Mengenal Plusvalenza, Skandal yang Membuat Juventus Dikurangi 15 Angka di Serie-A
- Hukuman berat tersebut harus diterima karena Juventus memanipulasi laporan keuangan

Chrisna Chanis Cara
Author


TURIN—Juventus bak disambar petir di siang bolong usai menerima pengurangan 15 poin di Serie-A 2022/2023.
Hukuman berat tersebut harus diterima karena Juventus memanipulasi laporan keuangan. Selain pengurangan poin, sebelas mantan direksi La Vecchia Signora mendapatkan sanksi larangan beraktivitas di sepak bola Italia.
Akar dari pelanggaran klub papan atas di Negeri Piza ini adalah Plusvalenza atau keuntungan modal. Lebih detailnya, Plusvalenza dalam kasus Juventus adalah keuntungan yang diperoleh dari penjualan pemain dari atau ke klub. Misal Juventus membeli pemain senilai 50 juta euro dengan kontrak lima tahun. Klub kemudian akan mengamortisasi biaya hak pendaftaran pemain selama durasi kontrak.
Dalam kasus ini, nilai amortisasi atau penyusutan sang pemain adalah 10 juta euro per tahun, hasil dari nilai kontrak dibagi durasi kontrak. Sehingga apabila Juventus menjual pemain tersebut setelah tiga tahun sebesar 30 juta euro, klub bakal mendapatkan keuntungan modal senilai 10 juta euro atas hak pendaftarannya. Angka itu didapat dari 30 juta euro dikurangi 20 juta euro dalam nilai yang diamortisasi.
- Prakiraan Cuaca Hari Ini dan Besok untuk Wilayah DKI Jakarta
- 9 Bunga Khas Tahun Baru Imlek Dipercaya Bawa Keberuntungan di 2023
- Meriah Rayakan Imlek, Berikut 5 Kelenteng Terbesar di Indonesia
Penggelembungan nilai aset dilakukan agar klub terlihat mendapat untung dari transfer pemain tertentu. Tekanan untuk menyeimbangkan neraca klub memang besar setelah munculnya aturan Financial Fair Play (FFP) yang ditetapkan UEFA sejak lebih dari satu dekade.
Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) menemukan sejumlah bukti untuk menjerat Juventus atas skandal Plusvalenza. Hal itu termasuk pertukaran pemain plus uang yang melibatkan Arthur Melo dan Miralem Pjanic ke Barcelona. FIGC telah menyelidiki 62 transfer yang mencurigakan, 42 di antaranya terkait Juventus.
Otoritas di Italia curiga juga curiga ketika Juventus mengklaim menghemat 90 juta euro atau setara dengan Rp1,5 triliun berkat pengurangan gaji pada 2020 akibat Covid-19. Juventus sendiri berencana mengajukan banding atas hukuman FIGC. “Perusahaan menunggu publikasi alasannya dan saat ini mengumumkan banding ke Sports Guarantee College dalam hal Kode Keadilan Olahraga,” demikian pernyataan Juventus.
Pengurangan 15 poin membuat Juventus terjun bebas dari peringkat ketiga menjadi peringkat 10 dengan 22 angka dari 18 laga. Hal ini membuat peluang Arkadiusz Milik memenangi Serie-A hampir mustahil karena pemuncak klasemen Napoli telah mengantongi 50 angka dari 19 laga. Juve pun bisa mengalami kerugian finansial besar apabila gagal ke zona Liga Champions. Kini Juventus berjarak 14 poin dari AS Roma yang berada di posisi empat, jatah terakhir ke Liga Champions.
Sebelum ini, Juventus pernah terkena skandal yang lebih menghebohkan yakni Calciopoli. Alessandro Del Piero dkk. kala itu dipaksa turun ke Serie-B, pengurangan Sembilan poin dan pencabutan Scudetto musim 2004/2005 dan 2005/2006.

Ananda Astri Dianka
Editor
