini Berakhir?

Kredit ke Segmen Korporasi dan Konsumen Meningkat

Permata Bank menyalurkan kredit sebesar Rp156,6 triliun, naik 6% yoy. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada segmen korporasi yang meningkat 7% yoy menjadi Rp92,2 triliun. Segmen komersial dan konsumen juga menunjukkan pertumbuhan masing-masing sebesar 5,3% dan 4,3% yoy.

Kualitas kredit membaik secara signifikan. NPL Gross turun menjadi 2,0% dari 2,7% pada kuartal pertama 2024. Loan at Risk (LAR) juga turun dari 8,2% menjadi 7,6%.

Untuk menjaga ketahanan terhadap potensi risiko, Bank menetapkan NPL Coverage di level 387% dan LAR Coverage di angka 101%. Permata Bank juga terus melanjutkan upaya penyelesaian kredit bermasalah melalui mekanisme restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset.

Modal Kuat, Siap Dukung Ekspansi

Permata Bank mencatat rasio permodalan (CAR) yang kuat sebesar 33,6%, dan CET-1 di angka 25,6% pada akhir kuartal pertama 2025. Angka ini menjadi salah satu yang tertinggi di antara bank-bank komersial besar di Indonesia.

Struktur modal yang solid ini menjadi fondasi yang kuat untuk mendukung strategi ekspansi jangka panjang Bank, baik melalui pertumbuhan organik maupun anorganik.

Unit Usaha Syariah Tumbuh Impresif

Unit Usaha Syariah (UUS) Permata Bank juga menunjukkan kinerja cemerlang dengan Pendapatan Operasional Sebelum Provisi mencapai Rp195,3 miliar, tumbuh 11,2% yoy. Pendapatan Setelah Distribusi Bagi Hasil juga tumbuh sebesar 6,7% yoy, mencerminkan kinerja yang konsisten dan sehat.

Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah UUS meningkat signifikan sebesar 14,5% yoy menjadi Rp31,2 triliun. Pencapaian ini didorong oleh strategi Bank dalam memperkuat pendanaan murah serta pengembangan ekosistem syariah yang terintegrasi.