Korporasi

Dividen Jumbo Cimory: Bambang Sutantio Panen Lebih dari Rp637 Miliar

  • Kinerja keuangan CMRY pada 2024 memang mengesankan. Laba bersih tembus Rp1,51 triliun, tumbuh 22,36% dibanding tahun sebelumnya.
tantio, Chairman PT Cisarua Mountain Dairy (Cimory Group) / Dok. Cimory
Bambang Sutantio, Chairman PT Cisarua Mountain Dairy (Cimory Group) / Dok. Cimory (Cimory.com)

JAKARTA - PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY), perusahaan di balik merek susu Cimory, mulai menyalurkan dividen tunai tahun buku 2024 pada Jumat, 9 Mei 2025. Nilai dividen yang dibagikan mencapai Rp1,19 triliun atau Rp150 per saham, menjadi salah satu yang terbesar di sektor barang konsumsi tahun ini.

Dari jumlah tersebut, nama Bambang Sutantio, pendiri dan Komisaris Utama CMRY, menjadi penerima manfaat terbesar. Hingga akhir April 2025, ia tercatat memiliki 4,25 miliar saham atau sekitar 53,56% dari total saham beredar. Jika porsi kepemilikan tersebut belum berubah, ia berpeluang mengantongi dividen hingga Rp637,50 miliar.

Proses pembagian dividen ini telah melalui tahapan resmi, termasuk cum date di pasar reguler pada 28 April dan recording date pada 30 April 2025. Hari ini menjadi momen pencairan bagi para pemegang saham yang tercatat.

Kinerja keuangan CMRY pada 2024 memang mengesankan. Laba bersih tembus Rp1,51 triliun, tumbuh 22,36% dibanding tahun sebelumnya. Laba per saham naik signifikan dari Rp156,49 menjadi Rp191,48, seiring dengan penjualan bersih yang mencapai Rp9,02 triliun, naik 16,12% dari 2023.

Kontribusi utama pendapatan berasal dari dua lini utama: produk olahan susu sebesar Rp3,87 triliun dan makanan konsumsi sebesar Rp5,15 triliun. Meski beban pokok penjualan turut meningkat 8,87% menjadi Rp4,94 triliun, laba kotor tetap tumbuh pesat menjadi Rp4,08 triliun. Laba usaha pun mencapai Rp1,67 triliun setelah dikurangi berbagai beban operasional.

CMRY juga mencatat pertumbuhan aset hingga Rp8,19 triliun per akhir tahun lalu, naik lebih dari 16% secara tahunan. Ekuitas perusahaan bertambah menjadi Rp6,75 triliun, sementara kas dan setara kas tersisa Rp1,28 triliun, terkoreksi dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp2,19 triliun.

Dari Sales Engineer hingga Raja Produk Susu

Kisah Bambang Sutantio bermula jauh sebelum Cimory menjadi raksasa industri makanan dan minuman. Pria kelahiran 1958 ini menyelesaikan studi Teknologi Pangan di Technical University of Berlin. Karier awalnya dimulai sebagai sales engineer di perusahaan Jerman, Fuehrmeister, di Jakarta.

Tahun 2004 menjadi titik balik saat Bambang memutuskan membangun bisnis dari nol. Tanpa dukungan modal besar, ia mendirikan Cimory dengan satu karyawan. Kini, usahanya meluas ke sektor restoran, pariwisata, hingga rekreasi keluarga. Ia pun menerima penghargaan EY Entrepreneur of The Year 2019 untuk kategori manufaktur makanan.

Dengan dividen miliaran yang diterima tahun ini, Bambang tidak hanya menunjukkan daya tahan bisnis Cimory, tetapi juga mempertegas posisinya sebagai salah satu pelaku usaha paling sukses di industri konsumer domestik.