Mengintip Strategi Investasi Unit Link Allianz di Tengah Tekanan Ekonomi Global
- Menghadapi volatilitas pasar yang tinggi akibat ketegangan geopolitik, kebijakan suku bunga The Fed, dan transisi pemerintahan AS, Allianz menerapkan strategi yang berbeda untuk masing-masing jenis subdana. Untuk subdana dengan underlying saham, perusahaan memilih pendekatan tactical underweight dan selektif terhadap sektor-sektor defensif.

Idham Nur Indrajaya
Author


JAKARTA - Allianz Indonesia menegaskan komitmennya dalam menjaga kinerja dana kelolaan, khususnya produk unit link, melalui strategi investasi yang dinamis dan berorientasi jangka panjang. Di tengah ketidakpastian pasar global sepanjang 2024, perusahaan menerapkan pendekatan fundamental yang hati-hati untuk memastikan portofolio tetap resilien sekaligus menguntungkan bagi nasabah.
“Allianz Indonesia terus memantau dampak kebijakan global terhadap pertumbuhan ekonomi dan pasar modal Indonesia dengan tetap menerapkan pendekatan fundamental, strategi yang dinamis dan mengutamakan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan risiko,” ujar Ni Made Daryanti, Chief Investment Officer Allianz Indonesia melalui pernyataan tertulis yang diterima TrenAsia, Jumat, 25 April 2025.
- Rebound Pasca-Lebaran, Saham BBRI Cs Jadi Motor Penguatan IHSG April 2025
- Ironi, Harga Beras Tinggi Kala Surplus Nasional
- Efisiensi Berbuah Manis, UNVR Catat Laba Rp1,24 Triliun di Kuartal I-2025
Strategi Taktis di Tengah Ketidakpastian Global
Menghadapi volatilitas pasar yang tinggi akibat ketegangan geopolitik, kebijakan suku bunga The Fed, dan transisi pemerintahan AS, Allianz menerapkan strategi yang berbeda untuk masing-masing jenis subdana. Untuk subdana dengan underlying saham, perusahaan memilih pendekatan tactical underweight dan selektif terhadap sektor-sektor defensif.
“Kami secara taktis mengurangi bobot dan secara selektif lebih defensif. Kami mendukung perusahaan yang memiliki neraca kuat dan tata kelola perusahaan yang baik,” lanjut Ni Made Daryanti.
Sementara itu, untuk subdana dengan underlying pendapatan tetap, Allianz Indonesia mengambil posisi netral guna mengantisipasi kemungkinan volatilitas yang lebih tinggi ke depan serta ekspektasi terhadap penurunan suku bunga yang lebih lambat.
Kinerja Unit Link Allianz Indonesia Sepanjang 2024
Berdasarkan laporan keuangan 2024, Allianz Indonesia mencatatkan total dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) sebesar Rp39,8 triliun, mencakup Allianz Life, Allianz Syariah, dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).
Dari total dana tersebut, terdapat 51 jenis unit link fund yang dikelola. Tiga fund dengan dana kelolaan terbesar adalah:
- Smartlink Rupiah Equity Fund: Rp6,9 triliun
- Smartlink Rupiah Fixed Income Fund: Rp1,8 triliun
- Smartlink Rupiah Balanced Fund: Rp1,5 triliun
Dari sisi pertumbuhan unit, Smartlink Rupiah Fixed Income Fund mencatat kenaikan sebesar 34,5% dibanding tahun 2023. Di sisi lain, Smartlink Rupiah Equity Fund dan Balanced Fund masing-masing mengalami penurunan 6,2% dan 4,9%.
“Kenaikan unit pada Smartlink Rupiah Fixed Income sejalan dengan kondisi pasar yang cukup menantang di 2024 sehingga nasabah memilih fund yang lebih konservatif,” jelas Ni Made.
Situasi Ekonomi Global dan Implikasinya terhadap Strategi Investasi
Tahun 2024 ditandai oleh berbagai tekanan eksternal yang signifikan. Terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat, kebijakan proteksionis, dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah menjadi faktor utama yang memengaruhi volatilitas pasar.
Sementara itu, Bank Indonesia melakukan penyesuaian suku bunga dengan menaikkan suku bunga pada April 2024, lalu menurunkannya ke level 6% pada September 2024. Namun, rupiah tetap melemah hingga Rp16.157 per dolar AS, dengan depresiasi tahunan sebesar 4,81%.
