Tidak Naikkan Premi, Prudential Lebih Pilih Cara Ini untuk Bertahan di Tengah Dinamika Global
- Dalam menghadapi tantangan ekonomi, Prudential menitikberatkan pada efisiensi internal serta inovasi produk yang sesuai dengan kondisi pasar. Tony menjelaskan bahwa efisiensi tersebut tidak hanya dilakukan pada aspek operasional, tetapi juga dalam desain produk dan proses penyampaian layanan kepada nasabah.

Idham Nur Indrajaya
Author


JAKARTA - Situasi ekonomi Indonesia yang melambat akibat tekanan global dan penurunan daya beli masyarakat tak luput dari perhatian pelaku industri asuransi. CEO Prudential Indonesia, Tony Benitez, mengakui bahwa kondisi ekonomi dan geopolitik saat ini turut menimbulkan tantangan tersendiri bagi industri keuangan, termasuk sektor asuransi.
“Situasi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi merupakan dinamika global yang dipengaruhi juga oleh kebijakan tarif Amerika Serikat. Namun, kami memilih untuk fokus pada hal-hal yang bisa kami kendalikan,” ujar Tony seusai konferensi pers paparan kinerja Prudential Indonesia tahun 2024 di Jakarta, Kamis, 8 Mei 2025.
Menurutnya, Prudential telah melakukan berbagai langkah strategis untuk tetap tumbuh di tengah tekanan ekonomi. “Kami kini jauh lebih efisien dibanding sebelumnya. Kami memiliki kontrol yang lebih baik atas biaya dan pengeluaran. Selain itu, kami terus mengembangkan produk dan layanan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dari berbagai segmen,” tambahnya.
- Begini Cara AFPI Perkuat Industri Fintech Lending Melalui AI
- Apa Itu Worldcoin? Bagaimana Cara Kerja dan Tujuannya?
- Deposito Krom Bank Meroket 41,6 Persen, Bank Digital Semakin Digandrungi
Strategi Efisiensi dan Fokus pada Relevansi Produk
Dalam menghadapi tantangan ekonomi, Prudential menitikberatkan pada efisiensi internal serta inovasi produk yang sesuai dengan kondisi pasar. Tony menjelaskan bahwa efisiensi tersebut tidak hanya dilakukan pada aspek operasional, tetapi juga dalam desain produk dan proses penyampaian layanan kepada nasabah.
“Dengan efisiensi ini, kami bisa menghadirkan produk yang lebih terjangkau untuk semua segmen masyarakat. Kami juga mengoptimalkan hubungan dengan reasuradur agar bisa mendapatkan tarif yang lebih baik,” katanya.
Selain itu, Prudential juga meningkatkan relevansi produk dengan mengedepankan kebutuhan konsumen yang semakin beragam. “Kami berupaya menyesuaikan produk dan pendekatan layanan agar benar-benar menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat saat ini,” ujar Tony.
Pertumbuhan Premi Baru dan Manajemen Klaim Jadi Pilar Utama
Chief Financial Officer (CFO) Prudential Indonesia, Adit Trivedi, memaparkan bahwa perusahaan mencatat kinerja yang kuat dari sisi bisnis baru. “Untuk bisnis baru, kami mencatat pertumbuhan APE (Annual Premium Equivalent) sebesar 17%. Hingga April 2024, pertumbuhannya sebesar 42% secara year-to-date,” jelas Adit.
Prudential mencetak laba hingga Rp1,6 triliun pada 2024, dan untuk mencapai angka tersebut, perusahaan mengandalkan tiga pilar utama: pertumbuhan premi bisnis baru, efisiensi manajemen klaim, serta kontrol biaya operasional yang ketat.
“Manajemen klaim menjadi salah satu area yang kami kelola dengan sangat hati-hati. Kami menjalin kerja sama erat dengan rumah sakit agar biaya tetap terkendali, dan tetap memberikan pelayanan yang baik kepada nasabah,” tambah Tony.
Kinerja Investasi Stabil, Eksposur ke Luar Negeri Minim
Dalam kondisi pasar yang fluktuatif, Prudential juga menunjukkan ketahanan dari sisi portofolio investasi. Adit menyebutkan bahwa sebagian besar dana nasabah diinvestasikan secara konservatif dan tidak banyak terekspos ke pasar Amerika Serikat.
“Sebagian besar dana kami dikelola di Indonesia. Kami hanya memiliki eksposur kecil terhadap pasar luar negeri, seperti di sektor farmasi,” ungkapnya.
Baca Juga: China Pakai Dana Asuransi untuk Stabilkan Pasar Saham, Bisa Diterapkan di RI?
Sementara itu, tim investasi Prudential menambahkan bahwa mereka secara aktif memberikan edukasi kepada nasabah mengenai kondisi pasar dan pilihan investasi. “Kami rutin memberikan update kepada tim pemasaran, dan juga mengadakan sesi edukasi bersama manajer investasi agar nasabah bisa mengambil keputusan berdasarkan informasi yang akurat,” ujar salah satu perwakilan tim investasi Prudential.
Hingga saat ini, sekitar 55% dari portofolio investasi Prudential dialokasikan ke saham (equity), sementara sisanya ke instrumen pendapatan tetap (fixed income) dengan tenor jangka menengah hingga panjang.
Tidak Ada Penyesuaian Harga Produk
Menanggapi pertanyaan terkait kemungkinan penyesuaian harga akibat volatilitas pasar, Adit menegaskan bahwa Prudential tetap mempertahankan harga produk investasinya. “Tidak ada perubahan harga. Produk tetap seperti semula. Bahkan, kinerja dana luar negeri kami cukup baik, dan dana domestik kami masuk dalam peringkat atas pada kuartal I di kategori masing-masing,” tegasnya.
Hal ini menunjukkan bahwa strategi pengelolaan dana Prudential tetap kompetitif, meski pasar mengalami koreksi pada awal tahun.
Saluran Distribusi dan Komitmen untuk Semua Segmen
Dalam hal distribusi, Prudential masih mengandalkan agen sebagai saluran utama. Selain itu, mereka juga mengembangkan kanal bancassurance (kemitraan dengan bank), bisnis korporasi, dan telemarketing meskipun porsinya masih kecil.
“Distribusi melalui agen tetap menjadi tulang punggung kami. Namun, kami juga terus memperkuat kemitraan dengan perbankan dan korporasi,” ujar Adit.
Tony menambahkan bahwa perusahaan tetap berkomitmen untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat. “Kami percaya bahwa setiap individu berhak mendapatkan perlindungan finansial. Ini selaras dengan semangat kami: For Every Life, For Every Future,” ujarnya.
- Contoh Pidato Hari Pendidikan Nasional 2025
- Prospek Emiten DEWA Milik Grup Bakrie di Tengah Transformasi Bisnis dan Kolaborasi Strategis
- Menyambut Hari Pendidikan Nasional, Berikut 5 Film Indonesia Bertema Pendidikan
Menatap 2025 dengan Optimisme
Dengan mengandalkan efisiensi internal, inovasi produk, serta pengelolaan investasi dan klaim yang cermat, Prudential Indonesia menatap 2025 dengan penuh optimisme. Strategi berlapis yang dijalankan perusahaan diyakini akan mampu menjaga keberlanjutan bisnis di tengah berbagai ketidakpastian ekonomi global.
“Melalui tiga pilar utama kami—desain produk yang relevan, manajemen klaim yang efisien, dan kendali biaya operasional—kami percaya bisa mempertahankan kinerja laba seperti tahun sebelumnya,” pungkas Tony.

Ananda Astridianka
Editor
