Kinerja Anjlok Diterpa Pandemi, Begini Proyeksi Adhi Karya Tahun 2021
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Joshua Michael mengatakan bahwa laba bersih ADHI pada tahun 2020 di bawah perkiraan atau konsesusnya sekitar Rp59 miliar – Rp126 miliar.

Drean Muhyil Ihsan
Author


Pengerjaan proyek PT Adhi Karya
(TrenAsia)JAKARTA – Emiten konstruksi pelat merah PT Adhi Karya (Persero) Tbk mencatat penurunan kinerja sepanjang tahun 2020. Pada masa pandemi, pendapatan serta laba bersih perseroan kompak anjlok.
Pendapatan emiten berkode saham ADHI ini anlok 29,27% year-on-year (yoy) menjadi Rp10,82 triliun pada 2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp15,3 triliun. Bahkan, laba bersih ambles hingga 96,54% yoy dari Rp663,81 miliar menjadi Rp23,7 miliar.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Joshua Michael mengatakan bahwa laba bersih ADHI pada tahun 2020 di bawah perkiraan atau konsesusnya sekitar Rp59 miliar – Rp126 miliar.
Menurutnya, hal ini disebabkan oleh pendapatan dari proyek LRT yang ditangguhkan dengan nilai Rp1,6 triliun selama periode April – Desember 2020.
“Hal ini membuat pencapaian pendapatan di bawah ekspektasi kami sebesar Rp10,8 triliun, atau sekitar 80 – 83 persen dari konsesus,” ujarnya melalui riset yang diterima TrenAsia.com, Selasa 13 April 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Joshua meragukan pendapatan serta laba bersih perseroan pada tahun 2021 dapat mendekati capaian sebelum masa pandemi COVID-19. Kendati begitu, ia berharap adanya pemulihan pada tahun ini dengan adanya dukungan anggaran infrastruktur negara yang lebih tinggi.
Dengan gambaran tersebut, ia memutuskan untuk menggunakan asumsi burn rate yang lebih konservatif dan memangkas estimasi pendapatan tahun buku 2021 dari Rp15,5 triliun menjadi Rp13,3 triliun. Angka ini lebih tinggi 22,8% yoy dibandingkan dengan realisasi pendapatan tahun lalu.
“Kami juga memotong margin kotor dan bersih tahun 2021 dari 14,7 persen dan 2,6 persen menjadi 14,0 persen dan 1,1 persen. Oleh karena itu, kami juga memangkas laba bersih 2020 dari Rp398 miliar menjadi Rp142 miliar,” paparnya.
Lebih lanjut, Joshua memperkirakan kontrak baru dan buku pesanan sepanjang 2021 masing-masing sebesar Rp21,6 triliun dan Rp60 triliun. ADHI sendiri optimistis dengan menargetkan kontrak baru mencapai nilai Rp24 triliun pada tahun ini.
Di tengah revisi laba bersih tahun 2021, Mirae Asset justru meningkatkan rekomendasi dari hold menjadi trading buy pada saham ADHI. Namun, target price diturunkan menjadi Rp1.250 per lembar dari sebelumnya Rp1.500 per lembar
“Hal ini sehubungan dengan koreksi harga saham ADHI yang terjadi belakangan ini,” tukas dia.
Melansir data RTI, saham ADHI turun 4,48% ke level Rp1.065 per lembar pada penutupan perdagangan Senin, 12 April 2021. Dalam sehari, saham ADHI bergerak pada rentang harga Rp1.060 hingga Rp1.120 per lembar.(RCS)
