DREAN.png

JAKARTA – CEO Mandiri Capital Indonesia, Eddi Danusaputro mengatakan bahwa mayoritas <a rel="noreferrer noopener" href="https://www.trenasia.com/unicorn-dan-decacorn-2020-siapa-di-balik-startup-kakap-ini/" target="_blank">perusahaan rintisan teknologi</a> alias start up gagal bertahan. Bahkan, hanya sekitar 5% pelaku start up yang berhasil mempertahankan perusahaannya dan meraih kesuksesan.



“Statistik luar negeri 95 persen gagal dan 5 persen sukses. Hal ini karena (start up tersebut) tidak dapat menjawab kebutuhan pasar atau memberikan solusi yang tidak tepat untuk pasarnya,” ujarnya dalam sebuah webinar beberapa waktu lalu.



Menurutnya, ada banyak faktor yang membuat <a href="https://www.trenasia.com/startup-pendidikan-status-unicorn-dikejar-saat-wabah-justru-kian-bersinar/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">start up</a> menjadi gagal. Salah satunya karena tidak memiliki model bisnis yang tepat dan kemampuan adaptasi dalam menyikapi tuntutan masyarakat. Kesulitan tersebut, katanya, kian bertambah dengan adanya kondisi pandemi seperti sekarang ini.


<ul class="wp-block-latest-posts__list wp-block-latest-posts"><li><a href="https://www.trenasia.com/bangun-infrastruktur-baru-google-perluas-layanan-cloud-di-india/">Bangun Infrastruktur Baru, Google Perluas Layanan Cloud di India</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/bantu-start-up-erick-refocusing-telkom-dan-telkomsel/">Bantu Start Up, Erick Refocusing Telkom dan Telkomsel</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/booming-tren-daring-serial-5-sdm-dan-infrastruktur-tertinggal-perlindungan-data-tak-andal/">Booming Tren Daring (Serial 5): SDM dan Infrastruktur Tertinggal, Perlindungan Data Tak Andal</a></li>
</ul>


Eddi menyebut bahwa sebuah start up harus mampu menyelesaikan permasalahan masyarakat luas, sehingga mendapatkan pasar yang lebih besar. Pasalnya, saat ini masih banyak <a href="https://www.trenasia.com/startup-telemedis-laris-manis-siap-susul-gojek-jadi-unicorn-gres/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">start up</a> yang berorientasi pada pasar lebih kecil sehingga sulit diterima masyarakat.



Padahal, sambung Eddi, dengan potensi pasar luas, entitas start up dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan rintisan berbasis teknologi tersebut.



“Kalau salah pasar itu susah baliknya. Market&#8211;nya harus tahu lower-end atau high-end. Kalau lower-end harus berani bakar uang, adapun untuk high-end buat produknya harus benar-benar bagus,” tambahnya.


<ul class="wp-block-latest-posts__list wp-block-latest-posts"><li><a href="https://www.trenasia.com/online-trends-are-booming-serial-1-exploring-the-drivers-of-indonesias-digital-economy/">Online Trends are Booming (Serial 1): Exploring the Drivers of Indonesia&#8217;s Digital Economy</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/ugm-jadikan-wisma-kagama-dan-uc-hotel-sebagai-selter-covid-19/">UGM Jadikan Wisma Kagama dan UC Hotel Sebagai Selter COVID-19</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/bangun-infrastruktur-baru-google-perluas-layanan-cloud-di-india/">Bangun Infrastruktur Baru, Google Perluas Layanan Cloud di India</a></li>
</ul>


Sementara itu, alasan suksesnya sebuah start up karena para pendirinya memahami cara menangkap peluang bisnis, memiliki tim yang tepat, inovasi, model bisnis yang baik, serta pendanaan yang cukup.



Sebagai informasi tambahan, saat ini <a href="https://www.trenasia.com/mandiri-capital-investasi-di-startup-fintech-investree-hingga-gojek-rp1-triliun/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Mandiri Capital Indonesia</a> yang merupakan perusahaan modal ventura milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) itu telah melakukan pendanaan ke 14 start up dengan total investasi sebesar Rp1 triliun.



Adapun nama-nama start up yang telah di danai oleh Mandiri Capital Indonesia seperti Mekari, Crowde, Amartha, hingga Gojek. (SKO)

Ilustrasi startup terbesar di dunia 2020 / Istimewa

ilustrasi-startup

Bikin Usaha Rintisan Jadi Tren, Hanya 5 Persen Sukses.. Begini Sulitnya Bangun Bisnis Start Up

Saat ini Mandiri Capital Indonesia yang merupakan perusahaan modal ventura pelat merah itu telah melakukan pendanaan ke 14 start up dengan total investasi sebesar Rp1 triliun.