Korporasi

Suntik Duit Rp3,09 Triliun, Kini Emtek Genggam 5,88 Persen Saham Grab Indonesia

  • PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek) mengumumkan telah menambah kembali kepemilikan sahamnya di PT Grab Teknologi Indonesia dengan nilai Rp3,09 triliun. Transaksi ini dilaksanakan pada 30 Juni 2021.

<p>Konglomerat pemilik Grup Emtek, Eddy Kusnadi Sariaatmadja / Forbes Indonesia</p>

Konglomerat pemilik Grup Emtek, Eddy Kusnadi Sariaatmadja / Forbes Indonesia

(TrenAsia)

JAKARTA – Emiten milik konglomerat Eddy Kusnadi Sariaatmadja, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) atau Emtek Group mengumumkan telah menambah kembali kepemilikan sahamnya di PT Grab Teknologi Indonesia dengan nilai Rp3,09 triliun. Transaksi ini dilaksanakan pada 30 Juni 2021.

Sekretaris Perusahaan Emtek, Titi Maria Rusli mengatakan bahwa emiten berkode saham EMTK ini telah menambah kepemilikan saham berupa penyertaan atas saham baru yang diterbitkan Grab dengan jumlah 311.274.193 saham baru dengan nilai nominal Rp1.000 per lembar.

Jumlah saham baru yang diserap oleh Emtek itu setara dengan 3,29% dari modal disetor dan ditempatkan oleh Grab Indonesia. Adapun dana yang dikeluarkan Emtek dalam transaksi tersebut sebesar Rp3,09 triliun.

“Total penyertaan sebesar Rp3,09 triliun, atau setara dengan US$210 juta,” ujar Titi melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Senin, 5 Juli 2021.

Titi menjelaskan alasan dilakukannya transaksi tersebut adalah untuk mendukung kegiatan usaha utama perseroan sekaligus memperkaya ekosistem digital Emtek sebagai perusahaan teknologi dan digital terkemuka di Indonesia.

Sebelumnya, perseroan telah memiliki 244.572.580 lembar saham Grab Indonesia. Jumlah tersebut setara dengan 2,68% dari modal disetor dan ditempatkan atau menjadi 2,59% setelah penempatan saham. Dengan adanya transaksi tersebut, Emtek saat ini mengempit 5,88% saham Grab Indonesia.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa transaksi tersebut akan mengurangi jumlah kas dan setara kas perseroan. Namun, kata Titi, sisi investasi jangka panjang akan meningkat. Sehingga, kondisi keuangan perseroan, dalam hal ini total aset tidak akan berubah.

“Nilai transaksi adalah setara 24,9 persen dari ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan audit per 31 Desember 2020, yaitu Rp12,40 triliun,” pungkasnya. (SKO)