Tingkat inflasi juga mencatat penurunan tajam. Setelah sempat menyentuh 3,05% pada Maret 2024, inflasi tahunan turun hingga 1,57% di Desember. Kondisi ini turut memengaruhi daya beli masyarakat, terutama di segmen menengah bawah.
Baca Juga: Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia Tertekan, Tapi Masih Bertahan
Performa Pasar Modal dan Obligasi
IHSG sempat menyentuh rekor tertinggi di level 7.905 pada September 2024, namun akhirnya ditutup dengan koreksi -2,65% di level 7.080. Koreksi ini disebabkan oleh aksi wait and see dari investor asing pasca-Pemilu AS.
Pasar obligasi memberikan sinyal positif, dengan indeks IBPA Indonesia Government Bond mencatatkan return sebesar 4,64% YoY, meski yield obligasi naik hingga 7% karena kekhawatiran atas kebijakan AS dan inflasi global. Kepemilikan asing atas obligasi pemerintah pun turun dari 14,93% menjadi 14,52%.
Di sisi lain, pasar sukuk mencatat kinerja baik. Indeks IBPA Govt Sukuk (IGSIX) ditutup dengan return positif sebesar +6,1% sepanjang 2024.
Proyeksi 2025: Masih Penuh Ketidakpastian
Allianz memproyeksikan bahwa tahun 2025 akan tetap diwarnai oleh tantangan, terutama dari kebijakan fiskal dan tarif dagang pemerintahan Trump, pelemahan ekonomi Tiongkok, serta ketegangan geopolitik yang belum mereda.
Untuk mengantisipasi ini, Allianz Indonesia memperkirakan penurunan suku bunga lebih lanjut dari The Fed sebesar 50bps, dan dari Bank Indonesia sebesar 50bps sepanjang 2025.
Beberapa indikator makroekonomi yang menjadi perhatian Allianz Indonesia antara lain:
- Kebijakan fiskal dan anggaran pemerintah RI
- Revisi UU TNI dan dampaknya terhadap iklim investasi
- Implementasi Danantara (Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara)
Edukasi Nasabah: Fokus Jangka Panjang Tetap Penting
Allianz Indonesia menekankan pentingnya edukasi kepada nasabah untuk melihat produk unit link sebagai bagian dari strategi keuangan jangka panjang. Meskipun gejolak pasar memengaruhi nilai pasar aset investasi dalam jangka pendek, fokus pada proteksi dan pertumbuhan berkelanjutan tetap menjadi prinsip utama.
“Nasabah disarankan untuk secara berkala meninjau tujuan investasi, jangka waktu, toleransi risiko, dan alokasi aset sesuai dengan profil masing-masing. Jika dibutuhkan, sesuaikan strategi pembayaran premi untuk menjaga stabilitas portofolio,” ujar perwakilan Allianz Indonesia.
Allianz juga mendorong nasabah untuk melihat momen saat harga aset rendah sebagai kesempatan melakukan top-up dana investasi agar bisa memperoleh manfaat saat pasar rebound di masa depan.
- Bukan di LK21, Layarkaca21 dan LokLok, Berikut Cara Nonton Weak Hero Class 2 dengan Aman
- LK21, LokLok, dan Oppadrama Ilegal, Berikut Cara Nonton Drakor Crushology 101
- Skandal Kredit Fiktif Bank Jatim Sentuh Rp569,4 Miliar
Pengakuan Atas Kinerja
Sebagai bukti atas kinerja positifnya, Allianz Life Indonesia meraih sejumlah penghargaan bergengsi, antara lain:
Dari Investortrust dalam ajang Best Unit Link Award 2024:
- Smartwealth Equity IndoGlobal Fund: kategori Saham IDR Konvensional (periode 5, 7, dan 10 tahun)
- Smartwealth Equity Indoasia Fund (USD): kategori Saham USD (periode 10 tahun)
- Smartwealth Dollar Multi Asset Fund: kategori Campuran USD (periode 5 tahun)
- Smartwealth Dollar US Bond Fund: kategori Pendapatan Tetap USD (periode 3 tahun)
- GroupLink Money Market Fund: kategori Pasar Uang IDR Konvensional (periode 5 tahun)
Dari Media Asuransi dalam Unit Link Award 2025:
- Smartwealth Dollar Equity World Opportunities Fund: kategori Unitlink Saham Dolar AS
- Smartwealth Dollar US Bond Fund: kategori Unitlink Pendapatan Tetap Dolar AS
- GroupLink Money Market Fund: kategori Unitlink Pasar Uang Rupiah
- Smartwealth Equity Indoglobal Class B Fund: kategori Unitlink Saham Rupiah
- Smartwealth Dollar Multi Asset Fund: kategori Unitlink Campuran Dolar AS

Amirudin Zuhri
Editor
