Hari Raya Nyepi: Sejarah dan Filosofi Dibalik Hari yang Diisi dengan Kesunyian
- Hari Raya Nyepi memiliki sejarah yang cukup panjang yang berasal dari zaman Kerajaan Bali Kuno. Di bali sendiri, Hari Raya Nyepi pertama kali dirayakan oleh para raja pada abad ke-8 Masehi. Para raja memutuskan merayakan hari Nyepi sebagai bentuk penghormatan pada dewa-dewa dan roh leluhur.

Muhammad Farhan Syah
Author


JAKARTA - Nyepi merupakan salah satu perayaan keagamaan yang penting bagi umat Hindu di seluruh dunia. Pada hari itu, seluruh kegiatan dan aktivitas dihentikan selama 24 jam, termasuk perdagangan, transportasi hingga hiburan. Hari Raya Nyepi juga dirayakan untuk menandai tahun baru Saka.
Hari Raya Nyepi memiliki sejarah yang cukup panjang yang berasal dari zaman Kerajaan Bali Kuno. Di bali sendiri, Hari Raya Nyepi pertama kali dirayakan oleh para raja pada abad ke-8 Masehi. Para raja memutuskan merayakan hari Nyepi sebagai bentuk penghormatan pada dewa-dewa dan roh leluhur.
Menurut catatan sejarah, Hari Raya Nyepi juga dihubungkan dengan legenda tentang Sanghyang Aji Saka, seorang raja dari Jawa yang memutuskan untuk memperluas wilayah kekuasaannya dengan menyerang Bali.
Namun, dalam pertempuran tersebut, Sanghyang Aji Saka dikalahkan oleh Dewa Siwa. Sanghyang Aji Saka kemudian mengalami rasa menyesal dan bertaubat. Dewa Siwa pun mengampuninya dan memberikan saran kepada raja Bali untuk memperkenalkan kalender Saka sebagai simbol kebesaran Bali, sekaligus sebagai pengganti kalender Jawa yang digunakan.
Filosofi Dibalik Hari Raya Nyepi
Hari Raya Nyepi memiliki makna filosofis yang dalam. Menurut ajaran agama Hindu, Hari Raya Nyepi menjadi momen untuk mengendalikan emosi dan pikiran, serta memperbaiki hubungan dengan sesama manusia dan Tuhan. Selain itu, Hari Raya Nyepi juga dianggap sebagai waktu untuk membersihkan alam semesta dari energi negatif dan menjaga keseimbangan alam.
- Transaksi Bitcoin di Ajaib Kripto Melonjak hingga 600 Persen Gara-gara Ini
- Jangan Sampai Dihack! Ini Cara Lindungi Akun Gmail dengan Google Authenticator
- Mengenal Ogoh-ogoh: Karya Seni Patung yang Kerap Dipawaikan Jelang Nyepi
Kesunyian di Hari Raya Nyepi juga bermakna sebagai momenntum untuk introspeksi diri, mengevaluasi diri serta merenungkan arti kehidupan. Kegiatan itu diharapkan bisa menjadi salah satu cara agar umat Hindu dapat mengembangkan diri dan menjadi manusia yang lebih baik ke depannya.
Tradisi yang Dilakukan pada Hari Raya Nyepi
Khususnya di Bali, Sebelum Hari Raya Nyepi datang, umat Hindu di sana akan melakukan upacara Melasti yang dilakukan dengan membersihkan segala pusaka dan arca di pura yang dianggap sebagai tempat suci.
Pada malam sebelum Hari Raya Nyepi, umat Hindu di Bali juga melakukan ritual ogoh-ogoh. Ritual tersebut melibatkan pembuatan patung-patung raksasa dari bambu dan kayu yang kemudian diarak mengelilingi desa dan dibakar pada akhir acara. Patung-patung itu melambangkan roh jahat dan negatif yang harus diusir sebelum Hari Raya Nyepi tiba.
Pada Hari Raya Nyepi, umat Hindu di Bali juga melakukan Tapa Brata Penyepian, artinya mereka akan diam total selama 24 jam, Bahkan, masyarakat tidak diizinkan untuk keluar rumah. Seluruh kegiatan dihentinkna kecuali untuk keperluan yang mendesak.

Muhammad Farhan Syah
Editor
