Menpan RB: Pemerintah Siapkan Skenario Pemindahan ASN ke Ibu Kota Baru
- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Abdullah Azwar Anas mengatakan, pemerintah saat ini menyiapkan empat skenario pemindahan aparatur sipil negara (ASN) ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Debrinata Rizky
Author


JAKARTA - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Abdullah Azwar Anas mengatakan, pemerintah saat ini menyiapkan empat skenario pemindahan aparatur sipil negara (ASN) ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Menurut Anas skenario ini dipersiapkan untuk pemindahan tahap awal, Hal ini akan berpengaruh pada fasiltas dan berapa kementerian maupun K/L yang akan dipindah.
"Skenario pertama ada 1.800, lalu di skenario 2 ada kurang lebih 2.000 sekian orang dan skenario (3) 60.000 (orang),skenario (4)100.000 (orang). Ini sedang kami rumuskan, karena ini terkait dengan fasilitas di sana," kata Anas saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan pada Selasa, 25 Oktober 2022
- Indonesia Resesi Tahun Depan? Chatib Basri: Menurut Saya Tidak
- Merapat! Darya Varia (DVLA) Bagi Dividen Rp45,92 Miliar, Cek Jadwalnya
- Gelar Rights Issue, Triniti Properti Incar Dana Segar Rp133 Miliar
Ia memastikan bahwa pada saatnya nanti akan ada salah satu skenario yang dipilih. Hingga saat ini Kementerian tengah merumuskan pemilihan skenario yang tepat untuk IKN.
Anas mengungkapkan, secara garis besar ASN yang nanti akan pindah pertama kali ke IKN adalah yang menangani kebijakan langsung soal ibu kota baru. Sementara itu, ASN yang selama ini menangani pelayanan dan bisnis masih bisa dipertahankan dulu di Jakarta.
Terkait fasilitas dalam ASN, Anas menambahkan pemerintah masih mematangkan konsep dasar ruang publik fasilitas umum tersedia dengan baik. Serta akan berjalan pararel untuk ruang publik seperti sekolah sampai perguruan tinggi negeri, rumah sakit dan lingkungan sekitar yang bagus.
Jika fasilitas ruang publik tekah selesai, Menpan-RB tidak ingin ada istilah ASN dipaksa pindah tanpa pematangan ruang publik.

Fakhri Rezy
Editor
