Nasional

Tak Lagi Defisit, Transaksi Berjalan 2021 Berbalik Surplus Rp47,3 Triliun

  • Bank Indonesia mencatat transaksi berjalan pada kuartal IV-2021 sebesar surplus US$1,4 miliar atau Rp20,1 triliun (0,4% dari PDB). Transaksi berjalan pada 2021 membukukan surplus sebesar US$3,3 miliar atau Rp47,3 triliun (0,3% dari PDB), setelah mencatat defisit pada 2020 sebesar US$4,4 miliar atau Rp63,1 triliun (0,4% dari PDB). 
Gedung Bank Indonesia

Gedung Bank Indonesia

(Istimewa)

JAKARTA -Bank Indonesia mencatat transaksi berjalan pada kuartal IV-2021 sebesar surplus US$1,4 miliar atau Rp20,1 triliun (0,4% dari PDB). Transaksi berjalan pada 2021 membukukan surplus sebesar US$3,3 miliar atau Rp47,3 triliun (0,3% dari PDB), setelah mencatat defisit pada 2020 sebesar US$4,4 miliar atau Rp63,1 triliun (0,4% dari PDB). 

Kepala Departemen Komunikasi dan Direktur Eksekutif BI Erwin Haryono menyatakan menyatakan secara umum neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal IV-2021 defisit US$0,8 miliar atau Rp11,47 triliun (Kurs Rp14.341 per dolar AS), ditopang oleh surplus transaksi berjalan yang berlanjut, di tengah transaksi modal dan finansial yang mencatat defisit. 

"Dengan perkembangan tersebut, tercatat NPI secara keseluruhan tahun 2021 surplus US$13,5 miliar atau Rp193,6 triliun, jauh lebih tinggi dibandingkan capaian surplus pada tahun sebelumnya sebesar US$2,6 miliar atau Rp37,3 triliun, kata dia dalam website resmi seperti dikutip Jumat, 18 februari 2022.

Posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2021 meningkat menjadi sebesar US$144,9 miliar atau Rp2.078 triliun, setara dengan pembiayaan 7,8 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional.

Ditambahkan, transaksi berjalan pada kuartal IV-2021 tercatat US$1,4 miliar atau Rp20,1 triliun (0,4% dari PDB), meskipun lebih rendah dari capaian surplus sebesar US$5,0 miliar atau Rp71,7 triliun (1,7% dari PDB) pada kuartal sebelumnya.

“Surplus transaksi berjalan tersebut didukung oleh surplus neraca barang dan neraca perdagangan barang seiring tetap kuatnya kinerja ekspor yang dipengaruhi oleh permintaan global dan akselerasi harga komoditas ekspor, khususnya batu bara," tambah Erwin.

Menurut Erwin, sejalan dengan perbaikan aktivitas ekonomi domestik dan tetap kuatnya ekspor, impor juga tumbuh meningkat sehingga menahan surplus neraca perdagangan barang lebih lanjut. 

Kinerja transaksi berjalan juga ditopang oleh peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder yang disebabkan oleh kenaikan penerimaan hibah Pemerintah di bidang kesehatan untuk penanganan pandemi Covid-19. 

Di sisi lain, defisit neraca jasa meningkat terutama akibat melebarnya defisit jasa transportasi sejalan dengan peningkatan pembayaran jasa freight impor barang. Sementara itu, defisit neraca pendapatan primer meningkat seiring dengan perbaikan kinerja korporasi pada periode laporan.

Dari sisi kinerja transaksi modal dan finansial pada kuartal IV-2021 tetap terjaga terutama ditopang oleh surplus investasi langsung di tengah ketidakpastian keuangan global yang berlanjut. Optimisme investor terhadap prospek pemulihan ekonomi domestik mendorong aliran masuk neto investasi langsung pada kuartal IV-2021 sebesar US$3,4 miliar atau Rp48,7 triliun, naik dibandingkan dengan capaian surplus US$3,2 miliar atau Rp45,9 triliun pada kuartal sebelumnya. 

Di sisi lain, ketidakpastian pasar keuangan global yang berlanjut menyebabkan penyesuaian aliran modal keluar pada investasi portofolio terutama dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN) domestik di tengah kinerja saham yang masih mencatat surplus. Selain itu, transaksi investasi lainnya mencatat defisit akibat peningkatan pembayaran utang luar negeri swasta yang jatuh tempo. Dengan perkembangan tersebut, transaksi modal dan finansial pada kuartal IV-2021 tercatat defisit sebesar US$2,4 miliar atau Rp34,4 triliun (0,7% dari PDB).

Perkembangan NPI secara keseluruhan tahun 2021 secara keseluruhan ditopang oleh surplus transaksi berjalan serta surplus transaksi modal dan finansial. Transaksi berjalan pada 2021 membukukan surplus sebesar US$3,3 miliar atau Rp47,3 triliun (0,3% dari PDB), setelah mencatat defisit pada 2020 sebesar US$4,4 miliar atau Rp63,1 triliun (0,4% dari PDB). 

Surplus tersebut terutama ditopang oleh pesatnya kinerja ekspor sejalan dengan meningkatnya permintaan dari negara mitra dagang dan tingginya harga komoditas global, di tengah impor yang juga meningkat seiring perbaikan ekonomi domestik. Selain itu, transaksi modal dan finansial pada 2021 juga membukukan surplus US$11,7 miliar atau Rp167,8 triliun, lebih tinggi dari capaian pada tahun sebelumnya sebesar US$7,9 miliar atau Rp113,3 triliun terutama ditopang oleh investasi langsung dan investasi portofolio.