Nasional

Lebaran Kerek Konsumsi, Sri Mulyani Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tetap 5,3 Persen

  • Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan telah mengalokasikan Rp30,6 triliun untuk Tunjangan Hari Raya (THR) lebaran kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) TNI/Polri tahun. Sri Mulyani pun tidak terpengaruh adanya revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dari Bank Indonesia (BI).

<p>Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati / Dok. Kementerian Keuangan</p>

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati / Dok. Kementerian Keuangan

(Istimewa)

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan telah mengalokasikan Rp30,6 triliun untuk Tunjangan Hari Raya (THR) lebaran kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) TNI/Polri tahun.

Sri Mulyani pun tidak terpengaruh adanya revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dari Bank Indonesia (BI).

“Kami harap dana yang kami siapkan ini bisa mendorong konsumsi, walau pun mudiknya dilarang,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA, Kamis 22 April 2021.

Pagu anggaran THR tahun ini lebih besar dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp29,38 triliun. Menurut Sri Mulyani, pemerintah telah menyiapkan skema insentif yang bisa memicu konsumsi.

“Saya harap walau pun lebarannya di zoom, itu bisa pakai baju baru. Kami siapkan event-event seperti Harbolnas (Hari belanja online nasional),” terang Sri Mulyani.

Selain itu, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menjelaskan, ada alokasi Rp500 miliar untuk diskon Harbolnas tahun ini. Anggaran tersebut diberikan dalam bentuk subsidi ongkos kirim dan produk yang diutamakan berasal dari luar negeri.

Kementerian Keuangan pun melihat momentum lebaran tahun ini bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2021 sebesar 7%.

“Ada juga faktor technical rebound dari kontraksi ekonomi tahun lalu,” kata Sri Mulyani.

Proyeksi Kemenkeu Tidak Berubah

Sementara itu, asumsi pertumbuhan ekonomi di Kementerian Keuangan tidak terpengaruh adanya revisi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI). Sebelumnya, bank sentral mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 4,3%-5,3% menjadi 4,1%-5,1%.

Sri Mulyani menegaskan proyeksi pertumbuhan di Kementerian Keuangan tidak berubah. Proyeksi versi Bendahara Negara itu tetap berada di kisaran 4,3%-5,3%. Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan Indonesia berada di angka 4,3% tahun ini.

Sementara Organization for Economic Co-opeartion and Development (OECD) yang menaruh proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 4,9% tahun ini dan 5,4% pada 2022.

Lalu, proyeksi Asian Development Bank (ADB) untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini berada di kisaran 4% hingga 4,8%.

“Proyeksi berbagai lembaga pasti subject to asumsi. Semua menggunakan asumsi seperti berapa jumlah kasus Covid-19, vaksinasi, akselerasi atau seberapa cepat normalisasi terjadi, apakah ada demand yang tertahan, itu semua working assumption,” ungkap Sri Mulyani.

Menurut Sri Mulyani, asumsi pertumbuhan ekonomi di dunia masih sangat dinamis. Hal ini dipicu oleh persebaran virus COVID-19.

Bendahara Negara itu mencontohkan revisi pertumbuhan ekonomi di India yang merosot pasca negara tersebut mengalami lonjakan kasus COVID-19.

“India yang tadinya optimistis pasti nanti akan merasakan. Jadi nanti kita akan pastikan berbagai update yang memberi konfirmasi. Kita selalu berharap revisinya ke atas,” terang Sri Mulyani. (RCS)