Laba Turun 44,15%, Metland Masih Bagi Dividen Rp54,43 Miliar
Emiten properti PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) berencana membagikan dividen sebesar Rp54,43 miliar setelah disetujui dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) tahun buku 2020. Jumlah ini merupakan 20% dari laba bersih MTLA pada 2020.

Reza Pahlevi
Author


Suasana konferensi pers seusai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) tahun buku 2020 PT Metropolitan Land Tbk (MTLA). (Foto: dok. Metland)
(Istimewa)JAKARTA – Emiten properti PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) berencana membagikan dividen sebesar Rp54,43 miliar setelah disetujui dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) tahun buku 2020. Jumlah ini merupakan 20% dari laba bersih MTLA pada 2020.
Dividen tersebut akan dibagikan kepada pemegang saham sebanyak 7.655.126.330 lembar saham atau sebesar Rp7,11 per lembar saham. RUPST juga memutuskan laba yang akan dialokasikan sebagai cadangan sebesar Rp2 miliar dan sisanya dipakai sebagai laba ditahan.
“Di tengah berbagai tantangan tahun 2020, Metland dapat membukukan kinerja yang positif kendati secara umum mengalami penurunan dibandingkan tahun 2019,” ujar Direktur MTLA Olivia Surodjo usai RUPST, Senin, 14 Juni 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Sepanjang tahun lalu, MTLA mencatatkan laba bersihyang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp272,2 miliar. Jumlah ini terkoreksi 44,15% dibandingkan tahun sebelumnya Rp487 miliar.
Sementara itu, Metland juga membukukan pendapatan sebesar Rp1,1 triliun pada 2020. Jumlah ini turun 20,87% dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya Rp1,4 triliun. Turunnya pendapatan ini akibat penurunan seluruh segmen usaha Metland, terutama real estat yang turun Rp120 miliar.
Pembukuan penjualan terbesar berasal dari proyek Metland Puri dan Riviera at Puri, Metland Menteng dan Metland Cibitung. Sedangkan dari sisi presentase penurunan terbesar berasal dari segmen hotel yang mengalami penurunan hingga 47,61% dibandingkan tahun sebelumnya.
“Pandemi COVID-19 cukup berdampak pada lemahnya daya beli masyarakat yang mengakibatkan kebutuhan akan produk properti tidak menjadi prioritas utama di masa krisis,” kata Olivia.
Selain memutuskan bagi dividen, RUPST juga merombak jajaran komisaris dan direksi. Kamardy Arief yang menjabat Komisaris Independen dan Thomas J. Angfendy sebagai Presiden Direktur pensiun. Lanny Bambang pun diangkat sebagai Komisaris dan Anhar Sudradjat sebagai Presiden Direktur.
Strategi Metland pada 2021
Setelah sukses jual habis Wisteria pada tahap 1, Metland bersama Keppel Land Ltd meneruskan penjualan Wisteria dengan meluncurkan produk tahap dua di awal kuartal II-2021. Tahap kedua kembali ditawarkan sekitar 201 unit rumah dan 50% unitnya langsung terserap pasar.
Lalu, Metland juga melanjutkan klaster Oxalis di Metland Puri ke tahap dua dengan harga mulai Rp1 miliaran, klaster Batavia di Metland Cibitung tahap dua sebanyak 101 unit dengan harga mulai Rp500 jutaan, dan klaster The Northbend di Metland Cyber City dan klaster Aimara di Metland Cileungsi.
Metland juga tengah menyelesaikan pembangunan Hotel Horison Ultima Kertajati yang saat ini sedang memasuki tahap penyelesaian dan finishing interior. Rencananya, hotel ini dapat mulai beroperasi pada kuartal IV-2021.
Di sisi lain, Metland masih menunda pembangunan Hotel Royal Venya di Ubud. Hal ini karena kondisi pandemi yang masih membuat Bali belum dapat menerima target pasar utama hotel tersebut, yaitu turis internasional. (RCS)
