Ini di Mongolia, Bukan di Konoha; Perdana Menteri Mundur Gara-Gara Liburan Mewah Putranya
- Para pengunjuk rasa mempertanyakan bagaimana keluarga Oyun-Erdene mampu membiayai kehidupan mewah seperti itu. Media lokal melaporkan bahwa badan antikorupsi negara itu telah menyelidiki keuangan mereka.

Amirudin Zuhri
Author


JAKARTA- Ada kisah di sebuah negeri, rakyat marah karena anak seorang pejabat publik hidup bermewah-mewah tanpa empati. Sang pejabat tidak peduli dan tetap duduk manis menikmati gaji dan fasilitas dari pajak rakyat. Tidak demikian dengan di Mongolia.
Perdana Menteri Mongolia Luvsannamsrain Oyun-Erdene memilih mengundurkan diri setelah foto-foto media sosial tentang gaya hidup mewah putranya memicu penyelidikan antikorupsi. Selain itu protes massa selama berminggu-minggu.
Luvsannamsrain Oyun-Erdene yang membantah melakukan kesalahan, kalah dalam mosi tidak percaya di parlemen pada Selasa 3 Juni 2025. Foto-foto viral tersebut dimaksudkan untuk memperlihatkan putra Oyun-Erdene dan pacarnya memamerkan tas bahu Dior hitam dan beberapa tas belanja saat liburan pertunangan mereka.
Para pengunjuk rasa mempertanyakan bagaimana keluarga Oyun-Erdene mampu membiayai kehidupan mewah seperti itu. Media lokal melaporkan bahwa badan antikorupsi negara itu telah menyelidiki keuangan mereka.
- Mengupas Konsistensi Dividen Unilever Indonesia (UNVR) Selama 10 Tahun Terakhir
- Inovasi Desain Penting untuk Siasati Menciutnya Rumah Subsidi
- Hati-Hati Lowongan Kerja Palsu di Tengah Badai PHK, Begini Ciri dan Cara Hindarinya
Foto tas Dior yang kabarnya diunggah oleh sang pacar itu diberi judul: "Selamat ulang tahun untukku". Foto lainnya diduga memperlihatkan pasangan itu berciuman di kolam renang. Gambar-gambar tersebut telah dibagikan di media sosial dan dipublikasikan oleh media lokal.
Selama pemungutan suara mosi tidak percaya pada hari Selasa, 44 dari 88 anggota parlemen yang ikut serta dalam pemungutan suara rahasia memilih Oyun-Erdene, sementara 38 lainnya memilih menentangnya. Ia membutuhkan dukungan dari sedikitnya 64 dari 126 anggota parlemen.
"Merupakan suatu kehormatan untuk mengabdi kepada negara dan rakyat saya di masa-masa sulit, termasuk pandemi, perang, dan tarif," katanya setelah pemungutan suara.
Ratusan pengunjuk rasa, banyak dari mereka adalah kaum muda, telah turun ke jalan selama dua minggu sebelum pemungutan suara, menuntut pengunduran diri Oyun-Erdene.
Oyun-Erdene telah menepis tuduhan korupsi dan menuduh para kritikus melancarkan kampanye kotor terhadap dirinya.
Menurut Transparency International, Mongolia telah mengalami korupsi yang semakin parah sejak Oyun-Erdene berkuasa. Tahun lalu, negara itu menduduki peringkat ke-114 dari 180 negara dalam hal transparansi pemerintahan.
Sebagai bekas negara komunis yang diapit antara Rusia dan China, Mongolia telah beralih ke demokrasi sejak runtuhnya Uni Soviet pada awal 1990-an.
Korupsi merupakan masalah yang terus-menerus terjadi. Tahun lalu, jaksa penuntut AS berusaha menyita dua apartemen mantan Perdana Menteri Mongolia Sukhbaatar Batbold di New York yang diduga dibelinya menggunakan dana pertambangan yang dicuri. Batbold, yang menjabat dari tahun 2012 hingga 2015, membantah melakukan kesalahan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Mongolia berupaya membangun hubungan yang lebih dekat dengan Barat, dengan menjadikan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa sebagai bagian dari kebijakan luar negeri "tetangga ketiga".
By the way alias omong-omong, sepertinya sering anak pejabat di sebuah negeri pamer hidup bermewah-mewah. Naik private jet, menyantap menu super mahal, hingga berpakaian yang harganya ratusan kali gaji buruh. Negeri manakah itu? Konoha mungkin.
