Astra Otoparts (AUTO) Cetak Laba Rp2,03 T di 2024, Apa Penopangnya?
- PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) mencatatkan pertumbuhan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 10,36% menjadi Rp2,03 triliun pada 2024, naik dari Rp1,84 triliun pada tahun sebelumnya.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA - PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) mencatatkan pertumbuhan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 10,36% menjadi Rp2,03 triliun pada 2024, naik dari Rp1,84 triliun pada tahun sebelumnya.
Manajemen anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) dalam laporan kinerja keuangan yang dirilis di Bursa Efek Indonesia menyebutkan bahwa peningkatan laba ini selaras dengan pertumbuhan pendapatan perseroan. AUTO mencatatkan kenaikan pendapatan dari Rp18,64 triliun menjadi Rp19,07 triliun.
Di sisi lain, laba bruto perseroan hingga akhir 2024 tercatat sebesar Rp3,06 triliun, sedikit menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp3,07 triliun.
- Peresmian Danantara Diikuti Penguatan Rupiah
- Produk Tembakau Alternatif Bisa Kurangi Biaya Kesehatan Akibat Merokok
- Danantara Resmi Meluncur, Apa Dampak Bagi Saham Emiten Anggotanya?
Namun, pertumbuhan laba AUTO tetap ditopang oleh peningkatan laba bersih entitas asosiasi dan ventura dari Rp948,15 miliar menjadi Rp1,03 triliun, serta lonjakan penghasilan lain-lain dari Rp131,66 miliar menjadi Rp296,81 miliar.
Sejalan dengan pertumbuhan tersebut, laba per saham AUTO meningkat dari Rp382 menjadi Rp422 per saham. Sebagai perbandingan, saham AUTO ditutup pada harga Rp2.020 per lembar dalam perdagangan di BEI hari ini.
AUTO juga mencatatkan ekspansi aset yang signifikan, dengan total aset meningkat dari Rp19,61 triliun menjadi Rp21,03 triliun hingga akhir 2024. Sementara itu, kewajiban perseroan turut naik dari Rp5,07 triliun menjadi Rp5,44 triliun.
Sebelumnya, Astra Otoparts telah mengadopsi strategi diversifikasi bisnis dengan memperluas cakupan usahanya ke sektor alat kesehatan dan komponen kereta api. Direktur AUTO, Sophie Handili, menyatakan bahwa langkah ini merupakan strategi utama perseroan guna mempertahankan pertumbuhan di tengah tantangan pelemahan pasar otomotif domestik.
Hadapi Persaingan Ketat dari Merek China
Sementara itu, PT Astra International Tbk (ASII) tetap mempertahankan pangsa pasar sekitar 56% dalam dua tahun terakhir, meski menghadapi tekanan dari produsen mobil China seperti BYD, Chery, dan Wuling.
"BYD dan Chery meraih pangsa pasar dengan mengorbankan Hyundai, Suzuki, dan Honda," tulis analis BRI Danareksa Sekuritas.
Di ajang IIMS 2025, booth Toyota dan Honda masih ramai dikunjungi. Toyota meluncurkan Corolla Cross Hybrid, Camry Hybrid, dan Agya Stylix GR, sementara Honda memperkenalkan e:N1, model EV berbasis HR-V. Di sisi lain, merek China juga menarik perhatian, dengan Wuling menghadirkan Air EV terbaru dan BYD memamerkan Sealion.
Untuk menarik konsumen, produsen menawarkan diskon besar. Honda, Hyundai, Wuling, dan Chery memberikan potongan harga Rp30-60 juta, sementara Hyundai dan Toyota menawarkan diskon Rp10-20 juta untuk mobil ber-NIK 2025. Namun, harga mobil tetap naik, dengan kenaikan 2% untuk Hyundai dan Toyota, serta 3% untuk Honda.
Dengan stabilnya pangsa pasar, BRI Danareksa Sekuritas tetap merekomendasikan beli saham ASII dengan target harga Rp5.900. NH Korindo Sekuritas dan Mirae Asset juga mempertahankan rekomendasi beli, dengan target harga masing-masing Rp5.900 dan Rp6.200.

Ananda Astridianka
Editor
