Dunia

Turis Asal Rusia di Bali Alami Kantong Kering Akibat Jeratan Sanksi

  • Sanksi berat yang dialami bank-bank Rusia akibat invasi terhadap Ukraina mulai berdampak pada warganya di luar negeri.
Ilustrasi pariwisata di Bali.
Ilustrasi pariwisata di Bali. (Dok. Kemenparekraf) (Dok. Kemenparekraf)

KUTA - Sanksi berat yang dialami bank-bank Rusia akibat invasi terhadap Ukraina mulai berdampak pada warganya di luar negeri.

Beberapa warga Rusia yang berlibur di Bali kesulitan mencari uang tunai atau beralih ke transaksi menggunakan kripto untuk bertahan hidup, seperti dikutip dari Reuters pada 11 Maret 2022.

Bali yang merupakan destinasi liburan populer bagi warga Rusia yang berbondong-bondong tiba sebelum pandemi dan termasuk yang pertama kembali saat perbatasan mulai dibuka.

Menurut data dari biro statistik, sekitar 1.150 warga Rusia masuk Indonesia pada awal tahun ini.

“Ini telah menjadi masalah serius bagi kami. Keuangan kami benar-benar terdampak – sepertinya benar-benar dibekukan dan kami tidak bisa menggunakannya sama sekali di sini,” ujar salah satu pelancong asal Rusia, Ivanov.

Ia bahkan juga berpikir untuk mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan di negeri orang.

Kedutaan Rusia di Jakarta mengaku bahwa pemerintah menyiapkan dukungan secara langsung.

Juru bicara kedubes Rusia, Denis Tetiushin mengatakan bahwa Bank Pochta milik Rusia menawarkan kartu virtual dengan sistem UnionPay milik China sebagai pengganti Visa atau Mastercard.

“Kartu ini gratis dan orang-orang dapat membuka nya di mana saja,” katanya melalui pesan.

Ekonomi Rusia sedang menghadapi krisis paling parah sejak jatuhnya Uni Soviet pada 1991. Sistem pembayaran internasional, SWIFT telah menghentikan jaringan dengan beberapa bank-bank Rusia. Ditambah Visa dan Mastercard yang memblokir penggunaan kartu di luar negeri yang dikeluarkan oleh bank Rusia sejak 9 Maret lalu.