Saham NISP Melaju Usai Laba 2024 Naik Double Digit
- Saham PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) menghijau usai melaporkan pertumbuhan laba bersih sebesar 19% secara tahunan (year on year / yoy) di angka Rp4,9 triliun pada 2024 pada Jumat, 31 Januari 2025.

Ananda Astri Dianka
Author


JAKARTA – Saham PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) menghijau usai melaporkan pertumbuhan laba bersih sebesar 19% secara tahunan (year on year / yoy) di angka Rp4,9 triliun pada 2024 pada Jumat, 31 Januari 2025.
Pada perdagangan Senin, 3 Februari 2025, pukul 10.20 WIB saham NISP menguat 1,12% ke Rp1.350 per saham. Tak cuma hari ini, sepekan terakhir, saham NISP juga menunjukkan tren kenaikan sbeesar 1,13%.
Sentimen ini tentunya dipengaruhi dengan kinerja apik tahun 2024. Mengutip laporan keuangan 2024 NISP, pertumbuhan laba bersih tersebut didorong oleh pendapatan bunga bersih yang naik sebesar 11% YoY menjadi Rp 11,04 triliun. Selain itu, penurunan beban cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan sebesar 87%.
Rasio Kredit Bermasalah Bruto stabil di angka 1,6% dan Loan at Risk yang turun 0,4% secara point to point, dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, kondisi likuiditas Bank juga terbilang sehat dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) sebesar 260,6%, jauh di atas ketentuan regulator.
Dari sisi pembiayaan, per 31 Desember 2024, bank telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan dengan pertumbuhan sebesar 5,5 Triliun atau 17% YoY, di mana 42,3% di antaranya dalam bentuk pinjaman terkait keberlanjutan dan pembiayaan hijau. Kredit ritel tumbuh 14% YoY, dan kredit perbankan bisnis tumbuh sebesar 9% YoY.
Per akhir Desember 2024, OCBC Indonesia melaporkan dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp205,93 triliun, tumbuh 13,3% yoy. Pertumbuhan DPK bank ditopang oleh deposito yang naik 14,4% yoy, sedangkan dana murah, yakni giro dan tabungan tumbuh 12,4% yoy.
Rasio dana murah atau current account savings account (CASA) bank pun turun 50 basis poin (bps) menjadi 55,3%. Presiden Direktur OCBC, Parwati Surjaudaja mengatakan pencapaian sepanjang 2024 mencerminkan kepercayaan nasabah serta ketahanan bank dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan domestik.
Tak ketinggalan, di tahun 2024 ini, perseroan resmi mengakuisisi Bank Commonwealth yang kemudian bergabung ke dalam OCBC. Alhasil, penggabungan tersebut membuat aset OCBC Indonesia membesar 12,5% yoy menjadi Rp281 triliun dari sebelumnya Rp249,8 triliun pada 2023.
Di penghujung tahun, jumlah transaksi melalui e-channel berhasil mencatatkan pertumbuhan hingga 58% YoY. Pengguna aktif individu internet banking dan OCBC Mobile meningkat sebesar 20% YoY, sedangkan pengguna aktif OCBC Business Mobile untuk nasabah korporasi mengalami peningkatan jumlah pengguna sebesar 30% YoY.
