Dunia

Sulit Cari Senjata, Bantuan Belanda untuk Ukraina Senilai Rp12 Triliun Tidak Bisa Digunakan

  • Industri pertahanan internasional terbebani dua kali lipat oleh permintaan dari negara-negara yang berupaya memperkuat militer mereka sendiri serta memberikan dukungan kepada Ukraina, yang berdampak pada jadwal pengiriman.
artileri ukraina.jpg

JAKARTA- Belanda tidak akan dapat menghabiskan bantuan militer sebesar 750 juta Euro atau sekitar Rp12 triliun (kurs Rp16.700) yang direncanakan untuk Ukraina tahun ini. Alasannya pasar global untuk peralatan pertahanan sangat ketat hingga sulit mendapatkan senajata.

 Menteri Pertahanan Belanda Ruben Brekelmans mengatakan bantuan militer untuk Ukraina telah beralih dari peralatan yang dipasok dari stok ke peralatan yang baru diproduksi. 

“Industri pertahanan internasional terbebani dua kali lipat oleh permintaan dari negara-negara yang berupaya memperkuat militer mereka sendiri serta memberikan dukungan kepada Ukraina, yang berdampak pada jadwal pengiriman,” kata Brekelmans dalam  surat kepada parlemen Belanda  Selasa 3 Desember 2024.

Belanda membayar peralatan setelah pengiriman, dan tidak lagi mampu merealisasikan bantuan militer senilai  750 juta euro yang direncanakan tahun ini. Dana yang tidak terpakai akan ditransfer ke anggaran pertahanan 2025, dan akan tetap ditujukan untuk memberikan dukungan bagi Ukraina.

“Dengan demikian dana tersebut tidak hilang dan tujuan yang direncanakan tetap tidak berubah,” kata Brekelmans dikutip Defense News Kamis 5 Desember 2024.

Industri pertahanan Ukraina menghadapi pasar yang sama ketatnya, menurut menteri Belanda. Meski perusahaan pertahanan lokal akan diuntungkan dari investasi yang signifikan, yang merupakan sesuatu yang sedang dikerjakan Belanda, Ukraina tidak memiliki peralatan dalam jumlah signifikan yang dapat dikirimkan tahun ini.

Belanda telah menjanjikan dukungan militer sebesar €10,4 miliar kepada Ukraina. Dari jumlah itu €9,5 miliar telah terealisasi, dijanjikan secara hukum, atau sedang dinegosiasikan dengan mitra dan pemasok dalam persiapan kesepakatan.

Negara tersebut memiliki rencana untuk sisa 970 juta Euro, yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan mendesak Ukraina, terutama dalam jangka pendek.

"Kebetulan, sebagian besar anggaran yang tersisa ini akan digunakan untuk membeli peralatan langsung dari industri pertahanan Ukraina," kata Brekelmans kepada parlemen. "Meskipun rencana ini belum dalam tahap pelaksanaan, perubahan baru akan menunda pengiriman dukungan militer yang mendesak."

Koalisi pemerintah Belanda telah sepakat untuk terus secara aktif mendukung Ukraina secara politik, militer, finansial dan moral.

Negara-negara di seluruh Eropa telah meningkatkan anggaran pertahanan mereka menyusul serangan Rusia terhadap Ukraina. Menurut Badan Pertahanan Eropa, pengeluaran oleh negara-negara Uni Eropa untuk peralatan diperkirakan  akan naik  menjadi €90 miliar tahun ini. Meningkat dari €61 miliar pada tahun 2023.

Negara-negara Uni Eropa membeli lebih banyak senjata untuk mengisi kembali stok yang menipis dengan memberikan bantuan militer ke Ukraina. Selain itu untuk  mengatasi kesenjangan kemampuan, dan meningkatkan kesiapan menghadapi konflik berintensitas tinggi. 

Pemasok perangkat keras militer Eropa seperti KNDS, Rheinmetall, Saab, dan MBDA semuanya telah melaporkan rekor pemesanan.

Dukungan militer Belanda untuk Ukraina  mencakup 24 pesawat tempur F-16, sistem pertahanan udara Patriot, tank tempur utama termasuk 14 Leopard 2A4, ratusan pengangkut lapis baja beroda rantai YPR, dan dua kapal pemburu ranjau.