Hasil Investasi Asuransi Jiwa Merosot, Unit Link Diprediksi Masih Jadi Tulang Punggung Asuransi
- Menghadapi kondisi penurunan hasil investasi tersebut, OJK menegaskan terus melakukan pemantauan terhadap stabilitas sektor asuransi. Langkah ini diambil untuk memastikan perlindungan terhadap kepentingan pemegang polis di tengah dinamika pasar.

Idham Nur Indrajaya
Author


JAKARTA — Hasil investasi industri asuransi jiwa mengalami tekanan cukup berat sepanjang 2024, seiring dengan melemahnya pasar modal domestik. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan bahwa meskipun tantangan masih membayangi, prospek produk asuransi jiwa berbasis investasi seperti unit link tetap menarik di tahun 2025.
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) OJK, Ogi Prastomiyono, mengungkapkan penurunan kinerja investasi asuransi jiwa utamanya disebabkan oleh pelemahan pasar modal.
"Penurunan investasi asuransi jiwa terutama disebabkan oleh melemahnya kondisi pasar modal domestik, yang mempengaruhi kinerja investasi di saham dan reksadana, sebagai instrumen mayoritas di asuransi jiwa," ujar Ogi melalui jawaban tertulis, dikutip Senin, 28 April 2025.
Ia menambahkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 2024 tercatat turun 14,29% secara tahunan (yoy).
- Di Antara Tuduhan dan Jasa Besar, Apakah Layak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional?
- Daftar Group K-Pop yang Comeback Mei 2025, Ada MEOVV hingga BOYNEXTDOOR
- Daftar Kota Paling Wangi di Dunia, dari Athena hingga Paris
OJK Awasi Stabilitas Industri Asuransi
Menghadapi kondisi tersebut, OJK menegaskan terus melakukan pemantauan terhadap stabilitas sektor asuransi. Langkah ini diambil untuk memastikan perlindungan terhadap kepentingan pemegang polis di tengah dinamika pasar.
"Saat ini OJK terus memperkuat stabilitas asuransi secara umum untuk menjaga kepentingan pemegang polis," kata Ogi.
Berdasarkan data per Februari 2025, imbal hasil investasi (investment yield) asuransi jiwa tercatat minus 1,19%, sementara asuransi umum masih mencatatkan hasil positif sebesar 0,90%.
Proyeksi Hasil Investasi Asuransi di 2025
Meski pasar modal belum sepenuhnya pulih, OJK memproyeksikan hasil investasi industri asuransi akan membaik pada 2025. Produk unit link, yang menjadi salah satu andalan perusahaan asuransi jiwa, diperkirakan tetap menarik minat masyarakat.
"Produk unit link diproyeksikan tetap menjadi produk unggulan bagi industri asuransi jiwa pada tahun 2025, dengan porsi sekitar 26-28% dari total premi," jelas Ogi.
Baca Juga: Dunia Goyang, Investasi Lesu: Ini Jurus Tugu Insurance Tetap Tumbuh Tanpa Bebani Konsumen
Prediksi OECD dan Dampaknya bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi mengalami perlambatan. Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 menjadi 4,9% dari sebelumnya 5,2%.
Menurut Ogi, pelemahan ekonomi ini juga berdampak pada lembaga jasa keuangan non-bank, seperti dana pensiun dan asuransi.
"Untuk dana pensiun, pertumbuhan ekonomi yang melambat bisa menurunkan imbal hasil investasi, sehingga mengurangi kemampuan dana pensiun dalam memenuhi kewajiban jangka panjang," jelasnya.
Sementara di industri asuransi, pelemahan pasar dapat memengaruhi hasil investasi produk unit link dan meningkatkan risiko penarikan nilai tunai. Menurunnya daya beli masyarakat juga berpotensi menekan permintaan produk-produk asuransi berbasis investasi.
Kinerja Premi Unit link Masih Tumbuh
Meski diwarnai tantangan, premi unit link tetap menunjukkan tren membaik di 2024. Hingga akhir tahun, total premi unit link tercatat mencapai Rp51,8 triliun atau setara dengan 28% dari total premi asuransi jiwa.
"Secara yoy, premi unit link memang masih tumbuh negatif, namun sepanjang tahun 2024, ada tren peningkatan," ungkap Ogi.
Untuk tahun 2025, unit link diperkirakan tetap menjadi salah satu produk unggulan meskipun porsinya stabil di kisaran 26-28% dari total premi industri asuransi jiwa.
Prospek Produk Tradisional Meningkat
Selain unit link, produk asuransi tradisional seperti endowment juga menunjukkan kinerja positif. Endowment kini menyumbang 31% dari total premi asuransi jiwa, meningkat setelah perusahaan asuransi melakukan rekonstruksi produk unit link.
"Kedua produk ini, baik unit link maupun endowment, akan menjadi tulang punggung sumber premi bagi industri asuransi jiwa ke depan," tambah Ogi.
- Sejarah QRIS yang Disoroti Amerika Serikat
- RUPS Kelar, Petrosea (PTRO) Siap Bagi Dividen Bulan Mei
- Paus Fransiskus Meninggal, Siapa yang Memimpin Gereja Katolik Selanjutnya?
Mitigasi Risiko di Tengah Fluktuasi Pasar Modal
Menghadapi kondisi pasar yang tidak stabil, OJK mendorong perusahaan asuransi jiwa untuk menerapkan langkah-langkah mitigasi risiko yang lebih ketat.
Ogi menekankan pentingnya pengelolaan portofolio investasi yang lebih berhati-hati, diversifikasi investasi, serta transparansi terhadap pemegang polis mengenai risiko investasi produk unit link.
"Kondisi pasar yang kurang kondusif berpotensi menyebabkan peningkatan klaim melalui mekanisme penarikan nilai tunai, mengingat volatilitas pasar modal yang dapat mempengaruhi nilai investasi dalam produk unit link," tegasnya.

Amirudin Zuhri
Editor
