BTN Syariah Catat Laba Tertinggi Jelang Spin-Off, Pembiayaan dan Aset Tumbuh Dua Digit
- BTN Syariah bukukan laba Rp199 miliar di kuartal I-2025, naik 21,1% yoy. Pembiayaan tumbuh dua digit, spin-off jadi Bank Umum Syariah kian dekat.

Alvin Bagaskara
Author


BTN Syariah / Dok. Perseroan
(Istimewa)JAKARTA – Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN Syariah) mencatatkan pertumbuhan signifikan pada kuartal I-2025 menjelang proses pemisahan (spin-off) menjadi entitas mandiri, Bank Umum Syariah (BUS), pada paruh kedua tahun ini.
Laba bersih BTN Syariah tercatat sebesar Rp199 miliar per akhir Maret 2025, naik 21,1% (year-on-year/yoy) dari Rp164 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Ini menjadi salah satu pencapaian kuartalan tertinggi sejak UUS BTN berdiri.
Pertumbuhan tersebut ditopang oleh pembiayaan yang meningkat 18,2% yoy menjadi Rp46,3 triliun dari Rp39,1 triliun pada kuartal I-2024. Dana pihak ketiga (DPK) BTN Syariah juga tumbuh kuat sebesar 19,9% menjadi Rp51,4 triliun. Kombinasi pertumbuhan ini mendorong kenaikan total aset BTN Syariah menjadi Rp61,2 triliun, meningkat 11,6% yoy dari sebelumnya Rp54,8 triliun.
- Sri Mulyani: AS Mau Ubah WTO demi Kepentingan Sendiri
- Simak, Ini Rincian Zonasi dan Batas Penghasilan Untuk Bisa Beli Rumah Subsidi
- Airlangga: MasterCard dan Visa Bebas Beroperasi, QRIS Bukan Hambatan
Direktur Utama BTN, Nixon Napitupulu, menyatakan bahwa pencapaian ini merupakan bekal kuat untuk spin-off BTN Syariah sebagai BUS. “Kami ingin memastikan bahwa BTN Syariah tidak hanya siap secara operasional, tetapi juga secara bisnis dan struktur keuangan untuk bertumbuh lebih agresif ke depan,” ungkapnya pada Jumat, 25 April 2025.
Sebagai bagian dari persiapan spin-off, BTN juga menyelesaikan akuisisi 100% saham PT Bank Victoria Syariah (BVIS) dengan nilai transaksi yang diperkirakan mencapai Rp1,5 hingga Rp1,6 triliun. Aksi korporasi ini memperkuat struktur bisnis BTN Syariah dan mempercepat pembentukan BUS yang diharapkan dapat mulai beroperasi secara penuh pada semester II tahun ini.
Langkah ini mendapat respons positif dari pelaku pasar. Riset Kiwoom Sekuritas menyebut BTN Syariah sebagai salah satu UUS dengan pertumbuhan paling progresif di Indonesia. Mereka mempertahankan rekomendasi beli untuk saham induk berkodekan BBTN, dengan target harga Rp1.165 per saham.
“Transformasi BTN Syariah menjadi BUS akan membuka potensi ekspansi pembiayaan syariah yang lebih luas, termasuk pembiayaan mikro dan properti berbasis prinsip syariah,” ujar VP Research Kiwoom, Oktavianus Audi dalam risetnya belum lama ini
Selain performa keuangan yang menguat, BTN Syariah juga mendapat dukungan dari tren industri. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan pertumbuhan industri perbankan syariah secara nasional berada di atas 10% sepanjang 2024.
Hal ini memberi momentum tambahan bagi BTN Syariah untuk masuk ke pasar yang semakin terbuka, terutama di segmen milenial muslim dan UMKM halal. Dengan struktur aset yang sehat, pertumbuhan pembiayaan dua digit, dan kesiapan kelembagaan, BTN Syariah dinilai siap menjadi pemain utama dalam peta perbankan syariah nasional setelah spin-off.

Amirudin Zuhri
Editor
