Nasional

Japto, KPK dan Dinasti Kepemimpinan di Pemuda Pancasila

  • Di bawah kepemimpinan Japto Soerjosoemarno selama lebih dari empat dekade, PP berkembang dari kelompok semi-resmi pendukung Orde Baru menjadi kekuatan sosial-politik yang tetap eksis hingga saat ini.
japto22.jpg
Ketua Umum Pemuda Pancasila, Japto Soerjosoemarno. (Pemuda Pancasila)

JAKARTA - Pemuda Pancasila (PP) merupakan organisasi paramiliter asal Indonesia yang berdiri sejak 28 Oktober 1959. PP telah memposisikan diri sebagai salah satu ormas paling berpengaruh di Indonesia. 

Di bawah kepemimpinan Japto Soerjosoemarno selama lebih dari empat dekade, PP berkembang dari kelompok semi-resmi pendukung Orde Baru menjadi kekuatan sosial-politik yang tetap eksis hingga saat ini.

Pemuda Pancasila tengah menjadi buah bibir menyusul penggeledahan rumah Japto oleh penyidi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu, 5 Februari 2025. Penggeledahan itu terkait dugaan kasus korupsi penerimaan gratifikasi oleh mantan Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari.

Pemuda Pancasila didirikan Jenderal A.H. Nasution dengan tujuan utama menekan pengaruh organisasi sayap Partai Komunis Indonesia (PKI) seperti Pemuda Rakyat, SOBSI, BTI, dan Gerwani. 

Sebelum berubah nama menjadi Pemuda Pancasila, ormas ini awalnya bernama Pemuda Patriotik, organisasi ini merupakan sayap pemuda dari Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI). Setelah IPKI melebur ke Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pasca-Pemilu 1971, PP kemudian menjalin kedekatan dengan Golkar, partai penguasa era Orde Baru.

PP juga dikenal karena keterlibatannya dalam peristiwa 1965 yang berujung pada pembantaian terhadap tersangka anggota PKI dan komunitas Tionghoa-Indonesia. Film dokumenter Jagal (2012) menyoroti peran kelompok ini dalam sejarah kelam tersebut.

Kepemimpinan Japto Soerjosoemarno: 44 Tahun Berkuasa

Pada tahun1981, tokoh PP dari Sumatera Utara menginisiasi Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di Cibubur yang melahirkan kepemimpinan baru. Seorang ningrat dari Kadipaten Mangkunegaran Solo, Kanjeng Pangeran Haryo Japto Soelistio Soerjosoemarno, terpilih sebagai Ketua Umum. 

Sejak saat itu hingga tahun 2025 tak kurang 44 tahun Japto tak tergoyahkan dalam kepemimpinan PP, bahkan kekuasaannya atas PP melebihi masa kekuasaan Presiden Soeharto yang berlangsung 32 tahun.

Japto lahir pada 16 Desember 1949, adalah putra Brigadir Jenderal TNI Kanjeng Raden Pangeran Mas hario Soetarjo seorang keturunan raja Mangkunegaran, dan Dolly Zegerius. Japto juga merupakan adik dari aktris Marini Soerjosoemarno. 

Dengan latar belakang militer dan ningrat dalam keluarganya, Japto mampu mempertahankan dominasi dan loyalitas dalam tubuh PP menjadi organisasi yang tetap eksis hingga kini.

Selain menjadi Ketua Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila sejak 1981, Japto juga aktif di Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri ABRI (FKPPI). Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum DPP Partai Patriot, partai yang lahir dari sayap politik PP.

Dengan klaim jumlah anggota yang mencapai tiga juta orang, PP tetap menjadi salah satu organisasi yang memiliki daya tawar politik tinggi. Pengaruhnya masih terasa di berbagai daerah, baik melalui jejaring bisnis maupun kemitraan dengan partai politik tertentu.

Japto dikenal sebagai pecinta alam dan pendukung pelestarian satwa di bawah naungan WWF. Meski demikian, ia juga memiliki hobi berburu dan mengoleksi berbagai trofi hasil perburuannya. 

Dalam kehidupan pribadinya, Japto menikah dengan Retno Suciati dan dikaruniai tiga anak, salah satunya Sahid Abishalom Benninu Nugroho Noyosatwiko Soerjosoemarno yang menikah dengan aktris Yasmine Wildblood.

Dari Masa ke Masa: Pemuda Pancasila di Era Modern

Meskipun zaman telah berubah, Pemuda Pancasila tetap bertahan dengan berbagai adaptasi. Di era demokrasi, ormas ini sering dikaitkan dengan pengamanan proyek, mobilisasi massa dalam kampanye politik, hingga konflik dengan aparat atau kelompok masyarakat lainnya. 

Namun, di sisi lain, PP juga mengklaim sebagai organisasi yang berkontribusi dalam kegiatan sosial, seperti bakti sosial dan pendampingan hukum bagi masyarakat. Dengan kepemimpinan Japto yang telah berlangsung selama 44 tahun, pertanyaan besar muncul.

Akankah ada regenerasi di tubuh Pemuda Pancasila? Ataukah dinasti kepemimpinan ini akan terus bertahan dalam beberapa dekade ke depan? Waktu yang akan menjawab.