Dunia

Perang Dua Kekuatan Nuklir Pecah, India Gempur Pakistan

  • Meskipun sudah diperkirakan India akan melancarkan beberapa jenis aksi militer, intensitas serangan rudal di Pakistan telah mengejutkan banyak orang. 
india pakistan.jpg

JAKARTA- Perang antara dua negara berkekuatan nuklir di Asia pecah.  India melakukan serangan rudal pertamanya ke Pakistan. Pakistan pun segera berjanji akan membalasnya.

Serangan dilakukan pada Rabu 7 Mei 2025 dini hari. Pemerintah India mengatakan pasukannya telah meluncurkan Operasi Sindoor. Sebuah operasi untuk menyerang apa yang mereka sebut sebagia infrastruktur teroris  di Pakistan dan Kashmir.

Dalam sebuah pernyataan, pemerintah India mengatakan sembilan lokasi telah menjadi sasaran. “Tidak ada fasilitas militer Pakistan yang menjadi sasaran,” katanya dikutip. Pernyataan itu menambahkan bahwa serangan itu diperintahkan setelah serangan militan mematikan bulan lalu terhadap wisatawan di Kashmir yang dikelola India.

Di bagian lain angkatan bersenjata Pakistan mengungkapkan sedikitnya delapan warga Pakistan meninggal dan sedikitnya 35 lainnya terluka dalam serangan rudal India. Data itu disampaikan Letnan Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry. Direktur jenderal Hubungan Masyarakat Antar-Layanan (ISPR) Angkatan Bersenjata India. “Militer India menyerang enam lokasi berbeda di Pakistan dan  melancarkan total 24 serangan,” katanya dikutip Aljazeera

Serangan terbesar terjadi di Ahmedpur Sharqia, dekat kota Bahawalpur di provinsi Punjab.  Serangan lainnya terjadi di kota Muridke juga di provinsi Punjab. Dua lokasi di Kashmir yang dikelola Pakistan  Muzzafarabad dan Kotli  juga terkena serangan.

Tidak akan Dibiarkan

Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif  dibagian menyebut India telah melancarkan serangan pengecut ke Pakistan. Tindakan agresi yang kejam ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Dia menegaskan Pakistan memiliki hak mutlak untuk menanggapi serangan India yang tidak beralasan ini dengan tegas. 

Militer Pakistan juga mengklaim pihaknya telah menembak jatuh sedikitnya lima pesawat tempur India. Mereka terdiri dari tiga pesawat Rafale, satu Su-30 dan satu MiG-29. Selain itu juga menahan beberapa tentara India. Namun tidak ada bukti yang disampaikan dari klaim tersebut.

Meskipun sudah diperkirakan India akan melancarkan beberapa jenis aksi militer, intensitas serangan rudal di Pakistan telah mengejutkan banyak orang.  Kedua negara merasa mereka dapat mengelola eskalasi. Tetapi ketegangan meningkat dan sulit untuk memprediksi arah konflik militer. Di masa lalu, Amerika dan negara lain campur tangan untuk mengendalikan mereka. Karena fokus pemerintahan Trump teralihkan karena masalah global lainnya, masih harus dilihat seberapa cepat Washington akan turun tangan untuk meredakan ketegangan. 

Presiden Amerika Donald Trump sendiri menyebut serangan India sebagai tindakan memalukan. Dia juga berharap semuanya bisa segera diselesaikan. Sementara Menteri Luar Negeri Amerika Marco Rubia menambahkan Amerika akan terus bekerja sama dengan pimpinan India dan Pakistan untuk mencapai resolusi damai.

Menteri Luar Negeri UEA Sheikh Abdullah bin Zayed juga menghimbau India dan Pakistan untuk menahan diri, meredakan ketegangan, dan menghindari eskalasi lebih lanjut. Menteri tersebut menekankan pentingnya memperhatikan suara-suara yang menyerukan dialog dan saling pengertian untuk mencegah eskalasi militer, memperkuat stabilitas di Asia Selatan, dan menghindari ketegangan regional lebih lanjut.

Juru bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengatakan dia sangat prihatin dengan operasi militer India melintasi Garis Kontrol dan perbatasan internasional. Dia menyerukan pengendalian militer yang maksimal dari kedua negara. Dunia tidak mampu menanggung konfrontasi militer antara India dan Pakistan.