Nasional

Pasokan Energi Global Bakal Berkurang 4 Persen, PGN Tancap Gas Amankan Kebutuhan Energi Nasional

  • PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terus mendorong pemanfaatan gas bumi dan menjaga ketahanan energi nasional. Hal ini dilakukan PGN demi menghindari krisis energi seperti yang terjadi di Eropa belakangan ini.
PGN
Ilustrasi pegawai PGN (HO)

JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terus mendorong pemanfaatan gas bumi dan menjaga ketahanan energi nasional. Hal ini dilakukan PGN demi menghindari krisis energi seperti yang terjadi di Eropa belakangan ini.

Komisaris Utama PGN Arcandra Tahar mengungkapkan, meningkatnya konsumsi energi seiring pemulihan COVID-19 membuat ekonomi global berpotensi kekurangan 4% pasokan minyak ke pasar dunia.

"Kita sudah lihat sejak tahun lalu (2021) Eropa mengalami krisis energi. Kondisi itu semakin parah ketika terjadi perang Rusia-Ukraina. Saat ini Eropa merespon ancaman energi ini dengan kembali mendorong eksplorasi dan eksploitasi minyak," ujar Arcandra Tahar dalam pertemuan dengan Media pada Kamis, 18 Agustus 2022.

Berkaca dari hal tersebut, mantan Menteri ESDM ini memastikan PGN siap meningkatkan peran dalam ketahanan energi dalam negeri. 

Selain itu menurut Arcandra, mendukung upaya mewujudkan net zero carbon pada 2050 hingga 2060, negara-negara di Eropa fokus untuk mengembangkan renewable dan membatasi eksplorasi migas, termasuk penggunaan batu bara.

Namun disisi lain, Amerika Serikat tetap berpendirian bahwa energi fosil masih akan menjadi sumber utama energinya. Sayangnya dampak peningkatan karbon dalam penggunaan energi fosil ditangkal Amerika dengan melakukan optimalisasi teknologi.

Perlu diketahui, sejumlah negara di Eropa telah melakukan berbagai upaya untuk memperkuat kembali pasokan energinya.

Contohnya Norwegia, yang sebelumnya berusaha memangkas produksi migas dari 4 juta barel per hari menjadi 1 juta barel per hari pada tahun 2050, saat ini justru menawarkan blok-blok migas baru.

Lalu ada Inggris dan Belanda yang mempercepat Final Investment Decisian (FID) pada blok-blok migas yang selama ini tersendat. Kedua negara juga mempermudah perijinan serta memberikan insentif pajak dan fiskal agar lapangan-lapangan marginal bisa segera dikembangkan.

Cara lain yang ditempuh Eropa adalah mengganti operator (investor) agar lebih agresif dalam mengembangkan lapangan-lapangan yang selama ini terbengkalai.

Termasuk juga mengalihkan aset-aset swasta ke BUMN untuk memberikan kepastian pengembangan sebuah lapangan migas segera dilakukan. Dukungan pemerintah dan kontrol penuh negara terhadap BUMN diharapkan mampu lebih memperkuat ketahanan energi di negara tersebut.