Korporasi

HMSP Bukukan Pendapatan Rp28,79 Triliun di Kuartal I-2025, Ekspor Naik Tajam

  • HMSP mencatat pendapatan stabil di kuartal I-2025. Penjualan ekspor melonjak hampir tiga kali lipat, didukung pertumbuhan produk bebas asap dan SKT.
<p>Rokok Sampoerna Mild. / Tokopedia</p>

Rokok Sampoerna Mild. / Tokopedia

(Istimewa)

JAKARTA - PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) berhasil menjaga stabilitas pendapatan pada kuartal I-2025 dengan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp28,79 triliun. Realisasi ini hanya terkoreksi tipis 1,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp29,11 triliun di tengah tantangan pasar domestik.

Penurunan tipis tersebut terutama berasal dari turunnya kinerja segmen sigaret kretek mesin (SKM), yang selama ini menjadi penopang utama pendapatan. Pada kuartal I-2025, penjualan SKM tercatat sebesar Rp15,69 triliun, turun dari Rp17,29 triliun yang dibukukan pada kuartal I-2024.

Namun, pelemahan itu berhasil dikompensasi oleh pertumbuhan di lini produk lain. Penjualan sigaret kretek tangan (SKT) meningkat menjadi Rp9,83 triliun dari sebelumnya Rp9,11 triliun. Sementara itu, produk bebas asap naik pesat dari Rp318,24 miliar menjadi Rp442,71 miliar secara tahunan.

Strategi diversifikasi produk yang dijalankan perusahaan tampaknya mulai membuahkan hasil. Selain memperkuat posisi di pasar domestik, HMSP juga meningkatkan kontribusi ekspor dan penjualan kepada afiliasi. Total pendapatan dari pihak berelasi melonjak dari Rp301,20 miliar menjadi Rp677,29 miliar.

Kontribusi terbesar berasal dari ekspor yang mencapai Rp558,65 miliar, naik hampir tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan lokal kepada entitas afiliasi juga tumbuh dari Rp95,57 miliar menjadi Rp118,64 miliar, memperkuat jaringan distribusi dalam grup.

Dari sisi biaya, beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp23,77 triliun atau turun tipis dari Rp24,35 triliun. Penurunan ini mencerminkan efisiensi produksi yang tetap terjaga, meskipun komponen utama beban, yakni pita cukai, justru meningkat dari Rp16,63 triliun menjadi Rp16,95 triliun.

Di sisi lain, beban penjualan meningkat dari Rp1,50 triliun menjadi Rp1,80 triliun, seiring dengan penguatan aktivitas pemasaran. Beban umum dan administrasi juga naik menjadi Rp819 miliar dari Rp690 miliar, mencerminkan ekspansi operasional serta biaya jasa manajemen yang lebih tinggi.

Meski beban usaha meningkat, laba kotor HMSP justru tumbuh menjadi Rp5,02 triliun dari Rp4,76 triliun. Peningkatan ini mengindikasikan kemampuan perusahaan menjaga efisiensi dasar, meskipun struktur biaya industri tembakau nasional masih sangat dipengaruhi tekanan fiskal.

Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp1,92 triliun. Angka tersebut menurun dari Rp2,25 triliun pada kuartal I-2024, mencerminkan dampak dari kenaikan beban operasional yang belum seluruhnya terkompensasi oleh efisiensi pendapatan.

Dari sisi neraca, posisi keuangan HMSP tetap solid. Kas dan setara kas meningkat signifikan dari Rp2,37 triliun pada akhir 2024 menjadi Rp5,58 triliun. Kenaikan ini terutama berasal dari pelunasan piutang pihak berelasi yang memperkuat arus kas dari aktivitas investasi.

Total liabilitas HMSP per Maret 2025 tercatat Rp21,89 triliun, turun dari Rp25,84 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, ekuitas naik menjadi Rp30,29 triliun, mencerminkan kekuatan neraca perusahaan yang tetap sehat dan berdaya tahan di tengah tekanan pasar.