Korporasi

Petrosea Kantongi Kontrak Jasa Pertambangan Rp2,7 Triliun

  • PT Petrosea Tbk (PTRO) meraih kontrak jasa pertambangan atau mining service agreement senilai Rp2,7 triliun dengan target produksi sebesar 78,28 juta bank cubic metre volume lapisan tanah penutup (overburden) dan 3,95 juta ton batu bara hingga Desember 2027.

Sukirno

Sukirno

Author

<p>Perusahaan jasa pertambangan PT Petrosea Tbk (PTRO) / Dok. Petrosea</p>

Perusahaan jasa pertambangan PT Petrosea Tbk (PTRO) / Dok. Petrosea

(Istimewa)

JAKARTA – PT Petrosea Tbk (PTRO) meraih kontrak jasa pertambangan atau mining service agreement senilai Rp2,7 triliun dengan target produksi sebesar 78,28 juta bank cubic metre volume lapisan tanah penutup (overburden) dan 3,95 juta ton batu bara hingga Desember 2027.

Presiden Direktur Petrosea Hanifa Indradjaya mengatakan perjanjian ini dilakukan PT Karya Bumi Lestari selaku anak usaha yang 100% sahamnya dikuasai Petrosea dengan PT Kartika Selabumi Mining selaku klien dan PT Palm Asri Mas selaku penjamin.

“Perolehan kontrak ini akan mendukung pencapaian sustainable superior performance di masa mendatang,” kata Hanifa dalam keterangan resmi, Kamis, 8 April 2021.

Di dalam perjanjian jasa pertambangan itu, Petrosea bertindak sebagai pihak yang melakukan manajemen proyek dan Kartika Selabumi Mining sebagai kontraktor yang fokus untuk mendukung perusahaan di sektor pertambangan dan konstruksi, terkhusus pengadaan alat berat.

“Perjanjian ini memastikan implementasi strategi 3D, yaitu diversifikasi, digitalisasi, dan dekarbonisasi yang akan menjadi enabler dan pilar kunci perusahaan untuk terus mengembangkan value proposition kepada seluruh pelanggan dan stakeholder,” kata Hanifa.

Sepanjang 2020, emiten berkode saham PTRO ini tercatat membukukan laba bersih senilai US$32,28 juta atau naik 3,53% dibandingkan dengan tahun 2019 yang hanya sebesar US$31,18 juta.

Perusahaan juga berhasil meningkatkan posisi kas menjadi US$133,95 juta atau naik 59,12% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Proyek Minerba yang dimulai sejak tahun 2018 menjadi salah satu pendongkrak kinerja Petrosea dalam bisnis pertambangan beberapa tahun terakhir.

Meski laba meningkat, pendapatan perusahaan tercatat turun sebesar 28,49% dengan membukukan pendapatan senilai US$340,65 juta akibat pembatasan pembatasan sosial yang diberlakukan di pasar internasional yang disebabkan oleh pandemi COVID-19. (SKO)