Nasional

Naik 37,3 Persen, Indeks Pembangunan Manusia Indonesia di Peringkat 107 Dunia

  • JAKARTA – United Nations Development Program (UNDP) menempatkan Indonesia di peringkat 107 dari 189 negara dan wilayah untuk indeks pembangunan manusia (IPM) pada 2019. Nilai IPM Indonesia 2019 adalah 0,718, naik 37,3% dari 1990. Mengutip laporan Human Development (HDR) tahunan The Next Frontier: Human Development and the Anthropocene, UNDP, naiknya peringkat IPM lantaran Indonesia mampu […]

<p>Keysha (8) menyalami ayahnya sebelum berangkat mengikuti pelajaran secara online di gerai ayam krispy tempat ibunya bekerja, di Jalan Bukit Duri Tanjakan, Gang Langgar, Jakarta Selatan, Selasa, 28 Juli 2020. Anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Firman (32) dan Okta (31) tampak tekun mengikuti pelajaran berbasis online di masa kernormalan baru saat ini. Keluarga yang terdampak secara ekonomi akibat  ayahnya yang dirumahkan dari pekerjaan, membuat ibunya harus turun tangan dengan bekerja di gerai ayam krispy milik tetangga mereka. Belum lagi sistem sekolah online yang memaksa orang tua Keysha harus menyisihkan penghasilan untuk membeli pulsa Rp 25000 per minggu agar anak mereka dapat terus belajar. Ditengah himpitan ekonomi, Keysha yang bercita-cita menjadi seorang dokter ini terus memupuk semangatnya untuk belajar agar bisa membanggakan keluarga, sembari berdoa agar ayahnya kembali mendapatkan pekerjaan dan badai corona segera berakhir. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>

Keysha (8) menyalami ayahnya sebelum berangkat mengikuti pelajaran secara online di gerai ayam krispy tempat ibunya bekerja, di Jalan Bukit Duri Tanjakan, Gang Langgar, Jakarta Selatan, Selasa, 28 Juli 2020. Anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Firman (32) dan Okta (31) tampak tekun mengikuti pelajaran berbasis online di masa kernormalan baru saat ini. Keluarga yang terdampak secara ekonomi akibat ayahnya yang dirumahkan dari pekerjaan, membuat ibunya harus turun tangan dengan bekerja di gerai ayam krispy milik tetangga mereka. Belum lagi sistem sekolah online yang memaksa orang tua Keysha harus menyisihkan penghasilan untuk membeli pulsa Rp 25000 per minggu agar anak mereka dapat terus belajar. Ditengah himpitan ekonomi, Keysha yang bercita-cita menjadi seorang dokter ini terus memupuk semangatnya untuk belajar agar bisa membanggakan keluarga, sembari berdoa agar ayahnya kembali mendapatkan pekerjaan dan badai corona segera berakhir. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

(Istimewa)

JAKARTA – United Nations Development Program (UNDP) menempatkan Indonesia di peringkat 107 dari 189 negara dan wilayah untuk indeks pembangunan manusia (IPM) pada 2019. Nilai IPM Indonesia 2019 adalah 0,718, naik 37,3% dari 1990.

Mengutip laporan Human Development (HDR) tahunan The Next Frontier: Human Development and the Anthropocene, UNDP, naiknya peringkat IPM lantaran Indonesia mampu meningkatkan angka harapan hidup dan lama bersekolah.

“Ini merupakan salah satu tren positif yang dicatat di Indonesia di tahun yang diwarnai tantangan global yang signifikan,” kata Achim Steiner, Administrator UNDP, dikutip Jumat, 18 Desember 2020.

Angka harapan hidup di Indonesia saat ini adalah 71,7 tahun, naik tipis dari indeks sebelumnya yang mencapai 71,5 tahun. Selain itu, lama harapan bersekolah adalah 13,6 tahun.

Angka ini menempatkan Indonesia setara dengan nilai rata-rata di Asia Timur dan Pasifik. Adapun, Pendapatan Nasional Bruto (PNB) per kapita sebesar US$11,459.

Pembangunan Manusia dan Kerusakan Alam

Sejalan dengan tema Anthropocene, laporan ini memperkenalkan Planetary-Pressures Adjusted Human Development Index (PHHDI). PHDI adalah ukuran untuk menyatakan tingkat kerusakan bumi yang dipicu oleh pembangunan manusia.

Dalam hal ini, nilai untuk Indonesia adalah 0,691, turun 3,8% dari IPM sebelumnya di 0,718. Meskipun masih di atas rata-rata global, penurunannya termasuk yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Nilai tersebut menurunkan peringkat Indonesia hingga ke urutan 16 di antara negara-negara yang dinilai untuk PHDI. UNDP mencatat, terdapat lebih dari 50 negara keluar dari kelompok pembangunan manusia “sangat tinggi” di bawah pengukuran PHDI.

“Tidak ada negara di dunia yang mencapai pembangunan manusia sangat tinggi tanpa mengakibatkan kerusakan di planet ini. Tapi kita bisa menjadi generasi pertama yang memperbaiki kesalahan tersebut,” tambah Achim Steiner.

Kendati mengapresiasi, Kepala Perwakilan UNDP Norimasa Shimomura memberikan catatan bagi pemerintah untuk tidak mengendurkan kebijakan pembagunan manusia. Terutama dengan potensi kemunduran akibat pandemi COVID-19.

“kita tidak tahu dampak pandemi untuk satu tahun mendatang, tantangan kita adalah memastikan kemajuan pembangunan yang mencakup masyarakat rentan di Indonesia, dari perempuan di pedesaan hingga yang termiskin di perkotaan,” ujarnya.